Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Optimisme pada Bandara Kertajati

12 Juli 2023   13:16 Diperbarui: 13 Juli 2023   11:30 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Bandar Udara Kertajati (KJT/WICA) yang terletak di Kabupaten Majalengka akan mulai (lagi) beroperasi untuk angkutan udara penumpang yang sempat terhenti beberapa waktu yang lalu, sedangkan untuk angkutan kargonya sudah berjalan selama ini.

Sebelumnya, penyelesaian pembangunan jalan tol Ciluenyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdau) yang selama ini disebut oleh beberapa kalangan termasuk pengamat penerbangan sebagai penyebab tidak maksimum pengoperasian bandara KJT telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 11/7/23.

Bahkan, Joko Widodo optimis bandara KJT akan ramai trafiknya dengan diresmikannya bandara KJT ini (Kompas.com 11/7/23).

Optimisme juga ditunjukkan pada situs resmi bandara KJT dalam kutipan berikut dari salah satu artikel berita yang menyatakan bahwa "BIJB Kertajati baru terbangun dari "tidur panjangnya" dan mulai menggeliat. Setelah menggeliat, biasanya lalu mandi, berdandan, dan mulai berkegiatan".

Kita sebagai anggota masyarakat dan juga sebagai pelaku perjalanan sudah sepantasnya menyambut baik peresmian jalan tol Cisumdau yang menjadi pelengkap akses ke bandara KJT dari dan ke area Bandung raya.

Ini karena pada dasarnya, setiap pembangunan bandara dimanapun itu akan memberikan dorongan pada laju pertumbuhan ekonomi, tidak hanya pada daerah lokasi bandara tapi juga pada daerah daerah lain yang menjadi cakupannya (catchment area).

Dengan beroperasinya jalan tol Cisumdau ini, apa selanjutnya ?

Jawabannya sudah tentu adalah peran dan fungsi bandara KJT akan berjalan penuh (full swing), yakni sebagai tempat pergerakan pesawat yang melakukan penerbangan penumpang dan barang secara komersial.

Dan dengan menyandang nama Bandara International Jawa Barat (BJIB), bandara yang menjadi salah satu entry point ini tidak hanya sebagai pintu masuk ke Ibu Kota Jawa Barat saja yaitu Bandung melainkan seluruh daerah di Provinsi Jawa Barat.

Dari sisi maskapai pada dasarnya tidak akan menjadi masalah dengan melihat proses yang sudah terjadi pada saat bandara KJT resmi beroperasi pada tahun 2018 yang lalu, walau kemudian para maskapai kembali lagi ke bandara BDO karena masih sepinya trafik di bandara KJT.

Selain kembali ke BDO, beberapa juga mungkin masih memilih bandara CGK dengan beragam latarbelakang, salah satunya ketersediaan rute dengan tujuan mereka yang mungkin tidak tersedia di bandara KJT ataupun BDO.

Juga tidak dilupakan bahwa bandara KJT akan menggantikan bandara Hussein Sastranegara (BDO/WICC) yang sebelumnya menjadi hub bagi beberapa maskapai yang beroperasi di Indonesia.

Dengan menjadikannya hub-nya, maka maskapai pastinya perlu memikirkan tempat beristirahat (RON -- Run Over Night) bagi kru pesawatnya yang akan melakukan penerbangan pada hari berikutnya, fasilitas penginapan seperti hotel akan menjadi kebutuhan maskapai.

Lokasi penginapan yang jauh mungkin akan menjadi pemikiran ekstra bagi maskapai terutama pada transportasi dari dan ke bandara bagi para kru mereka.

Dari sisi pengelola bandara, proses persiapan perpindahan ini bisa dikatakan selesai dengan hanya menunggu pelaksanaannya saja dimana menurut situs resmi bandara KJT menunggu dari Kementrian Perhubungan dan diharapkan sudah terlaksana pada bulan Oktober 2023 nanti.

Namun demikian bentangan perjalanan mereka di depan sangatlah panjang dan memerlukan dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak.

Bagaimana dari sisi pelaku perjalanan baik untuk keperluan bisnis, leisure dan social yang bertempat tinggal di cakupan bandara ?

Penutupan bandara BDO sebagai bandara umum (komersial) memang sebaiknya dilakukan pada proses perpindahan bandara karena para pelaku perjalanan khususnya yang berdomisili di Bandung baik kota maupun kabupatennya mungkin akan lebih memilih bandara BDO untuk memulai perjalanannya jika masih tersedianya penerbangan ke tujuan mereka.

Penetapan harga tiket oleh para maskapai juga akan menjadi salah satu daya tarik, tidak hanya dari akses dan fasilitas saja -- harga tiket pesawat dengan pemberangkatan dari bandara BDO versus KJT bisa saja berbeda ditetapkan oleh maskapai.

Berbagai pertimbangan akan dilakukan oleh maskapai misalnya lokasi bandara KJT yang bisa lebih jauh ataupun pendek pada setiap rutenya dibandingkan dari bandara BDO dimana ini akan memengaruhi jumlah konsumsi bahan bakarnya.

