Per 22 Mei 2020, Anis Hidayatie selaku ketua komunitas, meresmikan perubahan nama pada komunitas menulis yang awalnya bernama Komalku Raya menjadi Komalku Indonesia.
Kepanjangan dari Komalku adalah Komunitas Menulis Buku. Awalnya masih berbasis di Malang dan sekitarnya, yang membuat namanya menjadi Komalku Raya, yaitu Komunitas Menulis Buku Malang dan sekitarnya.
Seperti yang diketahui bahwa Malang memiliki dua bentuk pemerintahan daerah, yaitu kota dan kabupaten. Segala sesuatu yang mencakup seluruh Malang akan disebut Malang Raya. Itu pula yang membuat komunitas ini bernama Komalku Raya.
Sampai di sini kita sepakat bahwa Komalku Raya dibentuk sebagai wadah penggiat literasi khususnya yang berdomisili Malang. Namun, karena sang ketua juga memiliki basis berkarya di Pasuruan dan terdapat beberapa penggiat literasi dari Pasuruan yang bergabung di Komalku Raya, akhirnya terbentuk cabang pertama komunitas ini, yaitu Komalkupas.
Komalkupas diketuai oleh Hisyamuddin atau yang eksis dengan nama Samy Phantom. Samy adalah pustakawan di Perpustakaan Pasuruan. Dirinya juga seorang penulis aktif, baik di media cetak maupun online, yang salah satunya adalah Kompasiana.
Menariknya, Komalkupas sangat aktif dalam berkegiatan dan membuat Anis Hidayatie semakin sibuk untuk travelling, Malang-Pasuruan, setiap akhir pekan. Salah satu kegiatan menarik dari sekian kegiatan literasi yang diadakan Komalkupas adalah "Workshop Kepenulisan bersama Editor Elex Media Komputindo".
Tidak tanggung-tanggung, yang turun gunung adalah editor seniornya, Retno Kristi, untuk menjadi narasumber. Workshop itu dihadiri banyak peserta yang basisnya adalah tenaga pendidik. Mereka rupanya ingin eksis pula sebagai penulis, suatu hal yang positif, agar mereka juga dapat memberikan manfaat di luar ruang pendidikan.
Suatu kehormatan tentunya dapat melihat seorang editor senior masih bersedia membimbing orang-orang yang juga masih haus akan tantangan baru. Pasca gelaran itu, para peserta berproses, begitu pula dengan Komalku dan tentunya Anis Hidayatie.
Seminggu berselang, Anis Hidayatie muncul ke permukaan kota lainnya, Blitar. Menariknya, beliau hadir dengan tim Komalku yang diboyong dari Malang. Mereka adalah Himam Miladi, Santoso Mahargono, dan Deddy Husein S.
Ketiganya adalah Kompasianers, atau penulis konten di Kompasiana. Sebuah lapak menulis online yang uniknya selalu dikenalkan pula oleh Anis Hidayatie ketika travelling literasi. Tidak hanya berempat, Anis Hidayatie dkk. juga bertemu dengan anggota Komalku lainnya yang berdomisili Blitar, Enik Rusmiati.
Sama seperti lainnya, Enik Rusmiati juga seorang kompasianer. Beliau berlatarbelakang guru, tepatnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Blitar. Menariknya, saat itu beliau memberikan sebuah misi besar kepada Komalku, yaitu "Workshop Kepenulisan Sagusabu".
Baca juga: Jangan Sentuh Delete/Backspace!
Workshop ini melibatkan para tenaga didik sebagai peserta kepenulisan, dan sesuai nama acaranya, maka output dari workshop ini adalah satu guru menghasilkan satu buku. Berawal dari acara ini pula, sang ketua komunitas langsung meresmikan cabang kedua, yaitu Komalku Blitar.
Enik Rusmiati pun ditunjuk sebagai ketuanya. Melalui pembentukan ini, maka para penggiat literasi di Blitar sudah ternaungi secara khusus dengan adanya Komalku Blitar. Mereka pun diharapkan seperti Komalkupas yang selalu aktif membuat rangkaian agenda literasi di wilayah setempat.
Lalu, mengapa Komalku Raya menjadi Komalku Indonesia?
Semangatnya sangat terlihat dari karya-karya tulisan yang telah dihasilkan oleh seluruh anggota Komalku, baik sebagai individu maupun secara komunal. Dengan bergabung di Komalku, para penulis itu dapat meningkatkan kualitas menulisnya dan mempertahankan produktivitasnya.
Selain itu, Komalku juga semakin dikenal oleh penggiat literasi secara khusus maupun umum. Secara khusus, Komalku dikenal oleh penggiat literasi yang eksis di Kompasiana. Sedangkan secara umum, Komalku dikenal oleh penggiat literasi secara general melalui konektivitas antara Anis Hidayatie dkk. dengan orang-orang yang menjalin kerja sama.
Ning Evi Ghozaly dikenal sebagai pembicara di bidang pendidikan. Beliau juga menjadi pembicara di TV 9. Beliau juga tidak lupa untuk menghasilkan karya, salah satunya adalah buku "Mendidik dengan Cinta". Buku itu banyak diminati dan menginspirasi pembacanya, khususnya para orang tua yang ingin dapat memberikan pendampingan yang baik kepada anaknya.
Rasa optimis yang dimiliki Ning Evi, Anis Hidayatie dan seluruh anggota Komalku akhirnya melahirkan keinginan untuk dapat berkembang sebagai sebuah komunitas menulis yang tidak lagi underground ataupun hanya tersebar dari mulut ke mulut. Komalku harus percaya diri untuk menjadi pilihan wadah bagi orang-orang di penjuru negeri yang ingin menyalurkan hobi hingga serius berkarya di bidang penulisan.
Ditambah dengan keberadaan cabang Komalku di Lampung, Mojokerto, Jawa Tengah, Yogyakarta, Ngawi, Banyuwangi, dan Lombok Timur. Perpanjangan tangan dari Komalku tersebut--yang awalnya menjadi tempat berlindung penulis buku di Malang, kini justru memberikan pondasi yang kuat untuk merubah status (rebranding) Komalku Raya menjadi Komalku Indonesia.
Salam literasi!
Indonesia, Mei-Juli 2020
(D15)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H