Beberapa negara menggunakan satuan inches mercury atau in Hg dengan standar yang setara dengan 1.013 mb yaitu 29.92 in Hg atau juga dalam satuan Hectopascals dengan nilai 1,013 hPa.
Nilai inilah yang dijadikan titik referensi sebagai titik nol dalam menentukan poisisi vertikal pesawat.
Pengukuran altitude ini disebut dengan altimetry yang memiliki hubungan dengan pengukuran kedalaman laut atau bathymetry
Selain dari ketiga baromatric references diatas juga ada QFF yang mengukur tekanan dan suhu di stasiun stasiun cuaca di daratan.
Untuk lebih mudahnya kita bisa melihat ilustrasi dibawah ini :
Terdapat istilah Elevation pada ilustrasi diatas yang dalam hal ini adalah ketinggian sebuah daratan atau lokasi dari  permukaan laut.
Elevasi banyak ditemui pada istilah pada geografi seperti lokasi stasiun kereta api dan bandara yang juga termasuk pesawat yang berada di bandara tersebut.
Kembali ke altimetry, disebutkan diatas bahwa altimetry berguna untuk menjaga jarak vertikal antar pesawat di angkasa yang bisa berbeda beda karena adanya perbedaan tekanan dan suhu pada setiap lapisan atmosfir, bagaimana penjelasannya ?
Ilustrasinya seperti ini, misalnya pesawat A terbang dari Jakarta (HLP) ke Adisucipto (JOG) pada ketinggian 8,000 feet serta acuannya adalah 29.92 hg (acuan dasar), Â pesawat B terbang pada arah sebaliknya dengan ketinggian 7,000 feet maka beda tingginya 1,000 feet dengan catatan bahwa kedua pesawat menggunakan titik referensi yang sama baiknya itu QNE maupun QNH pada kedua pesawat.
Namun jika masing masing pesawat menggunakan titik referensi yang berbeda maka ilustrasinya seperti ini.