Dengan melihat ini semua, optimisme para pihak sebaiknya memang tidak hanya sebatas pada persiapan dan visi serta misi, tetapi juga pada pelaksanaanya kelak serta pada perencaaan strategisnya dengan aktualisasi tindakan.

Secara fisik bandara KJT sangatlah menjanjikan pada trafik, ini dapat dilihat dari luas terminalnya dan keberadaan dua landasan pacunya yang dapat mengakomodasi pesawat berbadan lebar dan super jumbo.

Selain itu Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah dan kepadatan penduduk terbesar nomor 2 di Indonesia, ini berarti potensi pasar aviasi di Jawa Barat bisa membayangi Provinsi DKI Jakarta.

Baik luas kawasan bandara dan potensi pasar aviasi menjadi pendorong awal yang kuat bagi pengelola bandara KJT dalam memulai operasinya, namun dukungan dan kerja sama dengan pihak lain tetap diperlukan terutama dalam menumbuhkan trafik.

Bandara KJT sebagai bandara umum memang merupakan tempat pergerakan pesawat penumpang dan kargo berjadwal serta penerbangan non berjadwal lainnya seperti penerbangan umrah dan haji, namun pesawat yang mengoperasikan adalah maskapai bukan bandara.

Oleh karena itu pertumbuhan bandara sudah tentu tidak hanya melibatkan bandara dan pemerintah daerah saja melainkan juga maskapai.

Promosi kepariwisataan Provinsi Jawa Barat dalam berbagai media dan events internasional bisa menarik minat wisatawan asing dan domestik dan pada akhirnya menumbuhkan trafik di bandara.

Beragam destinas wisata menyebar di Jawa Barat seperti di Tasikmalaya, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Pangandaran, Subang dan Majalengka sendiri dapat menumbuhkan trafik bandara.

Bandara juga tidak selamanya mengandalkan trafiknya sendiri atau dalam perkataan lainnya tidak hanya sebagai hub maskapai tetapi juga bisa menjadi hub transportasi baik intermoda maupun antar bandara.

Penyediaan transportasi bagi pelaku perjalanan dengan tujuan penerbangan yang tidak disediakan oleh maskapai di bandara KJT ke bandara lain yang bisa menjadi solusi.

Dari sisi pemangku kepentingan, bandara KJT bisa menjadi bahan pembelajaran bagi semua daerah dan juga pusat terutama para pemegang kebijikan bahwa pembangunan bandara sebaiknya berdasarkan antisipasi ketimbang solusi.

Pembangunan bandara baru memerlukan waktu sedangkan kepadatan bisa menjadi semakin padat dalam kurun waktu singkat.

Selain itu kecenderungan akan tergesa gesa untuk mencapai target justru dapat membawa dampak tidak menguntungkan bila perencanaan tidak melihat dari segala aspek, salah satunya adalah aksesibilitas.

Perencanaan strategis bandara dan pemanfaatan kawasan disekitar bandara perlu dilakukan dengan studi dan analisis yang mendalam bukan atas dasar euforia awal, misalnya perpindahaan fasilitas PT. Dirgantara Indonesia dan PT. Pindad sebagai bagian dari rencana kawasan Aerocity-nya bisa mempercepat kepadatan pada akses ke dan dari bandara dengan bertambahnya pengguna akses tersebut.

Pembangunan Aerocity sebenarnya bisa sangat positif, juga mungkin bila dapat menjadi venue dari perhelatan aviasi dan kedirgantaraan seperti Air Show ataupun perlombaaan olahraga kedirgantaraan internasional seperti terjun payung misalnya.

Aerocity juga bisa menjadi pusat kegiatan bisnis aviasi bagi pelaku usaha aviasi mulai dari suku cadang pesawat, MRO, kantor perwakilan maskapai dan pabrikan pesawat yang mungkin sudah menjadi ataupun berpotensi sebagai mitra strategis PT. DI maupun PT. Pindad.

Penulis optimis bandara KJT dapat tumbuh sebagai bandara dengan trafik yang ramai, namun untuk selanjutnya waktu juga yang akan menjawabnya yang bisa secara perlahan dan juga cepat selain dari faktor pengelolaan bandara itu sendiri.

Adalah tantangan bagi pengelola bandara KJT serta semua pihak bidang penerbangan untuk mewujudkan optimisme tersebut menjadi kenyataan.

Salam Aviasi

Sumber dan Referensi :

  • nasional.kompas.com/read/2023/07/11/11550521/jokowi-optimistis-bandara-kertajati-bakal-ramai-setelah-tol-cisumdawu
  • bandung.kompas.com/read/2022/09/19/171458278/6-fakta-menarik-bandara-kertajati-bandara-terbesar-kedua-di-indonesia
  • bijb.co.id/content/kertajati-menggeliat-peluang-bagi-investor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun