Kecelakaan pesawat merupakan satu hal yang kita semua tidak inginkan baik dari sisi publik, penumpang maupun pelaku industri aviasi termasuk maskapai penerbangan bersangkutan.
Akan tetapi kecelakaan dapat terjadi kapan saja walau tingkat kecelakaan pesawat telah menunjukkan penurunan dengan semakin tinggi tingkat keselamatan yang diterapkan oleh pabrikan pesawat serta di tengah naiknya jumlah pengguna transportasi udara dari tahun ke tahun.
Bagi maskapai yang pesawatnya mengalami kecelakaan, kesiapan dalam menghadapi kecelakaan pesawat pada armadanya membutuhkan sumber daya yang tidak kecil sehingga dibutuhkan manajemen yang secara khusus menangani krisis yang tengah dihadapi
Dalam manajemen krisis, maskapai akan berkoordinasi dengan segala pihak termasuk badan pencarian dan penyelamatan (SAR), asuransi, serta badan keselamatan transportasi/penerbangan, serta mengakomodasi para keluarga korban dalam banyak hal.
Manajemen krisis juga termasuk dalam hal komunikasi baik yang dilakukan melalui media berita maupun media sosial, hal yang sangat krusial untuk menghindari kesimpangsiuran pemberitaan kecelakaan tersebut khususnya pada spekulasi penyebab kecelakaan.
Akan tetapi di era media sosial saat ini, berita sangat cepat tersedia dan bahkan adakalanya penumpang di dalam pesawat melakukan live di akunnya dan memperlihatkan detik-detik sebelum ataupun saat terjadinya kecelakaan.
Pada bulan Desember 2008 seorang penumpang memposting tweet gambar momen pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di mana pesawat keluar dari landasan akibat overshoot.
Selanjutnya pada bulan April 2018 seorang penumpang pesawat Boeing B 737-700 milik maskapai Southwest Airlines menjadi orang pertama yang melakukan live streaming saat saat menegangkan ketika salah satu mesin pesawat dengan nomor penerbangan 1380 dari New York La Guardia ke Dallas Love Field.
Situs-situs flight tracker pun terkadang dapat lebih cepat daripada pihak maskapai bersangkutan memberitahukan melalui media sosial bahwa telah terjadi kecelakaan.