Pesawat A terbang pada ketinggian 8.000 feet karena menggunakan titik referensi QNE yang dalam hal ketinggian terbangnya sebenarnya adalah 8,000 feet, sedangkan pesawat B yang melaporkan ketinggiannya 7.000 feet sebenarnya terbang pada ketinggian 7,650 feet karena menggunakan titik referensi QNH. (lihat gambar dibawah).
Dalam kondisi ini jarak vertikal antar kedua pesawat bukan 1.000 feet melainkan hanya 350 feet karena keduanya menggunakan acuan yang berbeda, dengan jarak vertikal yang semakin dekat maka potensi tabrakan di udara semakin mendekat kepada kenyataan.
Pada penerbangan di ketinggian terbang rendah (low altitude), terdapat dua jenis jarak vertikalnya yaitu antara pesawat dengan daratan serta antar pesawat yang sedang mengudara.Â
Oleh karenanya standar yang digunakan oleh setiap pesawat harus sama yang dalam ini digunakan titik referensi QNH Â ( tekanan pada permukaan laut).
Sedangkan pada ketinggian tinggi atau high altitude jarak vertikal yang perlu diperhatikan hanya antar pesawat yanh mengudara yang dalam kondisi ini standar yang digunakan oleh semua pesawat harus sama yaitu dengan titik referensi QNE karena tidak ada jarak vertikal dengan daratan lagi.
Dimana batas ketinggian penggunaan standar ini ?
Disini kita akan dikenalkan dengan transition altitude dan transition level dimana pada ketinggian dibawah transition altitude, semua pesawat harus menggunakan QNH (altitude) sedangkan diatas transition level semua pesawat harus menggunakan QNE (flight level).
Sedangkan untuk jarak vertikal antara transition altitude dengan transition level disebut dengan transition layer, pengaplikasiannya seperti ini, saat pesawat naik ketinggian melewati transition altitude maka saat mulai berada di transition layer, semua pesawat harus menggunakan flight level dalam menyebutkan posisi vertikalnya (ketinggian)
Contoh penyebutan flight level adalah jika ketinggiannya 25,000 feet maka piliot akan menyebut posisi vertikalnya dengan FL 250., jika ketinggian 19,000 feet maka penyebutannya FL 190.
Sebaliknya ketika pesawat turun ketinggian melewati transition level maka saat mulai berada di transition layer, semua pesawat harus menggunakan altitude untuk menyebutkan posisi vertikalnya (ketinggian).