Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tips Advertising di Kabin Pesawat atau Inflight Advertising

25 Maret 2023   21:18 Diperbarui: 25 Maret 2023   21:20 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kabin Pesawat (Image Ceedit: Its me Pravin at unsplash.com)

Kabin pesawat memang bukan ruang terbuka serta umum yang banyak dilalui oleh banyak orang sehingga mungkin dapat membuat beberapa orang berpendapat bahwa kabin pesawat bukan ruang terbaik untuk melakukan advertising (inflight advertisement).

Namun mari kita lihat ilustrasi berikut yang mungkin dapat mengubah persepsi kita terhadap kabin pesawat sebagai ruang advertisement yang patut diperhitungkan.

Jika sebuah maskapai memiliki 50 buah pesawat dengan kapisitas penumpang 180 pax dimana masing masing pesawat memiliki utilitas per harinya sebanyak 10 jam maka setiap.peaawat rata rata terbang dalam seharinya ke dua hingga tiga rute pendek/menengah pulang pergi dan sekali pada penerbangan jarak jauh.

Jika kita ambil maksimum load factornya hanya 150 pax per pesawat per penerbangan, maka jumlah penumpang dalam sehari yang diangkut oleh maskapai tersebut adalah 50 X 150 pax X 2 flight X 2 pp = 30,000 pax dalam sehari.

Jumlah ini mungkin terbilang sedikit namun jika dalam dihitung dalam sebulan yang berjumlah 30,000 pax X 30 hari = 900,000 dan per tahunnya 10,800,000 pax tentu angka ini cukup besar.

Semakin banyak jumlah pesawat dalam armada maskapai semakin banyak jumlah audience yang dapat menjadi target dari pesan yang kita akan sampaikan.

Banyaknya jumlah pesawat ini jangan juga dilihat dari sisi kemampuan maskapai melayani penerbangan ke sebuah destinasi (frekwensi penerbangan) melainkan lebih pada jumlah rute yang dapat dilayani maskapai tersebut.

Karena dari sisi perusahaan produk, rute rute penerbangan yang dilayani oleh maskapai dapat membantu perusahaan dalam hal 'demographic targetting' dari advertisement mereka.

Selain semakin banyak daerah yang menjadi tujuan penerbangan semakin banyak cakupan daerahnya juga semakin mudah kita menentukan daerah mana yang menjadi fokus target audience dari pesan kita

Penempatan dan jenis poduk yang ditampilkan juga tidak selamanya dapat mengenai sasaran terutama bila.cara menampilkannya terlihat terlalu kasar atau tidak lembut.

Pihak maskapai ada baiknya perlu jeli dalam menyeleksi jenis produk yang akan melakukan kegiatan advertising pada armadanya baik di dalam kabin ataupun pada bagian luar (badan) pesawat.

Penempatan pesan pada overhead bin dalam kabin bisa terlihat mencolok dan juga ketika pesan atau gambar yang ditampilkan  sama sekali tidak berhubungan dengan penerbangan dan wisata.

Pada sisi lain, penyediaan snack atau makanan kecil di dalam kabin yang seluruhnya merupakan produk dari sebuah perusahaan akan lebih terasa sesuai dengan penerbangan itu.

Pesan bergambar hotel dengan pantai putih dan air laut jernih akan berbeda dalam hal kesan yang ditangkap oleh para penumpang dibandingkan gambar tas bermerk dengan harga ratusan juta rupiah.

Begitu pula gambar meja dan kursi di tepi pantai untuk private dinner akan lebih menarik perhatian daripada gambar meja dan kursi di ruang makan  dalam rumah.

Beberapa produk dan jasa yang bisa berhubungan dengan penerbangan adalah produk perawatan kulit (pelembab kulit), minuman mineral, produk dan jasa hospitality mulai dari spa, hotel, restoran, penyewaan kendaraan, serta travel-related products lainnya seperti masker mata, inflatable pillow, dan lainnya.

Bagaimana dengan image maskapai di mata publik dan khususnya pelanggannya ?

Kekecewaan pelanggan maskapai terhadap buruknya pelayanan maskapai akan sedikit banyak berpengaruh terutama pada 'mood' penumpang saat merasa kesal karena adanya keterlambatan keberangkatan pesawat 

Semakin sering keterlambatan dari maskapai semakin sering pula 'mood' penumpang yang tidak baik pula saat melihat pesan dari sebuah produk atau jasa di dalam kabin pesawat.

Kesimpulan

Kabin pesawat memang bukan ruang terbuka yang dilalui oleh penumpangnya melainkan justru berada di satu ruangan dengan penumpang, keadaan ini akan membuat waku ekspose pesan kita dilihat oleh penumpang akan berlangsung selama penerbangan itu pula.

Inflight advertisement tidaklah sama dengan aerial advertisement yang biasanya menggunakan balon udara atau banner yang diterbangkan dengan pesawat dan melintasi ke berbagai penjuru dan spot sebagai targetnya.

Akan tetapi dalan hal efektivitas dan pencapaian target audience, inflight advertisement bisa menjadi pilihan tepat terutama produk yang menyasar pasar tertentu, misalnya para pelaku perjalanan baik bisnis maupun leisure.

Dari sisi maskapai, inflight advertising ini bisa menjadi pemasukkan dari non penerbangan (non aerinautical) namub demikian tetap perlu memerhatikan visi dan image maskapai saat ingin bermitra dengan pihak ketiga dalan kegiatan inflight advertising, jangan sampai keberadaan pesan pesan di dalam kabin justru mengurangi kenyananan pelanggannya.

Dari sisi perusahaan penghasil produk dan jasa perlu memerhatikan junlah armada yang dimiliki, jumlah rute yang dilayani maskapai, serta mengenali apakah segmen pasar pada maskapai tersebut sesuai dengan segmen dan target perusahaan.

Referensi :

  • en.m.wikipedia.org/wiki/In-flight_advertising
  • altexsoft.com/blog/airline-marketing-advertising/
  • imm-international.com/benefits-of-in-flight-advertising/
  • en.m.wikipedia.org/wiki/Aerial_advertising

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun