Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Berkenalan dengan Airbus A220 yang Dahulunya Dimusuhi Boeing

14 Maret 2023   17:02 Diperbarui: 14 Maret 2023   17:05 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara head-to-head bisa disimpulkan A 220-330 memiliki keunggulan pada kapasitas dan jarak jelajahnya, namun demikian masih banyak faktor yang menentukan bagi maskapai untuk memilih pesawat ini seperti biaya training bagi kru dan pemerliharaan, karena walaupun menyandang nama Airbus akan tetapi struktur dan sistem bisa berbeda.

Namun sepertinya Airbus juga mengikuti jejak Boeing yang memiliki sejarah untuk mengakusisi pabrikan yang dinilai menjadi pesaingnya seperti yang telah Boeing lakukan terhadap Mcdonnell Douglas.

Pesawat Airbus A 220 memang sudah masuk dalam keluarga besar Airbus yang bisa terlihat di situs resminya walaupun pesawat ini tidak menyandang angka 3 seperti semua keluarga pesawat Aitbus.

Para pengguna atau operatornya juga merupakan maskapai besar seperti Delta Airlines dan Qantas (Queensland and Northern Territory Aerial Services), Lufthansa dan maskapai besar lainnya, hal ini menandakan adanya potensi yang memang tidak bisa dipandang sebelah mata pada pasar penerbangan regional dan jet pernumpang berkapasitas hingga 160 pax.

Mengapa maskapai besar seperti Lufthansa dan lainnya menjadi berminat terhadap pesawat ini ?

Ilustrasi sederhananya dari orang awan mungkin seperti ini, bila biasanya mereka menggunakan pesawat jet dengan kapasitas 150-180 pax seperti Airbus A 320 dan Boeing B 737 untuk sebuah rute penerbangan yang hanya memiliki rata rata load lactor 75% maka kenapa tidak menggantinya dengan pesawat ukuran yang dapat sesuai dengan kebutuhan maskapai yaitu pesawat dengan kapasitas yang sesuai dengan permintaan pasar, sehingga dapat memberikan load factor 100%.

Begitu pula mungkin bagi Lufthansa, dimana pesawat ini dapat menjawab kebutuhan mereka pada rute rute penerbangan jarak dekat mereka di benua Eropa dan sekitarnya serta lebih efisien dibandingkan jika mengoperasikan pesawat berlorong satu dengan ukuran lebih besar sepeeti A 320 dan B 737 NG maupun MAX.

Bagaimana dengan penggunaan pesawat ini di Indonesia, apakah cocok ?

Akan sangat tergantung dari masing masing maskapai dalam melihat kebutuhannya pada setiap rute yang mereka lakukan.

Akan tetapi pesawat Airbus A 220 ini dapat menjadi alternatif bagi maskapai yang masih mengoperasikan pesawat Boeing B 737-500/600/700 atau Airbus A-318 baik dengan A 200-100 dengan kapasitas 100-130 pax atau A 220-300 dengan kapasitas 120-160 pax.

Bagi yang ingin merasakan sensasi terbang dengan A 220 (khususnya A 220-300) ini bisa mencobanya pada rute rute yang dilayani oleh maskapai maskapai yang menjadi operator pesawat ini seperti misalnya Qantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun