Mungkin ada yang bertanya, kalau maskapai bisa membeli pesawat (walau bekas), mengapa tidak menggunakan uang yang tersedia untuk melanjutkan leasing pesawat mereka sebelumnya? Jawabannya sangat jelas, biaya membeli pesawat saat obral jauh lebih murah dari membayar leasing pesawat sebelumnya.
Bagi maskapai yang sudah menguasai pangsa pasar, mereka tetap perlu mempertahankannya, dan untuk melakukan itu mereka perlu siap dengan jumlah armada yang sebelumnya agar tetap dapat melayani rute rute dan frekuensi penerbangan mereka.
Jika ada yang mengikuti perkembangan dari "maskapai baru tapi lama" ini bisa melihat pertumbuhannya baik dari sisi jumlah armada hingga ke penambahan rute-rute penerbangan yang mereka tawarkan kepada pelaku perjalanan udara, laju pertumbuhan mereka bahkan bisa dikatakan melebihi dari maskapai mereka lainnya yang armada yang kini berkurang.
Perbedaan antara baju baru dan baju lama maskapai ini bukanlah hanya pada corak (livery)nya saja tetapi juga pada pesawat-pesawatnya di mana maskapai baru tapi lama ini lebih didominasi oleh pesawat obralan pesawat dari pihak leasing.
Jika kemudian ada yang bertanya apakah mungkin pesawat-pesawat dari maskapai lamanya dialihkan ke "maskapai baru tapi lama" mereka untuk segera dapat memosisikan maskapai di posisi sebelum pandemi?Â
Untuk jawaban atas pertanyaan ini mungkin agak sulit dijawab tanpa ada bukti sekeras beton, namun seperti hal lain pada umumnya di mana segala hal mungkin (saja) terjadi.
Namun di zaman serba cepat informasi, jawaban atas pertanyaan di atas mungkin tidak sesulit dibandingkan 10--20 tahun yang lalu, di mana beberapa situs di internet ada yang menyajikan sejarah dari setiap unit pesawat baik berdasarkan nomor registrasi pesawat maupun serial produksi pabrik atau Manufacture Serial Number (MSN).
Kembali ke baju baru, apa yang dapat kita lihat dari fenomena ini?
Jika kita membeli baju, perubahan yang terlihat hanyalah penampilan luar kita sedangkan pribadi kita tidak, artinya kepribadian kita dengan segala kebiasaan dan perilaku kita tidak berubah.
Namun bagaimana jika maskapai atau melalui grup atau holding company-nya membeli baju baru? Apakah maskapai baru mereka ini akan dioperasikan dengan budaya yang sama dengan maskapai mereka lainnya?
Ibaratnya desain kursi pesawat bisa berbeda, begitu pun seragam kru kabin akan tetapi budaya maskapai baru yang dikelola oleh pemain aktif adalah sama, namun di lain sisi budaya merefleksikan layanan dan pemeliharaan pesawat serta lainnya.