Mohon tunggu...
Komar
Komar Mohon Tunggu... Jurnalis - Menyajikan berita teraktual dan terpercaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Masih terus belajar dalam berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Unik BPJAMSOSTEK Banda Aceh Berbagi Kebahagiaan di Rumah Singgah C-Four

5 Desember 2020   21:17 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:25 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Khairil Rizki, Dokpri

Banda Aceh - Ada yang unik diperingatan Hari Ulang Tahun (HUT) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Kantor Cabang Banda Aceh tahun ini. Diusia yang sudah beranjak 43 tahun, mereka singgah untuk berbagi dirumah singgah anak kanker (C-Four) di Jalan Sepat, Lamprit, Kuta Alam, Banda Aceh, Sabtu, 5 Desember 2020.

Suasana hening saat Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Banda Aceh, Awalul Rizal, menyampaikan kata sambutan di ruang tamu rumah singgah anak kanker itu. Penuh emosional, tak dapat ia membendung air mata, duduk bersahaja di depannya anak-anak pengidap kanker yang masih polos, serius menyimak.

Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Banda Aceh menyampaikan kata sambutan, Istimewa
Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Banda Aceh menyampaikan kata sambutan, Istimewa
Tergambar dari raut wajah anak-anak itu, mereka seperti menanti uluran tangan orang-orang hebat yang ada disekitar. Kedatangan BPJAMSOSTEK Kantor Cabang Banda Aceh bagaikan petuah bagi mereka bahwa, masih ada yang ingin berada didekat mereka untuk setidaknya memberi perhatian dan semangat.

Muhammad Khairil Rizki yang masih berusia 4 tahun misalnya, meski belum dapat mengekspresikan apa yang sedang ia rasakan, namun tampak dari gerak-geriknya ia begitu bahagia menyambut kedatangan BPJAMSOSTEK Banda Aceh.

Muhammad Khairil Rizki, Dokpri
Muhammad Khairil Rizki, Dokpri
Khairil di diagnosa kanker Hidrosefalus sejak tiga tahun yang lalu. Tangan kanannya tidak berfungsi baik setelah kanker Hidrosefalus menjalar ke saraf di sekitar pergelangan tangan setelah melakukan operasi.

Kini, anak yang bertempat tinggal asli di Aceh Utara itu didampingi orang tuanya singgah di rumah singgah anak kanker C-Four. Khairil suka difoto dan juga berjoget ria ala anak-anak, entah karena ia ingin menutupi rasa sakitnya, entah ia ingin menampakkan ke orang banyak bahwa ia bisa melawan kanker ganas itu.

Diatas kursi roda dengan wajah menunduk duduk gadis cantik bernama, Armawati, 19 tahun, asal Gayo Lues, ia di diagnosa kanker Wilms Tumor Ginjal dan sudah didampingi C-Four selama tiga tahun. Sejenak dalam duduknya, ia mengingatkan kepada para pegawai dan non pegawai BPJAMSOSTEK Banda Aceh asal muasal kenapa ia mengidap kanker.

Armawati, Istimewa
Armawati, Istimewa
"Saya dulu suka makan bakso, saos, dan minuman gelas bercampur pewarna," ungkap Arma dengan wajah yang mulai ditegakkan, terlihat Arma seperti menahan tangis.

Cerita Khairil dan Armawati hanya secuil dari begitu banyak kisah di balik rumah singgah C-Four. Mereka setiap hari merindukan kehidupan yang tidak berhubungan dengan obat yang begitu pahit. Mata kosong itu sama sekali tidak menghujat kehidupan, senyum orang tua dan perhatian orang banyak adalah sedikit dari sumber semangat yang terus memompa kehidupan.

Sementara itu, Kepala BPJAMSOSTEK Kantor Cabang Banda Aceh, Awalul Rizal, mengatakan alasan ia berkunjung ke C-Four yaitu ingin bersilaturahmi dan mengenal lebih jauh dengan anak-anak pengidap kanker yang sangat luar biasa.

Pegawai BPJAMSOSTEK Banda Aceh foto bersama anak pengidap kanker dan relawan C-Four, Istimewa
Pegawai BPJAMSOSTEK Banda Aceh foto bersama anak pengidap kanker dan relawan C-Four, Istimewa
Menurutnya, rumah singgah anak kanker C-Four sangat unik karena disiapkan khusus untuk anak pengidap kanker. Biasanya, diluar sering ditemui yang ada hanya rumah jompo, panti asuhan. "Ini ada rumah singgah untuk anak kanker, luar biasa," ujar pria berbaju batik berlengan panjang itu.

Adanya C-Four ini sangat membantu untuk sanak famili yang keluarganya berobat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), namun tidak tahu harus beristirahat dimana. Untuk itu, BPJAMSOSTEK tergerak hati untuk singgah di rumah singgah C-Four setidaknya dapat bercengkerama dan tertawa bersama anak-anak kita tercinta.

Memperingati HUT BPJAMSOSTEK ke-43 ini harapannya anak-anak bisa lebih bersemangat. Adapun bantuan yang diberikan berupa sembako, mainan anak-anak, perlengkapan untuk bersih-bersih dan uang tunai. Semua bantuan merupakan inisiatif dari para pegawai yang merupakan salah satu wujud internalisasi budaya BPJAMSOSTEK yaitu kepedulian.

Foto bersama Kepala BPJAMSOSTEK Banda Aceh bersama anak dan relawan C-Four, Istimewa
Foto bersama Kepala BPJAMSOSTEK Banda Aceh bersama anak dan relawan C-Four, Istimewa
"Ternyata tidak semua manusia itu beruntung, Tapi kalau dia bersyukur Insya Allah, Allah akan memberi hal yang luar biasa untuk mereka," ujar Awal.

Ratna Eliza akrap disapa Mak oleh mereka yang singgah disana dirumah singgah yang hingga saat ini masih berstatus kontrak. Kata dia, ada kebahagian tersendiri yang dirasakan oleh mereka ketika ada orang yang mau memberikan perhatian lebih dan semangat.


"Saya tidak melihat apa yang dibawa, dengan kunjungan aja, ditanya, dek lagi ngapain, diperhatikan saja sudah cukup," tutur Ratna.

Berbagai persoalan sudah dilalui Ratna, mulai dari kesulitan ekonomi hingga permasalahan teknis lainnya. "Namun, Allah telah menitipkan mereka kepada saya, tugas saya adalah mendampingi dan memberi perhatian lebih kepada mereka," imbuhnya.

Pemilik C-FOUR bersama anak-anak luar biasa, Dokpri
Pemilik C-FOUR bersama anak-anak luar biasa, Dokpri
Mudah-mudahan kunjungan hari ini diberkahi Allah SWT, kita semua diberi kesehatan, perlindungan dan panjat doa kepadanya agar anak-anak di C-Four bisa sembuh dan bisa survive melawan kanker.

Secara khusus, Ratna mengatakan yang paling menyedihkan adalah saat harus rela ditinggalkan oleh mereka. Mereka yang terlanjur nyaman dalam naungan dan pelukannya, mereka yang merindukan hidup normal, mereka yang luar biasa namun tak berdaya.

"Jangan jauhkan mereka, mereka butuh kita untuk memberikan perhatian. Sama halnya seperti kita, mereka ingin hidup layak dan memiliki mimpi yang besar, meski kadang mimpi itu tidak berpihak," tutup Ratna, kadang menangis menjadi obat bagi dirinya saat membayangkan betapa anak-anak itu kesakitan menahan sakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun