Kesiapan bandara sebagai bandara pengalihan tentunya tidak hanya pada landasan pacu yang bisa mengakomodasi pesawat berbadan lebar saja tetapi pada fasilitas yang tersedia di bandara tersebut seperti misalnya peralatan untuk disembarkasi dan embarkasi penumpang dari berbagai ukuran pesawat.
Fasilitas lainnya adalah misalnya pemadam kebakaran di bandara di mana perlu menyesuaikan dengan ukuran pesawat.
Dalam insiden SQ 139, bandara Bandara Internasional Hang Nadim (BTH) di Batam memang memiliki panjang landasan pacu yang cukup untuk mengakomodasi pesawat berbadan lebar namun bandara ini umumnya didarati oleh pesawat berbadan sedang sehingga apron dan fasilitas lainnya mungkin menyesuaikan dengan kondisi tersebut dan ketika pesawat berbadan lebar seperti B 777-312 ER seperti SQ 139 sudah tentu akan berbeda persiapannya dalam mengakomodasinya.
Menurut penuturan salah satu penumpang, mereka selama di Bandara Internasional Hang Nadim (BTH) disediakan ruangan yang cukup besar, ini karena daya tampung pesawat B 777-312 lebih banyak dari pesawat berbadan sedang sehingga kapasitas bandara yang mungkin pada waktu insiden sudah penuh juga.
Mungkin ada baiknya jika pihak imigrasi pada waktu itu bisa memberikan visa atau izin keluar bandara dengan prosedur mereka sendiri, jadi tidak sekadar memberikan burger.Â
Tujuannya agar para penumpang dapat sedikit mengurangi ketegangan dengan tidak berada di lingkungan penerbangan dengan melakukan refreshing seperti city sightseeing atau makan sesuai selera mereka.
Izin keluar dari bandara sangat umum dilakukan oleh bandara internasional kepada pelaku perjalanan yang waktu transit/transfernya cukup lama sehingga ada waktu untuk melakukan sightseeing.
Dari sisi pemasukan daerah, sightseeing dapat memberikan manfaat ekonomi pastinya melalui pembelanjaan dari para pelaku perjalanan ini.
Fasilitas bandara lainnya adalah alat navigasi dan komunikasi serta kordinasi antar ATC, dalam video Youtube dari kanal Mentour Pilot tersebut, ada satu momen di mana dibutuhkan waktu 90 detik bagi ATC Batam untuk merespons, mungkin mereka membutuhkan koordinasi internal dahulu namun dalam kondisi darurat, setiap detik adalah krusial.
Oleh karena itu ada baiknya kita mereview fasilitas di semua bandara kita terutama di bandara utama agar semua fasilitasnya selalu terkini alias tidak ketinggalan zaman di era serba cepat ini.
Biaya memang tidak kecil untuk mengupgrade segala fasilitas bandara, namun kalau kita bisa mengupdate atau juga memperluas ruang terminal, kita pastinya bisa juga mengupgrade fasilitasnya terutama fasilitas utama bagi pergerakan dan lalu lintas pesawat.Â