Sebelum pembukaan resmi dari MENPAREKRAF, konferensi tersebut telah menghadirkan banyak kata sambutan melalui video baik yang mewakili Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut Binsar Pandjaitan.
Perwakilan Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi, anggota DPR Bapak Sofyan Tan dan Bapak Djohar Arifin Husin, Kepala Dinas Pariwisata Sumut Bapak Zumry Sulthony dan Direktur UNESCO Jakarta Bapak Mohammed Djelid.
Dalam konferensi tersebut, seharusnya hadir tujuh Bupati dari seluruh kawasan Danau Toba, namun yang tampak hadir hanya Bupati Dairi Bapak Eddy Keleng Ate Berutu dan Bupati Karo Cory Sebayang.
Sebelum masuk ke acara inti, hadir Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF Ibu Rizki Handayani yang menyampaikan tujuan dan konsep dari pagelaran "International Conference Heritage of Toba".
Melalui konferensi ini, jelas Ibu Rizki Handayani mendiskusikan potensi besar dari Danau Toba sebagai Global Geopark atau taman bumi dunia karena punya tiga unsur yaitu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity, dan destinasi wisata super prioritas.
Ibu Rizki dan tim saat ini tengah menyiapkan produk wisata tematik Geopark Kaldera Toba seperti mengusahakan agar wisatawan pulang membawa produk khas buatan warga lokal, meningkatkan fasilitas wisata seperti toilet yang layak, dan mengembangkan kuliner khas Toba agar dapat dicicip wisatawan.Â
"Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman" Sesi Diskusi Pertama yang Semakin Buka Wawasan Sejarah Toba
Berbicara Danau Toba tentu tidak lepas dari sejarah terbentuknya danau terbesar se-Asia Tenggara ini.
Untuk itu, sebelum lebih jauh mengemas branding The New Toba agar lebih nyaman dinikmati wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara, tentu konsep informasi mengenai proses terbentuknya danau ini harus benar-benar matang.