Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Saat Pihak Militer Mempensiunkan Dini Pesawat

17 Juli 2023   02:28 Diperbarui: 17 Juli 2023   08:36 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maskapai mempensiunkan dini pesawat umumnya memang berkaitan efisiensi pada biaya operasional dan perawatan yang sudah mulai memberatkan maskapai.

Kemunculan pesawat yang lebih baru dan lebih efisien dapat mempercepat proses pertimbangan bagi maskapai untuk segera mempensiunkan dini beberapa pesawatnya, kita bisa melihatnya pada kemunculan pesawat Airbus A 320Neo yang lebih efisien dari A 320 dengan diikuti oleh Boeing dengan B 737 MAX nya yang lebih efisien dari B 737 Next Generation nya.

Walaupun umumnya pabrikan menetapakan cycle usia pesawat yang umumnya bisa hingga 30 tahun operasional namun maskapai mempensiunkan dini jauh dari sebelum waktu tersebut.

Begitu pula pada pesawat militer dengan cycle nya, namun biasanya pihak militer melakukan cara untuk memperpanjang usia operasional pesawat dengan misalnya melakukan retrofit pada pesawat mereka ketika negara belum memiliki anggaran untuk pengadaan pesawat pengganti.

Dalam kata lain, sangat lah jarang mendengar pihak militer mempensiunkan dini pesawat nya, oleh karena itu tidak mengherankan jika mempensiunkan dini pesawat oleh pihak militer Inggris ini menimbulkan perdebatan.

Inilah yang terjadi di Inggris ketika pihak Angkatan Udara Inggris memutuskan untuk menarik pesawat C-130 J mereka dari armada nya (withdrawn from use/WFU) lebih awal dari rencana yaitu dari tahun 2035 ke 2023.

Keputusan ini diambil sebagai hasil review pertahanan yang dilakukan pada tahun 2021 silam.

Bulan Juni 2023 kemarin merupakan bulan terakhir bagi pesawat super hercules RAF menempati rumah mereka yang selama ini sebagai base mereka.

Latarbelakangnya menurut pihak RAF adalah efisiensi biaya operasional, penjabaran biaya operasional ini terletak pada daya angkut dari pesawat yang dibutuhkan namun dengan biaya yang tidak besar.

Ilustrasi nya seperti ini, jika kita banyak mengirim logistik dengan berat rata rata 1.000 kg namun memiliki pesawat dengan daya angkut 600 kg berarti kita harus mengirim dua pesawat atau dua kali penerbangan pada satu pesawat.

Jika kemudian ada pesawat dengan daya angkut 1.100 kg misalnya maka kita akan mulai berpikir untuk mengganti pesawat kita agar dapat melakukan satu pengiriman dengan satu pesawat serta satu kali penerbangan.

Pihak RAF akan menggantinya dengan, ya, tebakan jitu -- tidak lain adalah pesawat A-400M Atlas besutan Airbus Defence yang memang memiliki daya angkut melebihi pesawat Lockheed Martin C-130 J Super Hercules.

Perdebatan pun terjadi dengan berbagai komentar dan respon, namun pihak RAF tetap pada rencananya atas dasar mengisi gap pada angkut udara taktikal dan strategik mereka dimana pesawat A-400M Atlas diyakini akan mengisi gap tersebut.

Namun RAF sebenarnya juga mengoperasikan pesawat Boeing C-17 Globemaster III dengan kapabilitas angkut udara strategik dan sepertinya kehadiran LM C-130 J dengan kapabilitas angkut udara taktikal memang menjadi pelengkap kekuatan angkut udara RAF.

Terdapat 21 unit pesawat C 130 J di armada RAF dan akan digantikan dengan 21 unit (+1) Airbus A-400M Atlas.

Kekuatan angkut udara RAF yang bisa dikatakan sudah mumpuni tersebut bisa jadi menjadi salah satu penyulut dari perdebatan yang terjadi, selain dari pengiritan anggaran yang bisa dilakukan karena pesawat C-130 J sebenarnya masih bisa dioperasikan hingga tahun 2035.

**

Akan tetapi mari kita tidak melihat ini dari sisi perdebatan melainkan dari sisi pabrikan pesawat yang tidak hanya bersaing dengan pabrikan pesawat lainnya pada penerbangan sipil tapi juga militer.

RAF sebelumnya memiliki pesawat angkut besutan Boeing dengan C-17 Globemaster III (sebelumnya Mcdonnell Douglas) dan Lockheed Martin C-130 J dimana keduanya adalah pabrikan asal Amerika.

Di kawasan dimana Inggris bertetangga dengan negara negara Uni Eropa, ada negara Perancis yang menjadi base dari pabrikan Airbus yang melalui divisi Airbus Defence & Space yang memiliki produk pesawat angkut militer A-400M Atlas pada jajaran produknya.

Pada situsnya, Airbus menunjukan jumlah pesanan A-400M ini sebanyak 178 unit sedangkan yang sudah diserahkan berjumlah 118 unit, jumlah ini bisa menjadi tekad Airbus untuk mendongkrak penjualan pesawat ini kepada semua operator militer di dunia.

Pada situsnya juga disebutkan bahwa pesawat ini dapat mengisi gap kapabilitas angkut udara taktikal dan strategik karena memang pesawat ini bisa menjalankan kedua nya dengan jarak tempuh pesawat yang lebih jauh dibandingkan pesawat angkut taktikal seperti LM C-130 J.

Pesawat A-400M bisa terbang sejauh 8.900 km sedangkan C-130 J sejauh 2.417 miles atau sekitar 3.893 km sedangkan untuk payload nya, pesawat A-400 bisa mengangkut hingga 37 ton kargo sedangkan Super Hercules 19,958 kg (sekitar 19 ton).

Apakah ada kemungkinan akan adanya usaha penjualan dari pihak Airbus dibalik keputusan RAF ini ?

Apapun jawabannya, adalah sah sah saja bila sebagai perusahaan berusaha menjual produknya terlebih bila untuk bersaing dengan rival bebuyutan nya.

Kita memang tidak akan mengetahui kebutuhan angkut udara RAF dan membuktikan kebenaran adanya gap pada angkut udara mereka, tapi kita juga tidak bisa menutup mata dan telinga pada persaingan antar dua pabrikan ini.

Belum lagi juga melihat bagaimana pabrikan Lockheed Martin dalam menyikapi langkah RAF ini, mengingat hubungan yang sudah terjalin sejak tahun 1960 an diantara mereka.

Persaingan pada pesawat angkut militer ini memang tidak banyak peserta nya, kita hanya bisa melihat pesawat C-5 Galaxy dan C-130 J  besutan Lockheed Martin, kemudian Boeing C-17 Globemaster III, Embraer C-390 dan Airbus A-400M tanpa melihat pesawat Kawasaki C-2 maupun pesawat sipil yang dikonversikan ke militer.

Jadi sangat wajar persaingan pada pesawat angkut militer baik taktikal maupun strategik cukup sengit, dan bagi pesawat  dengan kapabilitas angkut taktikal dan strategik akan memiliki nilai tambah kepada operator karena bisa menghemat biaya pada misi dan operasi militer mereka.

Pergantian pesawat sebenarnya juga membutuhkan biaya ekstra diluar dari pembelian pesawat yaitu pelatihan kru pada lingkungan pesawat yang baru, belum lagi mengingat waktu pelatihan tersebut.

RAF dikabarkan sudah menarik 15 unit dari total 21 unit pesawat C-130 J mereka dan masih menyisakan 6 unit, untuk 14 unit pesawat tersebut rencananya akan dijual.

Apakah Indonesia akan dijadikan bidikan pada usaha penjualan super hercules ? Jawabannya bisa iya dan tidak, namun sebenarnya Indonesia juga akan memiliki pesawat Airbus A-400M Atlas.

Selain merupakan berita bagus, kita juga berharap mudah mudah an latarbelakangnya karena  kita memang sudah membutuhkan pesawat angkut strategik, juga karena kita mengalami gap daya angkut pada kekuatan angkut udara kita.

Salam Aviasi.

  • raf.mod.uk/news/articles/the-c-130j-hercules-completed-its-farewell-flypast/
  • flightglobal.com/defence/final-raf-c-130j-mission-set-for-17-june-as-hercules-retirement-nears/152876.article
  • aviationweek.com/defense-space/multi-mission-aircraft/uk-royal-air-force-extends-c-130j-life
  • airbus.com
  • boeing.com
  • LockheedMartin.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun