Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ketika Warga Negara Asing Menjadi Pelanggar Aturan Lokal

2 Desember 2023   21:43 Diperbarui: 5 Desember 2023   07:39 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pxhere.com

Salahlah mereka ? mungkin dalam konteks hukum, iya akan tetapi mungkin juga tidak karena mereka telah dapat berhasil melalui proses culture shock dan menjadi dari culture setempat.

Namun memang tidak lah semua dari mereka yang melakukannya, juga tidak pada semua hal mereka mencontoh dari warga setempat mereka tinggal, misalnya mereka melakukan pemisahan sampah antara yang organik dan non organik dengan mendirikan komunitas dan layanan pengambilan sampah khusus yang sudah memisahkan antara yang organik dan non organik

Dalam hal ini, para wisatawan memberi contoh kepada warga setempat untuk mengubah pola atau kebiasaan dalam mengelola sampah dengan memilahnya sebelum membuangnya.

Pada keadaan ini, para wisatawan yang tinggal di destinasi wisata secara tidak langsung membawa culture baru kepada warga setempat, pertanyaan kini adalah apakah culture tersebut akan menjadi culture shock atau tidak bagi warga setempat.

Apabila hal tersebut positif, sebenarnya culture yang dibawa oleh wisatawan tersebut diperlakukan dengan cara yang sama dengan langkah wisatawan dalam menerima culture di destinasi wisata tersebut dengan mempertahankan yang positif dan menghindari yang negatif.

Karena culture disini bukan mengubah adat istiadat tapi mengubah cara kita sebagai induvidu untuk menjalani kehidupan yang lebih memperhatikan keberlanjutan.

Apabila para wisatawan dapat berdaptasi dengan kehidupan lokal, mengapa kita sebagai tuan rumah tidak bisa beradaptasi dengan langkah menuju kehidupan yang lebih sustainable yang akan membawa manfaat bagi generasi mendatang ?

Mungkin adakalanya kita melihat beberapa wisatawan bisa terlihat di beberapa warung nasi ataupun warung kopi yang bukan di pusat perbelanjaan ataupun bangunan mewah, namun mereka tetap membuang sampah di tempat nya, jika tidak tersedia, mereka akan bertanya, ada tempat sampah ataupun bertanya dimana mereka bisa buang sampah mereka ?

Beberapa dari mereka juga ada menerapkan "jam karet" pada setiap pertemuan atau janji yang bersifat pribadi maupun bisnis, namun ada juga yang tetap menerapkan tepat waktu.

Mereka sudah menjadi warga lokal namun tidak menghilangkan culture positif pada lingkungan mereka sebelumnya -- dan jika mereka melakukan hal hal yang melanggar aturan pasti lah ada dasarnya yang bisa karena mencontoh dan juga karena mereka.sudah merasa menjadi bagian dari destinasi wisata.

Jadi apakah kita sebagai tuan rumah perlu memberi contoh yang baik kepada para wisatawan yang memutuskan menetap serta belajar menerima culture positif yang dibawa oleh para wisatawan tersebut ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun