Era espionage pun dimulai antar dua negara termasuk kegiatan pengintaian dari udara yang melahirkan beberapa jenis pesawat khusus pengintaian yang dapat melakukan pemotretan udara ke darat, kita bisa melihatnya pada pesawat Lockheed U2 Dragon Lady dan Lockheed SR-71 Blackbird.
Setelah kedua pesawat ini dipensiunkan atas dasar biaya pengoperasian keduanya dan juga beresiko pada awaknya, peran dari kedua pesawat ini banyak digantikan oleh drone.
Bahkan dikabarkan pengembangan pesawat SR-71 menjadi SR-72 adalah drone bukan pesawat berawak lagi seperti SR-71.
Amerika sebenarnya telah menerjunkan drone dalam peperangan nyata yaitu pada masa perang Vietnam dengan drone seperti Lockheed D-21 dan Ryan AQM-91 Firefly dan beberapa lainnya namun pihak Amerika baru mengakuinya pada tahun 1973.
Dan seiring dengan perkembangan teknologi  terutama pada penerbangan selanjutnya, drone tidak lagi hanya menjadi alat pemantauan atau udara, juga tidak hanya sebagai pesawat tanpa awak belaka.
Kini drone juga akan menjalankan peran dan fungsi yang sama dengan pesawat berawak serta berada sama di garda terdepan pada sebuah misi, operasi dan bahkan pertempuran bersama sama dengan pesawat tempur berawak.
Peran dan fungsi tersebut membuat drone tidak hanya sekadar sebagai Unmmaned Aerial Vehicle belaka ataupun yang dipersenjatai (armed drone) yang dapat melakukan penyerangan dan menjadi penambah amunisi pada sebuah operasi ataupun pertempuran namun berkembang menjadi UCAV atau Unmanned Combat Aerial Vehicle dengan peran sebagai drone tempur (Combat Drone).
Ini dapat terlihat pada konsep kekuatan udara masa datang yang dikembangkan oleh beberapa negara seperti Amerika serta Perancis dan Jerman.
Pada program Next Generation Air Dominance nya, militer Amerika akan mengikutkan drone sebagai Collaborative Combat Aircraft (CCA) mendampingi pesawat tempur utama nya yang berawak dengan sebutan Penetrating Air Counter (PAC).
Sedangkan Airbus dan Dassault Aviation dengan Future Combat Air System (FCAS) berupa Manned-Unmanned Team (MUT) dimana beberapa drone diluncurkan dari pesawat kargo militer dan kemudian bergabung mendampingi pesawat utama nya yang disebut Next Generation Fighter (NGF).
Namun dari semua perkembangan ini terdapat potensi yang dapat membawa kekhawatiran terhadap kententraman dunia yaitu fakta dimana drone dapat diproduksi secara massal teruratama drone non tempur serta dapat diperjualbelikan layaknya barang pada umumnya.