Kompasioners kembali riuh dengan perlu/tidaknya melaporkan Jonru ke polisi atas kritikannya terhadap sebuah foto presiden Jokowi di Raja Ampat.
Jonru sempat tampak meragukan keaslian foto Pak Presiden tersebut dengan membawa-bawa Om Photoshop segala. Hal ini sontak saja membuat Sang Fotografer geram dan “meneriakan” tuntutan sesuai UU. Kalau sudah masuk hukum dan polisi, iiiih amit-amit sungguh menyeramkan…!
Kalau kasusnya seperti di atas, saya pikir, Pak Fotografer tidak perlu terburu-buru mempolisikan Jonru karena ini bisa saja dipelintir oleh orang-orang yang tidak suka kritikan sehingga mudah mempolisikan para pengkritik juga di kemudian hari.
Kita tahu, ada orang yang menghina sebuah kota, ribuuuut merasa tidak enak. Padahal kritikan itu ada benarnya.
Ada orang yang mengkritik melalui meme, ribuuuut juga karena dianggap penghinaan. Padahal isi kritikannya ada benarnya juga.
Ada pengamat yang menyalahkan seorang pejabat, ribuuut dipersalahkan.
Apakah kita mau ikut-ikutan ribut juga nih?
Saya pikir, untuk kasus foto di atas, Sang Fotografer baik hati cukup berikan klarifikasi bahwa foto tersebut asli lho…., bukan jebakan! He..he..
Sang fotografer juga berikan kesempatan kepada siapa saja yang meragukan keaslian foto tersebut untuk datang langsung menemui Anda agar dapat melihat arsip foto aslinya. Sudah beres….!
Kalau Jonru ingin ketemu Anda berkali-kali sehingga merepotkan Anda, suruh saja bawa kambing biar bisa sambil menikmati gule kambing. Emangnya fotografer itu petugas Laboratorium Kimia yang menerima eksperimen berkali-kali. He..he..
Sambil menikmati gule kambing, edit sedikit foto Pak Jokowi, kemudian bisikan juga kepada Jonru: “Pak, ini ada foto lagi nih, editan bukan?”
Nanti Jonru bisa bilang: “Wah ini asli, Mas!” Dia tidak berani lagi nyebut palsu karena takut disuruh bawa kambing lagi.
Anda beritahu lagi: “Pak Jonru, kalau ini foto Jokowi di Raja Ampat editan Photoshop karena spesial buat Bapak yang suka editan!”
Bahkan saya suka berpikir nyeleneh. Meskipun Sang Fotografer dirugikan dengan komentar Jonru, tapi sebenarnya beliau diuntungkan juga karena karyanya jadi lebih dikenal banyak orang. Nama Anda semakin keren, lho Pak Fotografer yang baik hati….!
Kita tidak perlu nambah biaya untuk mempromosikan nama kita sebagai fotografer handal dan terkenal. Kita tidak perlu capai-capai melakukan itu semua karena sudah di-handle oleh Jonru! Ha…ha..
Berikan saja teguran, peringatan dan “hukuman non-hukum” untuk Jonru! Janganlah mempolisikan dia! Tidak perlu juga terlalu diambil hati! Banyak kerjaan lain yang harus kita lakukan.
Kalau kita mau jujur, kehadiran orang-orang seperti Jonru sudah banyak meramaikan khasanah perhoaxan. Berita hoax memang sangat merugikan, tapi menguntungkan juga.
Untungnya?
Berapa banyak media yang menjadikannya sumber pemberitaan. Bahkan termasuk para kompasioners juga ikut menjadikan bahan artikelnya, termasuk saya.
Kata seorang komentator artikel saya yang berjudul “Amnesti Jokowi Untuk Din Minimi atau Jonru?” begini: “Save Jonru..... gak ada loe gak rame.... :D,” kata Olivia Armasi.
Jadi, please deh ah jangan polisikan Jonru hanya karena meragukan foto Presiden! Kagak ada yang gituan, kagak rameeee…!
Kalau mau, ajak saja belajar lagi etika jurnalistik, kali…!
Salam hormat buat Pak Fotografer yang baik hati. Semoga Anda sehat selalu walau merasa disakiti Jonru…
Sumber:
http://www.kompasiana.com/syaikhu99/jonru-siapkah-kamu-dipidana_5688e86d3a7b6134054250ca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H