Mohon tunggu...
Komar Udin
Komar Udin Mohon Tunggu... Lainnya - Wiraswasta

Membaca, sederhana , politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tesis Ilmiah Vs Arogansi Habaib

12 Juli 2024   21:00 Diperbarui: 12 Juli 2024   21:20 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalaupun mereka mencari kitab sezaman dengan masa hidup Ubaidillah,tentu saja kitab yg mereka temukan adalah kitab yang sama yang selama ini menjadi bahan bacaan dan menjadi rujukan kiyai Imad , dimana  dikitab-kitab tersebut  tidak  ditemukan satupun  yang menyebutkan  kalau Ubaidillah  adalah anak Ahmad bin Isa. Dengan demikian maka adanya  keterputusan garis nasab  antara Ahmad bin Isa dengan tokoh sentral  mereka, yang selama mereka  ini meng istbat diri kepada yang bersangkutan yaitu Ubaidillah atau Abdullah yang kemudian populer dengan istilah kaum Ba,alawi.

Kemarahan kaum Ba,alawi memunculkan tuntutan baru baru dari kiyai Imad dan pendukung tesisnya yaitu meminta  pembuktian dengan cara tes DNA ,yaitu mencocokan bagian tubuh tertentu dari kalangan habaib dengan bagian tubuh tertentu  nabi Muhammad SAW, salah satunya rambut nabi. Cara ini menjadi pilihan terakhir yang dijamin validitasnya,sehingga betul-betul mampu menjawab polemik nasab, apakah benar habaib keturunan nabi atau bukan.

Habaib dan muhibinnya boleh saja tidak percaya dengan hasil kajian kiyai Imad, tapi harus yakin dengan kebenaran dari hasil tes DNA yang menjamin kesahihan dan tingkat Validitasnya. Namun alih-alih menyambut tantangan tersebut dengan ksatria, yang ada malah secara sepihak mengharamkan tes DNA,setelah habib sebelumnya mengaku berani tes DNA dengan syarat menggali makam nabi,sesuatu yg mustahil dilakukan.

lagi-lagi Ba,alawi  tidak berani menjawab tantangan kiyai Imad dan pendukung tesisnya. Justru mereka makin masif membuat gerakan , tuduhan dan ancaman terhadap kiyai Imad. Tuduhan klasik sebagai antek PKI dan yahudi menjadi cara yg mereka pakai utk membunuh karakter kiyai Imad,  bahkan ada yg secara terang-terangan ,berapi-api seperti yg dilakukan habib muhdor cucu habib tanggul kediri, akan membuat sok terapi dengan tegangan tinggi, seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Ahmadiyah.

Komentar berlebihan bahkan kelewat batas ,baik yang dilakukan oleh habaib maupun muhibinnya, sesungguhnya hanya cara untuk menutupi ketidak mampuan mereka membuat tesis tandingan yang  mampu menggugurkan tesis kiyai Imadudin, juga ketidak beranian habaib untuk melakukan tes DNA. Apalagi ada sebagian  dari ba,alawi  yg sdh melakukan tes DNA dan hasilnya membuktikan klu klan Ba,alawi bukanlah keturunan nabi Muhammad  SAW, seperti yg dilakukan oleh publik pigur Najwa Sihab yang marganya sama dengan imam besar FPI habib Riziq Sihab , dan habib Husein ja'far Al hadad.

 Dari  tes DNA keduanya sama sekali bukanlah keturunan nabi Muhammad SAW,bahkan Najwa Shihab Gen Arabnya hanya 3,4 persen, yg dominan malah  Afrika Utara dan Asia Timur , sedangkan Habib Husein Ja'far  malah keturunan Inggrisnya yang dominan yaitu sebesar 47 persen. Baik Najwa maupun Habib Husein Ja'far menunjukan sekedar keturunan Arab hampir tidak ada, apalagi keturunan. nabi Muhammad SAW.

Karena tidak mampu menjawab tesis ilmiah kiyai Imadudin , tidak berani melakukan tes DNA, apalagi setelah beberapa org klan Ba,alawi melakukan tes DNA dan hasil menunjukan bukan keturunan  nabi,sementara mereka harus  tetap memperoleh kepercayaan dari muhibinnya, maka membuat freming dan   fitnah keji terhadap pembuat tesis, adalah langkah satu-satunya yang  bisa  dilakukan oleh  habaib, sehingga dengan segala sisi negatif yg ada pada  kiyai Imad hasil freming habaib,Muhibin bukan saja tdk percaya kepada kiyai Imad , tapi juga membenci dan menjauhinya bahkan kalau perlu berani  melancarkan ancaman seperti yg dilakukan habaib.

Kalau melihat kembali perilaku kelompok yang satu ini, seharusnya masyarakat tidak heran lagi, apa yg dilakukan habaib bukanlah hal baru. Sepertinya sudah jadi karakter mereka.Membuat fitnah dan framing buru yang disertai caci-maki. Padahal bukankah kiyai Imad membuat penelitian nasab mereka karena berangkat dari pola dan tingkah laku habaib yg sama sekali tdk mencerminkan ahlaq nabi Muhammad SAW,maka  cara mereka menjawab tesis kiyai Imad dengan caci-maki, bikin fitnah,freming jahat sampai mengancam,makin membuat terang  apa yg selama ini menjadi kecurigaan dan keprihatinan kiyai Imad dan umat Islam kalau mereka bukanlah keturunan nabi.

Bukankah seekor ayam hanya bisa berkokok ,tidak mungkin menggonggong. Sejelek-jeleknya keturunan nabi tidak mungkin berbuat kelewat batas seperti yang dilakukan habaib sehingga bangsa ini setiap hari dibuat gaduh oleh ulah mereka.

Pada kondisi terpojok seperti saat ini, sementara tidak ada yang bisa dilakukan untuk membuktikan klaim mereka, alangkah lebih baiknya kalau Habaib mengakui secara jujur kebenaran  penelitian yang dilakukan kiyai Imadudin,  kalau mereka  bukan keturunan nabi Muhammad SAW, dengan begitu masyarakat akan tetap menaruh hormat atas kejujuran dan kebesaran hati habaib, apalagi kepada mereka yang alim dan punya ahlaq yg terpuji.

Tapi nampaknya hal itu tidak akan dilakukan oleh Meraka, karena mereka paham betul cara itu hanya akan menghancur leburkan kredibilitas mereka dimata umat Islam ,terlebih lagi para muhibinnya.
Tapi percayalah suatu saat akan terbukti dan saat itu mereka  benar-benar sudah tidak  bisa mengelak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun