Mohon tunggu...
Komar Udin
Komar Udin Mohon Tunggu... Lainnya - Wiraswasta

Membaca, sederhana , politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024 dan Tumbangnya Partai Legendaris

25 Mei 2024   09:30 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Komposisi partai pemenang pemilupun berubah dgn PDIP memperoleh 35.689.073 suara dan  153 kursi DPRRI kursi ,disusul Golkar dgn 23.741.758 Setara 120 kursi dan  kehilangan 205 kursi dibanding pemilu terakhir orba tahun 1997 atau pemilu terakhir sebelum Soeharto lengser. Suara ketiga ditempati PKB dengan 13.336.982 dan tempat ke empat PPP dengan perolehan 11.329.905 suara disusul Partai Amanat Nasional atau PAN dengan 7.528.956 suara

PARTAI PETARUNG

Sebenarnya tidaklah mengherankan kalau suara PPP selalu turun dari pemilu satu kepemilu berikutnya, sementara partai  Golkar dan PDIP tetap bertengger diposisi partai papan atas.

PPP tidak terbiasa utk menjadi petarung, zaman kekuasaan Soeharto terlalu lama dikondisikan  pada zona nyaman sebagai pemenang kedua setelah Golkar, beda dengan PDI yg selama orde baru berada pada posisi terdzolimi dengan memasang ketua PDI yang bisa diatur oleh kekuatan Soeharto,sementara kader PDI yang betul-betul Soekarnois- Marheinis  malah tdk diberi tempat  di partai tersebut oleh kekuatan  Soeharto sehingga dikondisikan berada pada peringkat paling akhir, sementara Golkar selalu jdi pemenang pemilu legislatif.

Dendam politik PDI mencapai puncaknya pada pemilu 1999, setelah terjadi pergantian Ketum dari Soryadi yang  boneka politik Soeharto  kepada Megawati Soekarno putri. Selain itu PDI mengganti nama menjadi PDIP, dan  kejatuhan rejim Soeharto yang 32 berkuasa dgn otoriter.

Pemilu pertama  1999 PDIP menjadi pemenang ,dibayangi Golkar, PKB setelah itu  baru PPP.  Pada pemilu berikutnya PDIP dan Golkar terus berada pada posisi papan atas,sementara PPP terus merosot bahkan pemilu 2024 tdk lolos ambang batas minimal 4 persen sebagai syarat lolos ke Parlemen.

Sesungguhnya PPP tidak  terbiasa menjadi partai yang harus bertarung diare bebas,tanpa ada keterlibatan kekuasaan super power yang mendasain pemilu sedemikian rupa dan faktanya  Setelah kejatuhan presiden Soeharto  partai politik bertarung  secara terbuka mengandalkan kekuatan masing  tanpa ada lagi pihak yg mampu mengatur menjadi pemenang . Tidak ada lagi intimidasi  dari pemerintah kepada rakyat agar memilih partai tertentu. Maka hanya partai dengan karakter petarung sajalah yg bisa eksis bahkan jadi pemenang seperti PDIP dan Golkar.

Tetapi masih ada harapan utk PPP pada pemilu 2029,asalkan sungguh-sungguh  mau belajar dari  kekalahan  dan kesalahan . Bukankah masih cukup banyak anggota dewan ditingkat provinsi, kabupaten dan kota dari PPP se Indonesia, itu artinya PPP belum hilang sama sekali dari percaturan politik ditanah air dan masih ada harapan utk menjadi parpol bergengsi diantara partai lainnya.

Sangat disayangkan klu partai yg terlanjur melegenda dimasyarakat  harus lenyap dari percaturan politik  Indonesia, akan banyak bermakna kalau partai ini tetap eksis bersama partai lainnya membangun bangsa Indonesia tercinta. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun