Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Kata "Maaf" Kerap Diucapkan Maskapai

15 September 2023   10:38 Diperbarui: 15 September 2023   16:00 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat terbang(freepik.com/jcomp)

Insiden padamnya pasokan listrik ke kabin pesawat terjadi lagi walau kali ini tidak terjadi di udara melainkan di darat ketika pesawat sudah mendarat, akan tetapi tetap saja ini bukan lah sesuatu yang diinginkan oleh penumpang.

Maskapai yang pesawatnya mengalami insiden ini adalah salah satu maskapai swasta yang bernaung di sebuah grup di Indonesia, di mana beberapa insiden serupa sebelumnya dialami maskapai pada grup yang sama.

Kabin pesawat itu ibarat tabung tanpa ventilasi udara, jendela pesawat tidak bisa dibuka layaknya di angkot sehingga pasokan udara dan penerangan menjadi hal yang patut tersedia.

Sehingga jika perhitungan pendapatan maskapai (flight utilization) adalah berdasarkan block hour maka begitu pula seharusnya kenyamanan penumpang di mana block hour adalah waktu dimana pintu pesawat mulai ditutup di bandara keberangkatan hingga pintu dibuka di bandara kedatangan.

Jika melihat insiden yang baru baru terjadi, kita bisa menyimpulkan bahwa insiden ini terjadi saat pintu pesawat belum dibuka di bandara kedatangan, dengan kata lain masih pada block hour.

Beberapa insiden yang telah dialami oleh maskapai-maskapai yang di bawah satu grup ini membuat kita bertanya dan ingin mengetahui apa yang menyebabkan insiden insiden ini terjadi (baca: terulang kesekian kali).

**

Author : David Monniaux via Wikimedia Commons
Author : David Monniaux via Wikimedia Commons

Pesawat tidak hanya membutuhkan daya untuk bergerak (propulsi) dari mesinnya yang kemudian menghasilkan thrust akan tetapi juga membutuhkan daya listrik untuk menjalankan sistem pada pesawat mulai dari sistem avionik di kokpit hingga sistem pendingin dan penerangan di kabin dan kokpit serta menghidupkan mesin utama pesawat dan manfaat lainnya bagi pesawat.

Pada semua pesawat modern umumnya dilengkapi dengan apa yang disebut dengan Auxilary Power Unit (APU), di mana pesawat dapat memasok daya listriknya sendiri tanpa bantuan dari sumber lain seperti Ground Power Unit (GPU). 

APU ini umumnya terletak di bagian ekor pesawat, jika kita bertanya tanya knalpot pesawat di ekor pesawat maka itu adalah APU pesawat.

Bagaimana jika diudara? 

APU pesawat akan dimatikan ketika dalam penerbangan karena semua daya yang dibutuhkan sudah dihasilkan dari mesin-mesin utama pesawat yang selain menghasilkan thrust juga listrik.

Manfaat dari APU ini sangat berguna bagi pesawat ketika di darat terutama di bandara yang tidak memiliki GPU namun karena APU ini pada dasarnya berupa mesin turbin maka selain menghasilkan kebisingan juga mengonsumsi bahan bakar.

Karena ini pula ada kemungkinan APU bisa dimatikan di darat dan kemudian pesawat akan menggunakan Ground Power Unit yang bisa dimiliki sendiri atau dari pihak penyedia ground handling pada bandara namun ketika GPU mengalami gangguan maka pasokan listrik ke pesawat akan mengalami gangguan.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah berapa unit GPU yang tersedia di bandara kedatangan pesawat tersebut baik dimiliki pihak ground handling maupun maskapai (jika ada)?

Jika hanya ada dua unit yang tersedia untuk melayani semua pesawat yang mendarat di bandara tersebut maka ketika ada satu GPU yang mengalami gangguan maka akan ada lebih dari satu pesawat yang mengalami gangguan yang sama, dengan asumsi semua pesawat mengandalkan GPU daripada APU nya.

Apabila ada kekurangan GPU di bandara maka insiden ini setidaknya akan membuat pengelola bandara mengevaluasinya akan perlu tidaknya penambahan unit GPU.

Satu lagi adalah ada apa dengan APU pesawat sehingga tidak diaktifkan ketika menunggu GPU pengganti yang mengalami gangguan teknis, dengan begitu pasokan listrik ke kabin dan flight deck tetap tersedia dan kenyamanan penumpang pun tetap terlayani.

Keberadaan APU pada dasarnya adalah pengganti mesin utama pesawat untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik dan udara ke kabin dan flight deck pesawat ketika di darat kecuali bila APU pesawat juga mengalami gangguan teknis.

Ada satu hal yang menjadi catatan menarik dari beberapa insiden ini yaitu di mana kata "maaf" sepertinya menjadi sering terucap dari maskapai atau grup tersebut dan dari sisi penumpang kata tersebut sepertinya juga sudah menjadi "magic word" -- sama dengan kata "please" yaitu ketika kita sangat berharap orang yang kita minta pertolongan bisa memenuhi permintaan kita.

Case closed...done deal...everything is okay now.

Umumnya bila kita mengatakan maaf untuk kesalahan yang sama itu berulang ulang, itu menandakan bahwa kita tidak pernah belajar dari kesalahan-kesalahan kita (yang sama) sebelumnya, sebabnya bisa beragam termasuk kemalesan dan keacuhan.

Namun ketika pelanggan mereka berkata "please' kepada mereka agar tiket yang pelanggan beli tidak hangus, pihak maskapai tidak akan dapat menerima alasan pelanggan mengalami keterlamabatan tiba di bandara yang menyebabkan jadwal penerbangannya terlewati.

It's our policy,...we apologize...next in line please..

Namun demikian, maskapai ini tetap menjadi pilihan banyak orang, hanya saja bukan karena pelayanan yang prima tapi karena keterbatasan pilihan maskapai alternatif lainnya dari yang bukan dari grup itu lagi sebagai pembanding.

Jadi kapan pelaku perjalanan udara di Indonesia memiliki pilihan alternatif maskapai baik pada full service maupun low cost?

Jumlah pengguna transportasi udara termasuk di Indonesia cenderung meningkat, bagaimana kecenderungan jumlah armada maskapai di Indonesia, apakah ada tanda tanda meningkat atau tetap berkurang pasca Covid-19?

Akan tetapi jikapun sudah ada pilihan alternatif, namun ketika maskapai tersebut berasal dari grup yang sama ataupun penguasaan pangsa pasar masih didominasi oleh satu atau dua grup dengan subsidiarynya maka semua itu akan sia-sia, pangsa pasar yang dimaksud di sini adalah rute-rute penerbangan karena dari rute penerbanganlah jumlah pelanggan maskapai dapat tumbuh.

Dan karena dominasi rute dan frekuensi penerbangan itu pula, kata "maaf" menjadi magic word yang akan mengakhiri pembahasan satu insiden yang dalam waktu ke waktu terulang kembali.

Alangkah lebih baiknya jika maskapai melakukan langkah-langkah agar insiden serupa tidak terulang lagi dengan begitu pelanggan akan lebih mengapresiasinya dan akan tumbuh loyalitas terhadap maskapai, karena pada dasarnya loyalitas tumbuh karena kebutuhan pelanggan selalu diperhatikan melalui pelayanan maskapai bukan karena tidak ada pilihan lain.

Salam Aviasi.

Referensi:

  • aeroclass.org/auxiliary-power-unit/
  • pilotinstitute.com/airplane-apu/
  • pilotteacher.com/what-is-an-aircraft-apu-and-whats-it-used-for/
  • isarsoft.com/knowledge-hub/ground-power-unit-gpu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun