Pagi dengan perasaan kalam kabut
Pagi yang tersambut dilema
Bunga itu tak bermekaran lagi
Mala daunnya berguguran
Seolah berlomba meninggalkan rantingnya
Pagi dengan suasana rumah yang senyap
Lampu yang kubiarkan terus bersinar
tumpukan cucian tergelatak di kamar
Action figur luffy yang biasanya cerewetÂ
Kini terdiam tanpa ada kaa
Pagi yang kubiarkan tubuhku roboh diatas kasur mungil
Tangan di jidat dengan jemari yang enggan menghapus iler disekitar bibir
Terasa jatah keberungunganku telah habis
Menyisahkan ampasnya yang berevolusi kesialan yang sepertinya berkepanjangan
Tubuh terus menolak perintah otak
Sepertinya kudeta sedang berlangsung
Rapat anggota tubuh untuk melengserkan singgasana otak
Memerintahkan orator handal yaitu "akal" untuk tak ikut campurÂ
Hingga sampai pada titik klimaks
Mata mengorbankan terjaganya
Hingga lelap
Dengan harapan esok, ketika kembali terjaga semua akan baik-baik saja
Perlahan
Menerobos alam bawah sadar
Mengetuk pintu petugas mimpi
Berkata "ini jam tugasmu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H