Beberapa pelaku pada industri aviasi dan kedirgantaraan khususnya para pabrik pesawat sudah memulai langkah mereka menuju nol emisi, namun keselamatan selalu dan akan selamanya menjadi prioritas dalam industri aviasi sehingga bila ada perubahan yang sangat mendasar terutama pada pengoperasian pesawat.
Dibutuhkan fase fase untuk memastikan bahwa bahan bakar terbarukan nantinya dapat benar benar digunakan pada pesawar melalui riset dan serangkaian tes pada pesawat testbed, sehingga memerlukan waktu yang tidak singkat.
Pihak Airbus melalui program ZeroE nya tengah menyiapkan konsep beberapa pesawat airliner dengan nol emiisi yang akan beroperasi pada tahun 2035 nanti, berbagai serangkaian tes tengah terus dilakukan oleh Airbus pada pesawat testbed mereka.
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar untuk mesin mesin pesawat airliner besutan Airbus adalah satu tekad Airbus dalam menggantikan bahan bakar fosil, selain itu pesawat bertenaga listrik perkotaan juga tengah dikembangkan oleh Airbus.
Heart Aerospace asal Swedia telah digandeng oleh maskapai Kiwi, Air New Zealand untuk penyediaan pesawat airliner regional bertenaga listrik, pesawat ini nantinya dapat mengangkut hingga 40 penumpang dan mampu terbang sejauh 400 km.
Heart Aerospace sendiri tengah melakukan pengembangan pesawat NeXtGen (NextGen Aircraft) berupa regional airliner dalam program yang mereka namakan ES-30 dengan harapan akan melakukan penerbangan demonstrasi pesawatnya di tahun 2026 nanti.
Boeing juga telah ber partner dengan Zee Aero dengan mendirikan Wisk Aero untuk mengembangkan taksi terbang bertenaga listrik, Zee Aero sendiri merupakan salah satu bagian dari perusahaan Kitty Hawk dimana salah satu pendiri Google yaitu Larry Page berada di dalamnya namun menutup program mobil terbangnya pada tahun 2022 yang lalu.
Kemunculan taksi terbang ataupun mobil terbang sebagai salah satu kendaraan pada sistem transportasi udara perkotaan akan setidaknya akan memberikan harapan untuk dapat mengurangi dan bahkan menghilangkan penggunaan privte jet berbahan bakar fosil oleh para climate criminal ini nantinya karena pesawat ini nantinya memang diperuntukan penerbangan jarak pendek.
Namun itu semua akan kembali lagi kepada pilihan dan preferensi individunya ketika masih adanya lebih dari satu pilihan pesawat, namun yang jelas pesawat dengan ruang kabin dengan berbagai fasilitas dan fitur kemewahan seperttinya masih akan menjadi pilihan kaum jetset dan sosialita.
Kita juga jangan melupakan juga bahwa pengoperasian pesawat tidak hanya pada aviasi sipil tapi juga pada aviasi militer dengan berbagai jenis pesawat dimana masing masing jenis merujuk pada tujuan dari pengoperasiannya yang tidak semudah itu mengalihkan penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan lainnya untuk menghasilkan daya dorong yang dibutuhkan seperti afterburner dan lainnya terutama pada pesawat tempur.
Hal berbeda apabila dikemudian hari pihak militer akan lebih mengedepankan pengoperasian pesawat pesawat tanpa awak seperti drone yang dikendalikan jarak jauh dan tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar penghasil daya dorong yang mumpuni.