Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Diantara Dua Pilihan

6 Mei 2023   01:28 Diperbarui: 6 Mei 2023   01:31 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa hari terakhir ini aku dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit terkait dengan pembangunan bandara tambahan di sebuah daerah dibawah kendaliku.

Daerah ini berupa pulau dimana pulau ini sudah menjadi destinasi wisata terkenal dan menjadi tujuan wisata utama bagi pelaku wisata dari berbagai belahan dunia, nama pulauku ini adalah pulau Zuara.
 
Pariwisata menjadi roda utama penggerak perekonomian Pulau Zuara, oleh karenanya keputusanku dapat memengaruhi laju pergerakan perekomomian tersebut.

Pilihanku antara menolak dan mengabulkan usulan salah satu penasehaku dengan pertimbangan bahwa jika aku menolak berarti aku melawan arah dari tujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Pulau Zuara.

Latarbelakang penolakkanku adalah karena aku khawatir dengan pembangunan bandara kedua di destinasi wisata tersebut akan memengaruhi budaya dan kearifan lokal Pulau Zuara.

Alasan lainnya adalah karena aku khwatir bandara tambahan akan lebih menguntungkan bagi anggota masyarakat lainnya daripada masyarakat pulau Zuara.

Kemudian aku bertanya pada diriku, apakah benar bahwa bandara dan kegiatan wisata dapat memengaruhi kedua kelokalan destinasi wisata tersebut? juga apa benar bandara tidak banyak membawa keuntungan kepada masyarakat pulau Zuara?

Kedua pertanyaanku kemudian justru membuatku tak bisa fokus pada proses pengambilan keputusan pada hal lainnya sepanjang hari ini.

Aku justru terfokus kepada menyegarkan pemahamanku terhadap definisi dan fungsi bandara dan pariwiasata, apa ada yang salah dengan pemahamanku selama ini?

Bandara berfungsi sebagai tempat pergerakan pesawat penumpang dan kargo, dimana penumpang pesawat bisa terdiri dari pebisnis dan wisata sedangkan kargo bisa berupa barang yang akan dieskpor dan di impor.

Semakin banyak penumpang yang datang maka semakin banyak manfaat ekonomi pulau Zuara, begitu pula dengan kargo nya melalui kegiatan ekspor dan impornya.

Namun sebuah bandara memiliki kapasitas tampung yang tidak hanya dapat dilihat dari daya tampung terminal penumpang dan kargonya tetapi juga kawasan pergerakan untuk pesawat yaitu landasan pacu, taxiway dan apron.

Daya tampung ini pada satu titik waktu akan mencapai tingkat maksimal dimana bila itu terjadi maka akan mengganggu kegiatan penerbangan di bandara tersebut karena tingkat kepadatannya (congestion) sudah jauh melampui daya tampungnya.

Gangguan berupa keterlambatan keberangkatan dan kedatangan sangat bisa tak terhindari, belum lagi jika dilihat dari aspek keselamatan penerbangan.

Pada sisi lain, landasan pacu dengan tingkat perkerasan permukaan (pavement) yang tinggi sekalipun akan mengalami reduksi kekuatannya terhadap beban dari kegiatan lepas landas dan pendaratan pesawat yang tinggi.

Inilah yang terjadi bandara utamaku beberapa waktu yang lalu dimana penasehat militerku sampai menolak keras keputusanku untuk mencampurkan penerbangan penumpang dengan penerbangan militer.

Dan ketika itu terjadi juga di Pulau Zuara maka dengan kondisi hanya ada satu landasan pacu di satu satu nya bandara di destinasi wisata tersebut maka segala kegiatan pariwisata yang merupakan roda utama perekonomiannya dapat terhenti untuk jangka waktu yang sama dengan waktu untuk perbaikkan landasan pacunya.

Dengan terhentinya segala kegiatan perekonomian yang mengandalkan bandara maka tidak hanya laju roda perekonomiannya yang terhenti tapi juga perputarannya.

Untuk itu bandara tambahan bisa menjadi solusinya dengan berfungsi sebagai bandara kedua atau secondary airport, selain dari meningkatkan daya tampung pulau Zuara dalam hal kunjungan wisatawan dan kegiatan ekspor dan impor barang.

Aku teringat pada penasehat transportasiku yang pernah mengatakan bahwa pembangunan bandara memerlukan lahan yang tidak sedikit.

Namun jika melihat pertumbuhan yang terjadi di pulau Zuara sangat pesat dengan banyaknya pembangunan fasilitas pendukung kegiatan pariwisata maka ada kemungkinan lahan akan menjadi masalah kelak jika keputusan menolakku saat ini akan berubah di masa datang dan kemudian memutuskan untuk membangun bandara tambahan.

Dan jika dilihat saat ini pula, lahan di kawasan bandara saat ini sudah tidak lagi tersedia untuk pembangunan landasan pacu tambahan.

Apakah aku harus membiarkan bandara saat ini yang sudah padat aktivitasnya dan menunggu hingga mencapai kapasitas maksimumnya? dan jika iya dan tidak ada lahan tersedia maka berarti daya tampung wisata pulau Zuara tidak akan bisa meningkat selama tidak tersedianya bandara tambahan.

Sedangkan untuk budaya dan kearifan lokal, aku bertanya kepada diriku, bukannya kedua hal ini tergantung dari masyarakat lokal sendiri? bila terpengaruh maka memang bisa memengaruhi kedua kelokalan tersebut namun bila tidak, seperti yang terlihat selama ini yang dilakukan oleh penduduk Pulau Zuara maka kedua kelolakan tersebut akan jauh dari perubahan.

Tapi semua ini pemahamanku yang aku coba untuk segarkan kembali seharian ini dan masih berlangsung hingga kini.

Karena jika aku yang salah dalam memahami semua ini maka kerugiannya hanya di aku seorang diri, namun bagaimana jika kekeliruan ada pada penolakkanku tersebut, kerugiannya pada siapa? bukankah pada rakyatku sendiri?

Dalam kebingunganku seharian ini, entah mengapa aku memutuskan untuk membaca berita laporan agen mata mataku yang aku tempatkan di negeri seberang dimana pada laporan tersebut terdapat keadaan yang sangat mirip dengan apa yang aku hadapi.

Well, setidaknya aku tidak satu satunya orang yang menghadapi semua ini, namun bedanya adalah aku adalah pengambil keputusan tunggal di negeriku tanpa harus melibatkan rakyat, sedangkan di negeri dalam berita tersebut tidak hanya keputusannya saja yang tidak bisa diputuskan oleh satu orang saja satu orang saja tapi juga dasar keputusannya yang seharusnya tidak bisa hanya dari satu orang saja.

Persamaannya adalah pembangunan sebuah bandara di kedua negeri harus sama sama memikirkan kesejahteraan rakyat dan negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun