Lewat youtube saja, anak-anak milenial yang memiliki ketertarikan terhadap mantra, sloka, maupun kidung mendpaat tempat untuk belajar sebaik-baiknya.
Kecanggihan teknologi tidak melulu mendatangkan candu yang bernapas negatif. Kita bisa memaknainya sebagai alih wahana yang dipandang sebagai sebuah bentuk dan upaya untuk mempertanahkan nilai-nilai budaya, tardisi, kearifan lokal di tengah arus teknologi informasi sebagai wadahnya.Â
Pemanfaatna platform digital seperti yang tersaji lewat yotubube ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi, modernisasi, dan globalisasi yang sering dituduh tidak berpihak pada budaya lokal justru terbukti dapat memotivasi pendukung budaya lokal secara kreatif melestarikan budayanya.Â
Saya pun kerap berguru di ranah virtual ini ketika misalnya didapuk untuk membacakan mantra, sloka, atau kidung.Â
Unggahan berkonten budaya ini mendapat klik puluhan bahkan ratusan ribu. Ini bukti ruang virtual tidak main-main untuk dapat memperkenalkan dan mendekatkan budaya dan tradisi Bali kepada mereka yang menyebut diri milenial dan modern.
Inilah ruang belajar, ruang merdeka, juga ruang budaya yang diciptakan dan dirawat. Kesempatan ini harus hadir di kelas yang bukan mellulu soal teori.Â
Sekali lagi para pelaku penjaga tradisi yang memanfaatkan ruang virtual harus senantiasa bertanggung jawab atas apa yang diunggah agar warganet tetap diedukasi berdasarkan nilai kebenaran sastra dan agama itu sendiri.Â
Dengan hadirnya ruang virtual ini, seorang perempuan Bali yang menjadi simbol besar dan agung terhadap Bali itu sendiri kini tidak perlu khawatir. Semua tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru.Â
Perempuan Bali yang senantiasa setia pada dapur, anak, urusan rumah tangga, kini tetap bisa menjalankan tradisi, seni, ritual, dan budaya tanpa rasa bersalah. Mereka memaknai takdir sebagai kewajiban, kewajiban yang tidak meminta imbalan langsung.Â
Di kurikulum merdeka, siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan pendidik, kesemuanya adalah pembelajar. Tidak ada yang merasa unggul, tetapi sempurna melalui bersinergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H