Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Antara Pesawat SU-27 dan MIG 29 dengan F-16 dan F-15

15 Juli 2023   09:34 Diperbarui: 15 Juli 2023   09:40 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama pesawat tempur Sukhoi SU-27 sudah tidak asing lagi bagi kita di Indonesia karena kita memiliki SU-27 SK bersama dengan variant pengembangan nya yakni SU-30 Mk dioperasikan oleh TNI AU kita.

Pesawat ini merupakan jawaban dari Soviet (kini Rusia) terhadap pesawat Mcdonnell Douglas F-15 yang pengembangannya dalam program F-X  jelang akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an terdengar oleh pihak Soviet ketika itu.

Pihak Soviet kemudian memulai program Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, literally "Prospective Frontline Fighter", atau "Advanced Frontline Fighter" dengan menggandeng pabrikan Sukhoi.

Program tersebut melahirkan prototipe T-10 yang terbang pertama kali pada tanggal 22 Mei 1977, pengembangan prototipe yang akan menjadi cikal bakal SU-27 tidak lah mulus dengan berbagai kecelakaan.

Dan setelah beberapa kali melakukan desain ulang dan kemunculan teknologi fly-by-wire, prototipe T-10S-3 menjadi prototipe yang akan menjadi pesawatn tempur sesuai dengan permintaan Angkatan Udara Soviet dengan nama Sukhoi SU-27.

Namun pada tahun 1971 Soviet pun mendengar program USAF yaitu Lightweight Fighter (LWF) yang kemudian melahirkan pesawat General Dynamics F-16 (kini Lockheed Martin).

Pihak Soviet pun kemudian memulai program serupa dengan nama Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel (LPFI, atau "Advanced Lightweight Tactical Fighter" yang kemudian melahirkan pesawat MIG-29.

Pada program ini pabrikan Mikoyan terpilih sebagai kontraktor pesawat dengan desain Mikoyan Product 9 yang kemudian melahirkan prototipe Aircraft 901 serta prototipe untuk versi lainnya seperti Aircraft 917 dan Aircraft 918.

Walau dikembangkan dalam waktu yang tidak berselang lama, namun Mikoyan MIG-29 tidak menggunakan fly-by-wire sebagai kontrol pesawat seperti Sukhoi SU-27 namun airframe kedunya sama dengan penyesuaian berdasarkan masing masin peran kedua pesawat.

Soviet menyebut program Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel (LPFI, atau "Advanced Lightweight Tactical Fighter" sebagai pendamping dari program Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, literally "Prospective Frontline Fighter", atau "Advanced Frontline Fighter".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun