Mohon tunggu...
Bambang Haryanto
Bambang Haryanto Mohon Tunggu... -

Nama asli : Bambang Haryanto. Penulis humor. Menulis buku Bom Tawa Dari Afrika sd Rusia (USA, 1987) dan Ledakan Tawa Dari Dunia Satwa (Andi, 1987). Buku ketiganya, Komedikus Erektus : Dagelan Republik Kacau Balau (Etera Imania,2010). Buku keempat, Komedikus Erektus 2 : Dagelan Republik Semangkin Kacau Balau, terbit Januari 2012. Tercatat di Museum Rekor Indonesia sebagai pencetus Hari Suporter Nasional 12 Juli (2000) dan Hari Epistoholik Indonesia 27 Januari (2005). Berdomisili di Wonogiri. Blog lainnya : Komedikus Erektus di : http://komedian.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lelucon iPad dan Piala Dunia Tawa

7 Mei 2010   03:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komedian itu mirip wartawan.
Sama-sama suka kabar buruk.

Tentang wartawan, saya akan mengutip isi blog kawan maya saya, Ira Lathief. Ia telah menghasilkan buku yang menarik.

Antara lain : Tukul Arwana : Kumis Lele Rezeki Arwana (Biografi, 2007),  Kumpulan Rayuan Gombal(2007), Tebak-Tebakan Gokil Abiz Plus Humor Buat Gaul (2008), Kumpulan Rayuan Super Gombal (2009), Tebak-Tebakan & SMS Kocak  (2009) dan <i>Kumpulan Status Facebook Paling Seru (2009).

Ira yang memiliki blog dengan slogan "think globally, laugh locally" telah pula berkenan menulis endorsement yang inspiratif dan insinuatif untuk buku saya, Komedikus Erektus, yang kini dalam perampungan akhir oleh Faried Wijdan dan kawan-kawan di Etera Imania dan menunggu diluncurkan.

Ketika Ira Lathief menulis pengalamannya sebagai relawan di Aceh pasca-tsunami, ia sempat menyentil tentang membeludaknya kabar buruk tentang negeri ini yang mampir di benaknya dan atmosfir tempat dia bekerja. Ira menulis :

"Belakangan kayaknya kita 'dibombardir' rentetan berita buruk dari berbagai media massa. Ditambah lagi ….. orang "berlomba-lomba" mengkritik dan saling menyalahkan. ABCDEF. Aduh Booo…..Cape Deyyyy…Eikee Fusyiing!!! Koq…..seakan-akan bangsa ini gak berenti2 dirundung kemalangan :( TANYA KENAPA???

Berita buruk dan segala macam kritik adalah 'makanan' aku sehari-hari. Di lingkungan dunia pemberitaan yang bergelut dengan rating, tempatku mengais-ngais intan dan berlian, aku udah "kenyang" dikondisikan untuk mencari segala kekurangan dan kelemahan dari sebuah peristiwa atau juga orang lain. Well…bad news is always a good news, what can I say!

I love my job, I love what I'm doing. Tapi, sebenernya lingkungan seperti ini sangat memungkinkan aku untuk menjadi pribadi yang juga "negatif", kalo saja aku gak bisa 'menyiasatinya.' Untungnya, aku masih 'diselamatkan' oleh orang-orang luar biasa, yang selalu 'menyadarkan,' bahwa bertindak dan berbuat sesuatu adalah jauh lebih berarti daripada sekedar mengkritik."

Ira yang beruntung. Beruntung pula mereka yang mau menjalani nasehat Andrew Weil, M.D. Ia ibarat sosok "nabi" dalam kancah pengobatan alternatif dunia, walau sebenarnya ia lulusan fakultas kedokteran Universitas Harvard. Dalam wawancara dengan majalah Housekeeping beberapa waktu lalu, di mana saya lupa mencatat nomor edisinya, tetapi saya fotokopi dari Perpustakaan LIA Jakarta Timur, 14 Januari 1998, ia mengajukan hal yang menarik dan kontroversial.

Sambil merujuk isi buku Weil terbaru yang laris, berjudul <i>8 Weeks to Optimum Health</i>, Bonnie Rubin, si pewawancara, mengutarakan bahwa Andrew Weil menganjurkan agar orang  puasa berita. Yaitu absen dari membaca media cetak, tidak mendengarkan radio dan absen nonton televisi, sebagai cara memperoleh ketenangan yang lebih optimal.

"Tetapi bukankah terlibat secara aktif dengan keadaan yang terjadi di  dunia merupakan nilai plus ?," tanya Bonnie Rubin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun