Dalam dunia yang serba digital seperti saat ini, internet bukan lagi masuk dalam kategori kebutuhan sekunder maupun tersier. Hal ini karena internet bagi sebagian banyak orang sudah merupakan kebutuhan primer untuk melakukan aktivitas tanpa batas, misalnya untuk kebutuhan berinvestasi. Mari kita bahas lebih dalam lagi mengenai topik ini bersama IndiHome.
Saat ini kita hidup pada era informasi, bukan di era industri lagi, sebab dalam mendapatkan berbagai informasi mengenai apapun saat ini sangat mudah dan terjangkau. Berbeda dengan zaman industri atau sebelum adanya teknologi internet, mendapatkan informasi pada zaman itu sangat terbatas dan cukup mahal.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi berbagai informasi bisa dijangkau manusia di berbagai belahan dunia. Untuk itu kita perlu dukungan internet provider yang menyediakan layanan terbaik seperti IndiHome. IndiHome sendiri merupakan salah satu layanan dari Telkom Indonesia yang menyediakan layanan komunikasi dan data.
Faktanya sebagian besar masyarakat Indonesia sampai saat ini kurang memiliki literasi investasi yang mumpuni. Padahal investasi memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa membantu investor untuk mencapai tujuan keuangannya. Penyebabnya sebagian masyarakat beranggapan investasi itu penuh risiko, padahal seharusnya mereka belajar untuk mengelola risiko.
Profil Risiko Investor
Memang benar investasi memiliki risikonya masing-masing, mulai dari rendah, sedang maupun tinggi, itu semua tergantung dari instrumen investasi yang kamu pilih. Berbicara mengenai risiko, profil risiko investor dibedakan menjadi 3 jenis, yakni investor konservatif, moderat dan agresif. Mari kita kenali definisi dari masing-masing tipe investor ini.
Mulai dari investor konservatif , yaitu investor yang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang investasi, Â sehingga sebisa mungkin menghindari risiko. Biasanya investor konservatif lebih memilih investasi yang sangat aman dan risikonya rendah.
Sedangkan investor tipe moderat merupakan investor yang cenderung mulai berani mengambil risiko yang lebih besar daripada tipe konservatif, namun tetap berhati-hati dalam memilih instrumen investasinya.
Terakhir investor tipe agresif adalah investor yang sudah memiliki literasi investasi yang mumpuni serta berani mengambil risiko tinggi. Sebab dengan pengetahuan dan jam terbang yang dimiliki, tipe investor ini lebih berani dalam mengoptimalkan modalnya guna meningkatkan peluang untuk memperoleh hasil yang optimal.
Setelah mengenali 3 profil risiko investor, hal yang perlu diketahui investor pemula adalah instrumen investasi di pasar modal. Sebenarnya ada banyak jenis instrumen investasi, namun kali ini saya akan menjelaskan beberapa instrumen yang secara pribadi memang saya gunakan. Instrumen-instrumen investasi tersebut adalah reksadana, saham dan obligasi.
Instrumen Investasi Reksadana
Reksadana adalah instrumen yang merupakan dana himpunan masyarakat yang dikelola oleh Manajer Investasi. Tugas dari Manajer Investasi ini adalah menyalurkan dana himpunan tersebut ke beberapa instrumen investasi yaitu saham, obligasi dan instrumen pasar uang.
Reksadana terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana saham. Untuk berinvestasi reksadana juga terbilang mudah, karena bisa dari mana saja, cukup menggunakan smartphone milikmu.
Sebab sekarang banyak perusahaan fintech yang menyediakan layanan ini, pastikan saja aplikasi investasi reksadana tersebut sudah berstatus APERD atau Agen Penjual Reksa Dana dari OJK. Jadi APERD adalah suatu bukti bahwa perusahaan tersebut sudah terdaftar secara resmi untuk melakukan pemasaran reksa dana dan mengelola himpunan dana investasi para investor.
Instrumen Investasi Saham
Instrumen investasi yang selanjutnya adalah saham, saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Keuntungan sebagai pemilik saham perusahaan adalah dapat mendapatkan dividen dan juga capital gain.
Dividen merupakan sebagian alokasi keuntungan perusahaan yang dibagikan ke para pemegang sahamnya. Besaran dividen ini sendiri akan diputuskan melalui usulan oleh Dewan Direksi perusahaan dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sementara itu capital gain sendiri adalah berupa keuntungan dari selisih harga saat investor melakukan penjualan saham kepemilikannya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Kabar baiknya saham merupakan instrumen investasi yang liquid sehingga kamu tidak akan kesulitan untuk menjualnya di bursa.
Untuk membeli saham perusahaan kamu harus memiliki RDN di perusahaan sekuritas. RDN sendiri adalah Rekening Dana Nasabah. Karena untuk membeli saham dalam bursa efek Indonesia investor harus memiliki RDN. Sekarang untuk memiliki RDN cukup mudah, karena beberapa perusahaan sekuritas tidak menetapkan minimal deposit untuk membuka RDN baru.
Risiko Investasi Saham
Selain keuntungan tersebut, saham juga memiliki risiko yang perlu kamu ketahui. Pertama adalah tidak mendapatkan dividen. Ingat investor mendapatkan dividen jika perusahaan mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu dalam membeli suatu saham perusahaan kamu wajib tahu kinerja perusahaan itu sedang baik atau mengalami penurunan kinerja.
Selanjutnya adalah capital loss, ini merupakan kebalikan dari capital gain. Ini terjadi bila investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kinerja perusahaan tidak membaik maupun ada news atau berita negatif tentang perusahaan terkait.
Risiko terakhir yaitu likuidasi, seperti yang kita tahu perusahaan juga bisa mengalami kebangkrutan atau biasa disebut dilikuidasi. Dalam instrument saham, jika kondisi ini terjadi para pemilik saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayarkan.
Kemungkinan paling buruknya adalah tidak ada aktiva yang tersisa, sehingga pemilik saham tidak akan memperoleh apa-apa. Maka dari itu sebagai investor yang bijak kamu perlu menganalisa kinerja suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu sebelum memutuskan untuk membeli sahamnya.
Instrumen Investasi Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang suatu pihak terbitkan untuk menghimpun dana untuk keberlangsungan usaha maupun perekonomian negara. Dengan kata lain obligasi terbagi menjadi dua jenis yaitu obligasi korporasi dan obligasi pemerintah. Namun kali ini kita akan membahas obligasi pemerintah saja, sebab saya hanya berinvestasi pada obligasi tersebut.
SBN atau Surat Berharga Negara merupakan obligasi atau surat utang negara yang pemerintah Indonesia andalkan saat ini. Tujuan dari SBN ini sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jadi produk SBN ini merupakan program bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sekaligus juga berpartisipasi dalam pembangunan negara.
SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN ) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan terbilang investasi yang aman karena dijamin oleh pemerintah melalui undang-undang. Lebih tepatnya Undang-undang No.24 Tahun 2002 tentang SUN dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, SBN terbagi menjadi dua kategori yaitu SBN konvensional dan syariah. SBN konvensional terbagi menjadi 2 produk yaitu Savings Bonds Ritel (SBR) dan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI). Demikian juga SBN syariah yang juga memiliki 2 produk yaitu Sukuk Tabungan (ST) dan Sukuk Ritel (SR).
Manfaat Investasi Jangka Panjang
Setelah mengenal tiga instrumen investasi barusan, alangkah baiknya kamu juga mengetahui manfaat investasi jangka panjang. Berikut ini manfaat yang bisa kamu dapatkan dari investasi jangka panjang:
1. Â Â Â Menghadapi Inflasi
Inflasi yang terjadi setiap tahun tentu saja mau tidak mau harus kita hadapi. Inflasi sendiri adalah penurunan nilai mata uang. Sedangkan jika kamu hanya menabung, tingkat suku bunga tabungan sendiri lebih rendah dari persentase tahunan inflasi. Jadi menabung rasanya kurang efektif untuk menghadapi inflasi.
Maka dari itu berinvestasi ke instrumen investasi yang memiliki imbal hasil yang persentase imbal hasilnya lebih tinggi dari tingkat inflasi rasanya lebih efisien. Selain terhindar dari dampak inflasi, kamu juga bisa meningkatkan pertumbuhan uang karena telah mengalahkan laju inflasi.
2. Â Â Â Meningkatkan Aset atau Nilai Uang
Menabung bukannya tindakan yang tidak baik, hanya saja tidak efisien jika tujuanmu untuk meningkatkan nilai uang. Sebab jika hanya menabung nilai uangmu akan terus tergerus karena adanya biaya administrasi bank.
Coba bandingkan jika berinvestasi emas nilai instrumen investasi tersebut memiliki kemungkinan mengalami kenaikan nilai dalam beberapa tahun kedepan. Berbeda dengan nilai tabungan yang  tidak mengalami pertumbuhan nilai karena suku bunga tabungan yang rendah.
3. Â Â Â Menambah Sumber Penghasilan
Terdapat 2 sumber penghasilan yang saya ketahui yaitu active income dan passive income. Sebagian besar orang hanya memiliki active income dan belum memiliki passive income. Bayangkan jika kamu memiliki lebih dari sumber penghasilan. Jadi selain menjadi tambahan penghasilan, passive income dari investasi bisa menjadi backup pendapatan jika sewaktu-waktu active income mengalami penurunan.
4. Â Â Â Efek Compounding
Efek compounding yaitu bunga berbunga atau bunga yang bergulung dari pendapatan bunga dari investasi sebelumnya. Jadi keuntungan yang kamu dapatkan dari investasi sebelumnya bisa kamu investasikan kembali sebagai tambahan modal investasi kamu selanjutnya. Jadi bisa kamu bayangkan dalam investasi jangka panjang kamu bisa menghasilkan pendapatan yang berkali lipat dari efek compounding ini.
5. Â Â Â Memenuhi Kebutuhan Finansial di Masa Depan
Setiap orang pasti ingin bisa memenuhi kebutuhan finansialnya di masa depan. Contohnya seperti biaya pendidikan anak, mempersiapkan dana pernikahan maupun mempersiapkan dana pensiun di hari tua. Dengan investasi peluangmu untuk bisa memenuhi berbagai kebutuhan finansial tersebut terbuka lebar alih-alih hanya menabung.
6. Â Â Â Kebebasan Finansial
Kebebasan finansial atau merdeka secara finansial adalah kondisi saat penghasilan dari investasimu sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini tentunya bisa kamu raih dengan berinvestasi. Namun perlu saya ingatkan lagi bahwa alangkah baiknya berinvestasi pada instrumen investasi yang benar-benar  kamu pahami.
Itu dia pembahasan mengenai beberapa hal dalam dunia investasi . Semoga artikel ini bisa menambah literasi investasi bagi para pembaca. Semoga  jumlah investor di Indonesia semakin bertumbuh. Karena mudahnya melakukan investasi kapan saja dan di mana saja, harusnya bisa mendukung pertumbuhan investor di Indonesiai.
Maka dari itu dukungan dari internet provider yang baik memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang aktivitas investasi investor. Saya sendiri menggunakan layanan internet IndiHome dari Telkom Indonesia untuk aktivitas keseharian saya dalam berinvestasi. Karena IndiHome menyediakan layanan internet terbaik dan penanganan customer yang cepat  tanggap jika ada kerusakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H