Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pesawat Kargo Militer Masa Datang

23 Februari 2023   20:54 Diperbarui: 23 Februari 2023   21:02 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat Boeing B-314 (foto:pixabay.com)

Baru baru ini Defense Advanved Research Projects Agency (DARPA) menunjuk dua perusahaan untuk mengembangkan pesawat angkut berat yang bisa mendarat di air untuk pihak militer AS.

DARPA sendiri merupakan bagian dari struktur militer AS yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan segala kebutuhan militer AS dengan teknologi terdepan.

Pihak DARPA menginginkan pesawat angkut berat ini sama kemampuannya dengan pessawat Boeing C-17 Globemaster III yang dapat mengangkut tank M1 Abrams, segala jenis truk militer, 102 pasukan terjun payung lengkap dengan perlengkapannya, serta dapat berfungsi sebagai rumah sakit terbang.

Pesawat juga harus memiliki daya jelajah jauh (long range)da berbiaya rendah, hal ini mengingat pangkalan pangkalan udara AS yang tersebar di seluruh dunia sehingga dibutuhkan kendaraan yang mampu terbang dan menjangkau seluruh kawasan di dunia.

Permintaan ini sekilas menandakan kembalinya pesawat berbasis air/laut (sea-based) yang dahulu juga digunakan pihak militer dan sipik komersial dengan flying boat nya (kapal terbang).

Akan tetapi jika kita melihat lebih dalam lagi, latar belakang dari pengajuan project ini oleh DARPA dapat dilihat sebagai kebutuhan militer AS di masa mendatang dalam konteks peperangan.

Apakah pesawat ini kelak akan menjadi jawaban dari ancaman bagi militer AS khususnya di kawasan Asia dan Pasifik dimana negara negaranya terpisah dengan lautan dan samudera, berbeda dengan kawasan Eropa dan Afrika yang semua negaranya berada di daratan yang sama.

Dalam hal menghadapi peperangan di kawasan ini tentunya pengerahan pasukan dan peralatan serta perlengkapan militer (deployment) sangat menentukan terutama lama.waktu yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut.

Sedangkan deployment adalah bagian dari persiapan (pre-positioning dan pre-stocking) dalam menghadapi peperangan oleh karenanya dibutuhkan kendaraan untuk mengangkut kekuatan yang dibutuhkan di medan pertempuran dari pangkalan pangkalan utama dengan secepat dan dengan tingkat efisisnsi yang tinggi pula.

Kapal laut militer bisa melakukan itu akan tetapi pada saat saat dibutuhkan kehadiran kekuatan utama ataupun tambahan militer AS di kawasan ketika terjadi peperangan maka angkut udara menjadi solusinya.

Selain itu, kapal kapal laut memiliki keterbatasan operasional dalam.keadaan kondisi laut di tingkat 5 (sea statel5) dimana keadaan gelombang air laut dapat mencapai 13 meter dan dapat menjadi ancaman kesslamatan bagi kapal dan operasi deployment mereka, DARPA menginginkan pesawat ini nantinya dapat tetap beroperasi dalam keadaan laut di tingkat 5.

Mungkin saja pihak militer AS kini lebih melihat Tiongkok sebagai ancaman utama di kawasan Asia Pasifik.sehingga bila terjadi aksi militer yang dilakukan oleh Tiongkok khususnya terhadap Taiwan maka pihak militer AS dapat merespons nya dengan cepat.

Dalam artian militer AS dapat masuk ke sebuah daerah melalui daerah pesisir tanpa harus menguasainya terlebih dahulu karena mereka dapat segera melakukan perlawanan sesaat pesawat angkut yang dapat mendarat di air menurunkan kekuatan militernya.

Kembali ke permintaan DARPA tersebut.

Project yang oleh DARPA dinamakan Liberty Lifter Seaplane Wing-in-Ground Effect atau singkatnya Liberty Lifter ini akan dibagi menjadi dua tahap dimana tahap 1 akan berlangsung selama 18 bulan dan tahap 2 diharapkan akan dimulai pada pertengahan tahun 2024 nanti.

Sudah ada dua perusahaan yang dikontrak oleh DARPA dan akan mengajukan desain dari pesawat permintaan DARPA pada tahap 1 ini yaitu General Atomics yang.berpusat di San Diego serta Aurora Flight Sciences yang merupakan anak perusahaan dari Boeing.

Konsep Boeing Pelican (image crefit: Boeing.com)
Konsep Boeing Pelican (image crefit: Boeing.com)

Boeing Pelican

Boeing sebenarnya sudah pernah mengajukan konsep pesawat kargo berkapasitas besar pada tahun 2002 yang lalu atas permintaan Angkatan Darat Amerika.

Konsep pesawat tersebut dinamakan dengan Boeing Pelican tersebut dapat mengangkut 17 unit tank M1 Abrams serta dapat terbang sejauh  12,000 to 18,500 km dalam kondisi jumlah kargo mininum.

Namun pesawat ini belum pernah mencapai tahap konstruksi, salah satu pertimbangan kongres Amerika pada tahun 2006 yang lalu untuk menunda pengembangan konsep pesawat ini adalah investasi yang sangat besar untuk mewujudkannya.

Namun dengan permintaan dari DARPA ini akan setidaknya mewujudkan keinginan militer AS akan sebuah kendaraan yang dapat mengangkut pasukan, peralatan dan perlengkapan militer mereka dalam skala besar serta dengan biaya yang seefisien mungkin dan tingkat resiko yang rendah.

Pesawat kargo militer yang dapat beroperasi di air sepertinya sedang dipertimbangkan oleh kalangan militer di dunia, pihak militer Perancis diberitakan juga akan mengembangkan pesawat kargo militer yang dapat mendarat dan takeoff di air dengan memodifikasi pesawat Lockheed Martin C-130 J Supet Hercules.

Sumber dan Referensi :

  • defensenews.com/air/2023/02/02/darpa-wants-a-heavy-cargo-plane-that-can-land-at-sea/
  • boeing.com/news/frontiers/archive/2002/september/i_pw.html
  • the-definition.com/term/pre-position
  • en.m.wikipedia.org/wiki/DARPA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun