Sejak terlibat dalam Sekolah Guru Kebinekaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Guru (YCG) di Jakarta dan di berbagai wilayah Indonesia, dengan moto "Keragaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan", sebagai guru saya semakin intensif untuk mengimplementasikan moto tersebut dalam setiap pembelajaran di kelas. Karena keyakinan saya, muara dari proses pendidikan harus mampu mengubah kesadaran dan perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Keragaman adalah sebuah keniscayaan, realitas terberi, anugerah Tuhan yang luar biasa kaya dan indahnya. Kebangsaan adalah rumah besar kita sebagai warga Negara Republik Indonesia, tempat kita terlahir, berkarya, hingga menutup mata, kembali ke pangkuan Illahi.
Sedangkan kemanusiaan adalah nafas hidup kita, sistem nilai yang kita jalani dalam keseharian, yang membedakan manusia dari mahluk lainnya. Selain itu, kemanusiaan adalah nilai-nilai universal yang tidak bisa dibatasi oleh perbedaan apapun, agama/keyakinan, etnis, kewarganegaraan, status sosial, pandangan politik dan sebagainya. Â Jadi Keragaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan harus diucapkan dalam satu tarikan nafas, harus diwujudkan dalam kesatuan gerak langkah, tidak bisa parsial. Ibarat atmosfer, Keragaman, Kebangsaan dan Kemanusiaan adalah entitas yang menopang hidup kita sebagai personal, sebagai sebuah bangsa dan sekaligus umat manusia, karena itu harus menjadi dasar dan tujuan para pendidik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Daftar Pustaka:
Eddington, Sir Arthur. The Philosophy of Physical Science. University of Michigan Press, 1958.
Einstein, Albert. Hakikat Nilai dan Ilmu: Pesan Kepada Mahasiswa California of Tecnology, dikutip pada Ilmu dalam Perpektif, Jujun S. Suriasumantri. Jakarta: Gramedia, 1978.
Shomali, Mohammad A. Relativisme Etika. Jakarta: Penerbit Serambi, 2005.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H