Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Melihat Lebih Dalam Biaya Penerbangan Haji

16 Februari 2023   13:17 Diperbarui: 18 Februari 2023   09:00 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sebanyak 425 jemaah haji tiba kembali di bandara Halim Perdanakusuma dari Tanah Suci. (Foto: KOMPAS/Dudy Sudibyo)

Mungkin iya jika maskapai tersebut juga harus menyewa pesawat tambahan namun juga tidak yang secara otomatis biaya penerbangannya akan lebih rendah secara teori.

Asumsi biaya sewa Rp. 50,000,000,000 didasari oleh pendapatan pesawat dengan kapasitas 300 pax seperti pesawat Boeing B-777 yang melakukan penerbangan dari Jakarta ke Jeddah pulang pergi dengan harga tiket £ 1,218 (Rp.22,256,634)/orang dalam keadaan normal di luar musim haji.

Total pendapatan didapat dalam satu kali penerbangan pulang pergi adalah Rp. 22,256,634 x 300= Rp. 6,676,990,200.

Kalau jumlah ini dikalikan dengan jumlah mininum penerbangan yang dilakukan selama musim haji sebanyak 10 kali saja sudah didapat.angka Rp. 60,676,99,200 untuk satu pesawat.

Sedangkan biaya sewa mungkin bisa lebih dari itu dengan melihat potensi pendapatan untuk sekali penerbangan.

Akan tetapi hal yang sebenarnya perlu menjadi perhatian adalah bagaimana maskapai kita dapat mengangkut jamaah sesuai jumlah jamaah haji kita di masa mendatang karena penerbangan haji akan berlangsung setiap tahunnya, dan jika harga sewa naik maka imbasnya pada biaya penerbangan setiap tahunnya selain dari faktor inflasi dan fluktuavsi harga avtur.

Pada pemberitaan tersebut, sang CEO juga sempat mengungkapkan kekagetannya mendengar kenaikkan biaya sewa pesawat sebesar 30%, keadaan ini jelas akan memberi pengaruh pada pendapatan operasional maskapai pada penerbangan haji nantinya.

Bagaimana kita bisa mengurangi faktor dari penetapan harga penerbangan haji ini dengan hanya berupa fluktuasi harga bahan bakar dan tingkat inflasi tanpa beban biaya sewa?

Apakah perlu penguatan armada kepada maskapai berupa pesawat berbadan lebar? Jika perlu, apakah tidak akan membebani kinerja keuangan maskapai pada biaya leasing?

Mungkin jawabannya iya selain juga biaya operasional yang harus dipikul oleh maskapai bila tidak musim haji, namun di sisi lain apakah utilisasi pesawat berbadan lebar hanya untuk penerbangan haji ataupun umrah saja?

Ini sebenarnya bisa menjadi momentum bagi maskapai kebanggaan kita membuktikan dirinya bisa berkompetisi dengan maskapai lainnya di pasar penerbangan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun