Pada umumnya kepadatan sebuah bandara dilihat dari lalu lintas pesawatnya serta juga jumlah penumpangnya yang sudah mendekati ataupun melampui kapasitas terminal bandara.
Landasan pacu tunggal juga dapat membuat keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat yang berimbas pada menumpuknya penumpang di suatu periode waktu tertentu karena berdekatannya waktu pergerakan antar pesawat.
Namun apa ada yang melihatnya dari lalu lintas kendaraan di kawasan bandara?
**
Pada hari Selasa minggu lalu (10/10/23), penulis menjemput keponakan yang baru saja melakukan studi tur ke Korea Selatan sebagai bagian dari program sekolahnya, pesawat yang dia tumpangi mengalami delay selama 4 jam.
Penulis sengaja tiba di bandara DPS jelang Maghrib sehingga ada waktu untuk sholat di musholla di kawasan bandara sambil menunggu kedatangan pesawat yang menurut di screen informasi di bandara akan tiba pada pukul 19.20.
Hingga saatnya tiba, sang keponakan pun text saya melalui aplikasi chat dan memberitahu baru mendarat, setelah menunggu hampir dua jam akhirnya sang keponakan nongol juga dengan wajah letih.
Wajah letihnya merupakan akumulasi dari delay serta lamanya waktu yang harus dia lalui di imigrasi dan pengambilan bagasi, keletihan dia juga bertambah ketika kita harus melalui kepadatan kendaraan dari mulai keluar parkir hingga keluar bandara.
Penulis pun kemudian menganalisis mengapa kepadatan di bandara DPS ini adakalanya (mungkin sering) terjadi yang sudah tentu akan menambah keletihan para penumpang yang baru saja melakukan penerbangan yang cukup lama, selain itu mereka pastinya ingin segera tiba di hotel untuk bersiap menikmati liburan mereka.
Penulis pun berkesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kepadatan di bandara DPS, di antaranya adalah luas lahan bandara dan antrean di tempat parkir, imigrasi, dan pengambilan bagasi.
Luas lahan sebuah bandara tidak hanya akan memengaruhi lalu lintas pesawat di darat mulai dari di apron, taxiway hingga runway bandara tapi lalu lintas kendaraan di dalam kawasan bandara.