Peluru didesain untuk menembak benda keras sehingga bila ditembakan pada balon, peluru tersebut tidak hancur dan kemudian meluncur ke bawah dengan kecepatan yang tinggi dan dampaknya bisa sangat buruk bila mengenai orang.
Kesulitan untuk menembak jatuh balon udara memang sudah berlangsung sejak perang dunia I dimana menembak dengan peluru tidak langsung membuat balon jatuh ke darat meskipun terdapat banyak lubang yang diakibatkan oleh tembakan peluru.
Pesawat ketika itu harus terbang di atas balon dan menjatuhkan benda (bom) yang dapat menyulut ledakan pada balon.
Namun kini balon udara terbang lebih tinggi oleh karena itu penggunaan rudal (peluru kendali) menjadi pilihan namun dengan berbagai persiapan.
Untuk misi penembakan balon udara Tiongkok kemarin, Amerika diberitakan mengerahkan pesawat tempur Boeing F-15 dan Lockheed Martin F-22 mereka namun pada akhirnya pesawat F-22 lah yang menyelesaikan misi ini, sekaligus menciptakan statistik baru berupa kill ratio kepada  F-22 dengan 1:0, pemilihan pesawat F-22 sebagai executor bisa di pahami dari sudut pandang yang berbeda.
Baik pesawatr Boeing F-15 (sebelumnya Mcdonnell Douglas) dan Lockheed Martin F-22 sama sama memiliki service ceiling (batas ketinggian terbang) diatas 50,000 feet dan bila melihat ketinggian balon udara yaitu sekitar 65,000 feet dan rudal diluncurkan dari ketinggan 58,000 feet maka sebenarnya salah satu dari pesawat bisa melakukannya akan tetapi pada akhirnya pesawat F-22 yang dipilih.
̤L̤a̤t̤a̤r̤b̤e̤l̤a̤k̤a̤m̤g̤n̤y̤a̤ b̤i̤s̤a̤ s̤a̤j̤a̤ ṳn̤t̤ṳk̤ m̤e̤n̤i̤n̤g̤k̤a̤t̤k̤a̤n̤ p̤a̤m̤o̤r̤ d̤a̤r̤i̤ p̤e̤s̤a̤w̤a̤t̤ i̤n̤i̤ s̤e̤b̤a̤g̤a̤i̤ s̤a̤l̤a̤h̤ s̤a̤t̤ṳ d̤a̤r̤i̤ d̤ṳa̤ p̤e̤s̤a̤w̤a̤t̤ t̤e̤m̤p̤ṳr̤ g̤e̤n̤e̤ra̤s̤i̤ l̤i̤m̤a̤ y̤a̤n̤g̤ d̤i̤m̤i̤l̤i̤k̤i̤ o̤l̤e̤h̤ A̤m̤e̤r̤i̤k̤a̤ s̤e̤l̤a̤i̤n̤ d̤a̤r̤i̤ L̤o̤c̤k̤h̤e̤e̤d̤ M̤a̤r̤t̤i̤n̤ F̤-̤35 L̤i̤g̤h̤t̤ning̤ I̤i̤ juga bermaksud m̤e̤n̤c̤e̤t̤a̤k̤ k̤i̤l̤l̤ r̤a̤t̤i̤o̤ bagi kelurga p̤e̤s̤a̤w̤a̤t̤ L̤M̤ F̤-̤22 t̤e̤r̤s̤e̤b̤ṳt̤.̤
̤
Kill ratio adalah statistik pesawat yang menandakan perbandingan antara object udara (pesawat) yang ditembak dengan jumlah pesawat yang tertembak dari sebuah keluarga pesawat, Â hingga kini pesawat F-15 belum ada yang tertembak namun sudah banyak menembak jatuh pesawat lawan sehingga F-15 dikenal dengan pesawat dengan kill ratio yang sempurna dengan 104:0.
Statistik ini belum termasuk keberhasilan pesawat F-15 Eagle meluncurkan rudal udara ke orbit (ASM-135 ASAT) dan menembak jatuh satelit pada tanggal 13 September 1985.
Menurut penulis, apa yang dilakukan oleh militer Amerika yang terkesan menunda menembak balon udara hingga berada di atas lautan tidak hanya karena mempertimbangkan dampaknya jika ditembak di atas daratan ataupun di atas kawasan pemukiman penduduk tapi juga dengan mempertimbangkan dampak dari payload (isi muatan) yang mungkin berada di balon udara tersebut seperti perlengkapan yang dapat diamati teknologinya.
Dampak dari kejadian ini  mungkin akan berupa reaksi dari kedua negara, dari Tiongkok yang bisa berupa pembalasan atas penembakan balon udaranya sedangkan Amerika membalas kegiatan spionase oleh Tiongkok.