Sebuah bandara tidak lagi hanya sekadar terlihat sebagai kawasan pergerakan pesawat melainkan layaknya sebuah pemandangan di tepi pantai dimana apron laksana pantai dengan pasir putihnya, landasan pacu laksana lautan serta pesawat laksana orang orang disekitar pantai. Ini adalah gambaran dari seorang penggemar seluk beluk pesawat.
Banyak cara kita untuk menyalurkan hobi kita, ada yang rela membelanjakan uangnya hingga puluhan bahkan ratusan juta, ada pula yang rela tidak pulang berhari hari ke rumah.
Dibalik semua itu, hobi atau kegemaran terhadap sesuatu sebenarnya dapat membuat kita lebih mudah menyerap ilmu dan pengetahuan terutama pada hal hal yang berkaitan dengan hobi tersebut  -- dan uniknya lagi ilmu dan pengetahuan tersebut sama sekali bertolakbelakang dengan ilmu dan pengetahuan yang kita tekuni ketika ingin mendapat gelar akademik.
Penulis misalnya menekuni ilmu ekonomi tapi bergelut di pariwisata, memiliki kegemaran pada seluk beluk pesawat atau aviasi, penulis tidak berusaha dan juga memang tidak mampu membeli pesawat serta tidak bersekolah pilot tapi dari hobi ini penulis justru mendapatkan ilmu dan pengetahuan tambahan dalam hidup.
Dan ajaibnya lagi, penulis merasa lebih mudah menyerap ilmu dan pengetahuan tentang aviasi dibandingkan saat waktu masih kuliah dimana ada beberapa mata kuliah yang sempat harus mengulang.
Misalnya dalam mata kuliah Akuntansi, penulis perlu latihan lama untuk mendapatkan jumlah yang sama (balance) antara aktiva dan pasiva di neraca namun tidak perlu lama untuk memahami perbedaan antara propulsi dan daya dorong (thrust) pada pengoperasian pesawat.
Ilmu ekonomi tidak mempelajari aerodynamics, juga tidak pernah menyinggung ketiga hukum Newton pada hukum geraknya, akan tetapi karena hobi, keinginan untuk mengetahui semua itu sepertinya memang lebih kuat dibandingkan dengan kekhawatiran untuk mendapat nilai D pada akuntansi atau mata kuliah lainnya. Dengan membaca dan melihat video di situs internet untuk memahaminya secara visual, tidak dibutuhkan satu semester untuk memahami sepenuhnya.
Peran teknologi tidak bisa dipungkiri andil nya dalam memudahkan kita memahami akan sesuatu yang kita inginkan, video tanpa caption atau penjelasan tertulis lainnya sudah dapat me-visualisasi segala hal yang kita ingin ketahui.
Dahulu kita perlu ke warnet atau pulang ke rumah dahulu untuk mengunjungi dunia maya dan mencari infornasi yang kita inginkan, sangat jauh berbeda dari sekarang yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja hanya melalui jari kita dan menyentuh layar di smartphone.
Kita juga jangan melupakan satu hal yakni teknologi juga melahirkan hobi baru seperti video games, online games serta browsing.
Namun juga sekali lagi, tanpa hobi mungkin kita juga tidak akan mengeksplorasi lebih dalam lagi terhadap suatu hal, misalnya begini, kita sudah memahami bahwa aviasi dan pariwisata adalah dua industri yang saling berkaitan, pertanyaannya adalah seberapa jauh kita ingin memahaminya.
Mungkin ada yang memahami keterkaitannya dalam hal konektivitas udara saja, dengan kata lain bahwa bila tidak ada penerbangan maka akan sulit bagi sebuah daerah dengan potensi pariwisata yang menjanjikan, namun bila kita lebih dalam lagi memahaminya kita bisa mengatakan bahwa pengisi kursi penerbangan adalah juga pengisi kamar penginapan dan kursi dari restoran/cafe di sebuah destinasi wisata. Artinya bila tingkat keterisian kursi penerbangan berkurang maka akan berkurang pula tingkat keterisian kamar penginapan serta kursi di restoran/cafe di destinasi wisata.
Dalam hal ini, para pelaku usaha di kedua industri tidak dapat berjalan masing masing dalam menjalankan dan mempromosikan usahanya -- dan lebih parahnya lagi mengambil langkah yang justru kontradiksi dengan industri satunya.
Misalnya pada penetapan harga, bila harga kursi penerbangan sangat tinggi maka ada kemungkinan pelaku perjalanan dan wisata membatalkan perjalanan ataupun liburannya, serta juga mengalihkan perjalanan atau liburannya ke mancanegara dimana harga tiket pesawatnya jauh lebih murah daripada ke dalam negeri sendiri.
**
Sebuah hobi tidak hanya berupa penyaluran minat belaka tapi juga pendalaman ilmu dan pengetahuan baik yang sebelumnya kita mengenalnya maupun yang baru kita mengenalnya. Dan dari sini bisa membuka pintu dan jendela kesempatan kita untuk meraih pendapatan diluar pendapatan rutin dan bahkan mungkin menjadi pendapatan rutin.
Keahlian atau skill  bisa didapat dengan belajar sendiri atau tanpa menyandang gelar akademik (skill without a degree) yang dibutuhkan saat melamar kerja. Dengan kata lain, seseorang dapat mahir pada sebuah bidang ilmu tanpa gelar. Sedangkan ditambah dengan hobi, seseorang dengan gelar akademik ilmu A bisa lebih ahli pada ilmu B.
Dan tanpa kita sadari, hobi kita menjadi passion, dari sesuatu yang kita lakukan saat luang menjadi sesuatu yang kita ingin lakukan secara konstan dan bahkan bisa menjadi pekerjaan kita.
Dan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dimana kita bisa berada di dunia nyata dan dunia maya pada waktu yang bersamaan serta jarak waktu antara tanya dengan jawab sangat dekat (cepat), perubahan dari hobi menjadi passion bisa sangat cepat berlangsung.
Perasaan kita terhadap sesuatu yang kita sukai menjadi lebih kuat, tidak lagi sekadar minat, begitu pula intensitas kehadiran diri kita di dalamnya meningkat -- tidak lagi hadir di saat waktu luang.
Oleh karena itu ada baiknya kita perlu mengenali boundary dan limit kita, dimana boundary adalah pembatas antara dua bidang sedangkan limit adalah batas dimana kita tidak bisa atau tidak boleh melewatinya.
Arti boundary disini berarti kita perlu menyadari kapan hobi kita menjadi passion, jangan sampai kita melakukan kegemaran kita dengan melupakan pekerjaan utama kita, hobi bukan sesuatu yang penuh waktu sedangkan passion bisa menjadi penuh waktu.
Sedangkan limit berarti kita perlu menentukan seberapa jauh kita membawa diri kita, jangan sampai kemampuan kita (keuangan, kesehatan dan lainnya) terganggu sebagai akibat melewati batas kemampuan kita, misalnya membeli barang untuk mendukung hobi kita diluar kemampuan kita yang dapat berakibat terkurasnya uang tabungan kita dan mengantarkan kita pada kebangkrutan.
Hobi bisa menjadi passion dan begitu sebaliknya, keduanya bisa mengantarkan kita pada pekerjaan yang kita geluti dengan tingkat kenyamanan, kecintaan dan motivasi yang lebih tinggi dan mendalam akan tetapi dalam mengaplikasikan keduanya dalam kehidupan, keduanya berada di ruang dan waktu yang berbeda -- adalah tergantung dari kita dimana kita ingin berada serta menetapkan batas sejauh mana kita menggelutinya.
Referensi :
- https://pediaa.com/what-is-the-difference-between-hobby-and-passion/
- https://thecontentauthority.com/blog/boundary-vs-limit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H