Mohon tunggu...
Drs. Komar M.Hum.
Drs. Komar M.Hum. Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Al-Izhar dan Fasilitator Yayasan Cahaya Guru

Berbagi dan Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bercermin Diri Melalui Kajian Buku Sapiens

1 Oktober 2018   08:26 Diperbarui: 1 Oktober 2018   09:09 2954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

150.000 tahun lalu, ketika Sapiens pertama kali hadir di dunia, jumlah manusia diperkirakan hanya sekitar 1 juta jiwa. Beberapa spesies manusia selain Sapiens memang sudah berhasil menggunakan api untuk melindungi diri dari binatang buas. Akan tetapi, manusia hanyalah bagian kecil dari ekosistem. 

Mereka tidak berkuasa, tidak istimewa dan tidak cukup kuat untuk bergulat dengan jenis binatang lainnya. Pada masa-masa itu, Sapiens hanyalah sekumpulan hewan di wilayah Afrika yang sibuk memikirkan dirinya sendiri. 

Baru sekitar 70.000 tahun yang lalu, Sapiens mulai berkelana menunju wilayah semenanjung Arab, lalu menyebar ke wilayah Eropa. Saat itu, wilayah Asia dan Eropa sudah dihuni oleh sejumlah spesies manusia, seperti Homo Neanderthals dan Homo Denisova.

dokpri
dokpri
Apa yang kemudian terjadi dengan mereka setelah berinteraksi dengan leluhur kita? Menurut Yuval Harari, ada dua teori, pertama interbreeding theory (teori kawin campur), kedua replacement theory (teori penggantian). 

Teori pertama mengatakan bahwa kedua spesies tersebut kawin-mawin dan mengembangkan keturunan bersama. Hal itu diperkuat dengan fakta bahwa 1 hingga 4% DNA Sapiens yang saat ini tinggal di Arab dan Eropa adalah DNA Neanderthals. 

Teori kedua, terjadi proses penggantian, yaitu Sapiens melakukan genosida terhadap spesies lain dalam perang antar spesies sekitar 50.000 - 70.000 tahun yang lalu.

Yuval Harari sendiri meyakini bahwa kedua hal tersebut memang terjadi. Sapiens yang mendorong kepunahan spesies manusia yang lain, dan sejumlah Neandethals maupun Denisova yang "beruntung", menjadi tawanan atau dinikahi oleh  Sapiens, sehingga jejak DNA mereka masih tersisa pada sebagian kecil Sapiens saat ini. 

Bagaimana spesies kita membuat spesies lain punah (selain perang)? Harari memberikan ilustrasi sederhana pada buku ini. Bayangkan, di semenanjung Balkan, segerombolan Sapiens memasuki wilayah yang sudah ratusan ribu tahun dihuni oleh Neanderthals. 

Spesies Sapiens ini memiliki kemampuan berburu yang lebih baik dibandingkan Neanderthals, sehingga menyebabkan Neanderthals semakin terpojok dan kesulitan mendapatkan makanan. 

Hal ini yang akhirnya menyebabkan spesies homo tersebut punah sekitar 50.000 tahun yang lalu. Mengapa spesies kita mendadak begitu superior sehingga dapat mendorong kepunahan spesies manusia lain? Jawabannya, adalah Cognitive Revolution (Revolusi Pengetahuan).

Sapiens pada awalnya adalah spesies terbelakang dibandingkan Neanderthals, yang memiliki otak lebih besar, otot yang lebih kuat, serta kemampuan berdaptasi terhadap cuaca dingin dengan efektif. Sementara Sapiens merupakan spesies kecil yang lebih suka hidup dalam gua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun