Akan tetapi kita juga tidak menutup mata pada kemungkinan pengalihan tujuan atau destinasi oleh para pelaku perjalanan dan wisata yang berarti multiplier effect yang sebenarnya dapat terjadi menjadi jauh dari kenyataan
Oleh karenanya industri aviasi dan pariwisata tidak bisa berlawanan arah -- tidak hanya dalam hal mengakomodasi pergerakan pelaku perjalanan dan wisata saja tapi juga meningkatkan pergerakannya agar multiplier effect di daerah dapat meningkat pula.
Hanya saja kita perlu juga memahami operasional maskapai khususnya bila ada biaya operasionalnya rentan terhadap kondisi global baik itu pada politik dan ekonomi, contohnya minyak mentah sebagai dasar dari bahan bakar serta suku cadang pesawat.
Namun jika kerentanan ini memang sudah diidentifikasi oleh maskapai, opsi memperbanyak penerbangan internasional dengan menerima hasil penjualan tiket dalam bentuk mata uang asing dapat menjadi solusi.
Langkah untuk mengantisipasi segala kondisi yang dihadapi tidak selamanya dengan menaikkan harga tiket, opsi lain seperti menekan biaya lainnya serta pengurangan beban dari anak perusahaan bisa didalami.
Jangan sampai akibat dari kenaikkan harga tiket domestik membuat para pelaku perjalanan dan wisata domestik beralih menjadi pelaku perjalanan dan wisata internasional karena harga tiketnya bisa lebih murah.
Karena dengan lebih banyak yang ke mancanegara karena tiket lebih murah, potensi multiplier effect yang sebenarnya bisa dinikmati oleh beberapa tujuan wisata akan dinikmati oleh penduduk bangsa lain dari pembelanjaan pelaku perjalanan dan wisata kita.
Mahir di kandang sendiri jangan sampai membuat maskapai lupa bahwa maskapai adalah perusahaan penyedia angkutan udara, dan jika dalam konteks nasional ada penambahan perannya yaitu memberikan kontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional melalui pergerakan pelaku perjalanan dan wisata.
Salam Aviasi dan Pariwisata.
Referensi :