Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Climate Criminal dan Tantangan Aviasi dan Kedirgantaraan di Masa Datang

12 Februari 2023   14:11 Diperbarui: 12 Februari 2023   23:05 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mendengar.'climate criminal' kita pastinya akan langsung menghubungkan dengan tindakan kejahatan karena ada kata 'criminal' disini yang berarti pelaku tindak kejahatan.

Climate criminal dalam konteks penerbangan merupakan sebutan kepada pihak pihak baik itu perirangan maupun korporasi yang melalui aktivitasnya membawa dampak negatif pada iklim bumi, aktivitas disini adalah pada penggunaan kendaraan dalam memenuhi kebutuhan transportasi mereka seperti pesawat dan kapal.

Beberapa individu yang dicap sebagai climate criminal ini adalah para selebritas dunia dan kaum jetset dikarenakan oleh penggunaan pesawat private jet atau kapal wisata oleh mereka.

Sekilas memang tidak ada salahnya akan tetapi bila penggunaanya sebenarnya bisa dihindari dan dengan memilih cara lain mungkin akan berbeda reaksi dan penilaian publik misalnya penggunaan pesawat yang hanya dengan waktu tempuh 14 menit sedangkan bila lewat darat bisa ditempuh kurang dari 1 jam.

Beberapa nama selebritas, jetset dan sosialita mendapatkan gelar sebagai climate criminal karena frekuensi dan juga waktu tempuh yang terbilang sangat pendek dan bisa dilakukan dengan perjalanan darat.

Situs weareyard menyebutkan beberapa nama selebritas yang banyak menyumbangkan emisi karbondioksida melalui penerbangan yang mereka lakukan pada periode Januari hingga Juli 2022 yang lalu.

Dari.daftar mereka muncul nama seperti Taylor Swift, Oprah Winfrey, Jay-Z, Kim Kardashian, Floyd Mayweather, Steven Spielberg, Mark Wahlberg, dan Travis Scott. Masing masing telah melakukan banyak sekali penerbangan dengan private jets serta dengan waktu tempuh penerbangan yang pendek.

Taylor Swift telah melakukan penerbangan sebanyak 170 kali penerbangan sejak Januari hingga Juli 2022 dengan waktu tempuh terpendek selama 36 menit dalam penerbangan dari Missouri ke Nashville, pada daftar ini Taylor Swift berada di posisi no.1 dengan emisi karbon sebanyak 8,293.54 ton -- jumlah ini sama dengan sekitar  1,184.kali dari rata rata emisi karbon dari per orang dalam setahun.

Istilah climate criminal ini serupa dengan istilah flygskam atau flight shame yang mulai digalakan di negara Swedia sejak tahun 2019 dengan tujuan untuk lebih menyadari efek emisi karbondioksida dari pengoperasian pesawat terhadap bumi.

Industri aviasi sebagai industri dimana segala jenis pesawat terbang berada tidak berdiam diri melihat ini semua, mereka juga sudah memiliki tekad untuk mengurangi dan bahkan akan menggantikan bahan bakar fosil pada tahun 2050 nanti atau yang dikenal dengan Zero Emission. 

Beberapa pelaku pada industri aviasi dan kedirgantaraan khususnya para pabrik pesawat sudah memulai langkah mereka menuju nol emisi, namun keselamatan selalu dan akan selamanya menjadi prioritas dalam industri aviasi sehingga bila ada perubahan yang sangat mendasar terutama pada pengoperasian pesawat.

Dibutuhkan fase fase untuk memastikan bahwa bahan bakar terbarukan nantinya dapat benar benar digunakan pada pesawar melalui riset dan serangkaian tes pada pesawat testbed, sehingga memerlukan waktu yang tidak singkat.

Pihak Airbus melalui program ZeroE nya tengah menyiapkan konsep beberapa pesawat airliner dengan nol emiisi yang akan beroperasi pada tahun 2035 nanti, berbagai serangkaian tes tengah terus dilakukan oleh Airbus pada pesawat testbed mereka.

Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk mesin mesin pesawat airliner besutan Airbus adalah satu tekad Airbus dalam menggantikan bahan bakar fosil, selain itu pesawat bertenaga listrik perkotaan juga tengah dikembangkan oleh Airbus.

Heart Aerospace asal  Swedia telah digandeng oleh maskapai Kiwi, Air New Zealand untuk penyediaan pesawat airliner regional bertenaga listrik, pesawat ini nantinya dapat mengangkut hingga 40 penumpang dan mampu terbang sejauh 400 km.

Heart Aerospace sendiri tengah melakukan pengembangan pesawat NeXtGen (NextGen Aircraft) berupa regional airliner dalam program yang mereka namakan ES-30 dengan harapan akan melakukan penerbangan demonstrasi pesawatnya di tahun 2026 nanti.

Boeing juga telah ber partner dengan Zee Aero dengan mendirikan Wisk Aero untuk mengembangkan taksi terbang bertenaga listrik, Zee Aero sendiri merupakan salah satu bagian dari perusahaan Kitty Hawk dimana salah satu pendiri Google yaitu Larry Page berada di dalamnya namun menutup program mobil terbangnya pada tahun 2022 yang lalu.

Kemunculan taksi terbang ataupun mobil terbang sebagai salah satu kendaraan pada sistem transportasi udara perkotaan akan setidaknya akan memberikan harapan untuk dapat mengurangi dan bahkan menghilangkan penggunaan privte jet berbahan bakar fosil oleh para climate criminal ini nantinya karena pesawat ini nantinya memang diperuntukan penerbangan jarak pendek.

Namun itu semua akan kembali lagi kepada pilihan dan preferensi individunya ketika masih adanya lebih dari satu pilihan pesawat, namun yang jelas pesawat dengan ruang kabin dengan berbagai fasilitas dan fitur kemewahan seperttinya masih akan menjadi pilihan kaum jetset dan sosialita.

Kita juga jangan melupakan juga bahwa pengoperasian pesawat tidak hanya pada aviasi sipil tapi juga pada aviasi militer dengan berbagai jenis pesawat dimana masing masing jenis merujuk pada tujuan dari pengoperasiannya yang tidak semudah itu mengalihkan penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan lainnya untuk menghasilkan daya dorong yang dibutuhkan seperti afterburner dan lainnya terutama pada pesawat tempur.

Hal berbeda apabila dikemudian hari pihak militer akan lebih mengedepankan pengoperasian pesawat pesawat tanpa awak seperti drone yang dikendalikan jarak jauh dan tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar penghasil daya dorong yang mumpuni.

Akan tetapi dengan melihat desain desain pesawat masa depan khususnya pesawat tempur , sepertinya masih akan mengandalkan bahan bakar fosil serta dengan melihat usia operasional  yang umumnya lebih dari 10-20 tahun ditambah dengan jangka waktu pengembangan dan produksi pesawat, tekad penerbangan zero emmision oleh aviasi sipil sepertinya sulit diterapkan pada aviasi militer.

Apakah kemudian pengoperasian pesawat angkut militer pada penerbangan jarak pendek  yang membantu dalam pendistribusian bantuan pada daerah daerah di dunia yang terkena bencana alam merupakan climate criminal juga ?

Mungkin juga tidak, dengan melihat tidak tingginya frekuensi pengoperasiannya, tetapi kita tidak pernah mengetahui pasti hingga tibanya waktu tersebut untuk menjawabnya.

Begitu pula gaya hidup seseorang yang akan mungkin memilih pesawat berbahan bakar fosil dengan ruang kabin dan berbagai fitur kemewahan yang sepertinya masih menjadi pertimbangan utama bagi beberapa kalangan.

Penerbangan bagi mereka sepertinya tidak selamanya hanya menjadi jawaban dari kebutuhan akan transportasi saja, namun sudah menjadi bagian dari kehidupan 'normal' mereka.

Akan terasa sulit dan membutuhkan proses dan waktu untuk menumbuhkan kesadaran dari setiap individu terhadap efek emisi kepada bumi mungkin juga penindakan dari clinate criminal nantinya juga berupa tuntutan ke meja hijau atau pengadilan.

Sekarang tergantung dari industri aviasi dan kedirgantaraan yang diharapkan tidak hanya dapat menjawab tantangan banyak pihak dalam mengurangi ataupun menghilangkan efek bahan bakar fosil berupa emisi karbondioksida saja namun juga menjawab kebutuhan dari gaya hidup beberapa penggunanya.

Selain itu pula, pada dasarnya industri aviasi dan kedirgantaraan mencakup segala jenis pesawat dan dengan beragam tujuan pengoperasiannya, tidak hanya pesawat penumpang dan kargo (airliner) saja tetapi juga pesawat untuk keperluan militer, pribadi, rekreasi dan lainnya

Referensi :

  • weareyard.com/insights/worst-celebrity-private-jet-co2-emqission-offenders
  • cnbc.com/2022/09/21/google-co-founders-flying-car-start-up-is-winding-down.html
  • aerotime.aero/articles/32221-flying-taxi-developer-kitty-hawk-closes-down
  • airbus.com/en/innovation/zero-emission/hydrogen/zeroe
  • wisk.aero/news/press-release/wisk-aero-secures-450-million-from-boeing/
  • aviationtoday.com/2023/02/10/heart-aerospace-joins-air-new-zealands-mission-next-gen-aircraft/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun