Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sekilas Tentang Garbarata atau Passenger Boarding Bridge

26 Januari 2023   14:30 Diperbarui: 26 Januari 2023   14:31 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rotunda dan Cabin dihubungkan dengan lorong yang disebut dengan Telescopic Tunnel yang terdiri dari dua tunnel yaitu Rotunda tunnel (tunnel A) yaitu ujung tunnel di Rotunda yang bersifat tetap dalam artian tidak bisa digerakan sedangkan tunnel satunya lagi adalah Cabin Tunnel (tunnel B) yang terdapat di jung satunya yaitu Cabin dapat digerakan untuk menyesuaikan tinggi dan panjangnya.

Struktur Garbarata (Credit Foto : AviationLearnings.com)
Struktur Garbarata (Credit Foto : AviationLearnings.com)

Pada kedua tunnel inilah penumpang dapat melakukan perpindahan dari terminal bandara ke pesawat atau sebaliknya tanpa terekspos dengan kondisi cuaca di luar.

Pegerakan naik turunnya telescopic tunnel ini dapat dilakukan karena adanya elevation system yang terdapat pada dua tiang (telescopic tunnel column) yang terletak di sebelum ujung tunnel di komponen Cabin tadi, elevation system akan menyesuaikan tinggi tunnel dengan badan pesawat.

Sedangkan untuk memanjangkan dan menarik lorong ke dan dari badan pesawat (docking/undocking), kedua tiang telescopic ini digerakan oleh bogie yang berupa dua roda yang dilengkapi dengan mesin penggerak (traction system) untuk maju dan mundurnya Cabin Tunnel (Telescopic di ujung Cabin),  bogie juga akan menyesuaikan posisi telescopic tunnel saat akan menyesuaikan dengan tinggi pesawat.

Pada komponen cabin terdapat operation panel untuk mengontrol pergerakan cabin tunnel (tinggi dan panjang), kemudian ada cabin bumper berupa karet berbentuk silender untuk menjaga badan pesawat agar tidak lecet ketika bersentuhan dengan komponen jet bridge.

Pada prosesnya, petugas pada operation panel harus terlebih dahulu untuk memastikan posisi cabin bumper ini sejajar dengan bagian bawah pintu pesawat dengan mengontrol tinggj dan panjang tunnel.

Setelah sejajar maka petugas kemudian baru bisa menempelkan canopy dengan badan pesawat (docking), canopy juga digerakan oleh motor penggerak untuk mengontrol pergerakannya baik saat akan menempelkan (docking) maupun melepaskan (undocking) dari badan pesawat.

Canopy ini akan menghindari kondisi cuaca diluar sehingga penumpang tidak terhindar dari sinar matahari, hujan serta suara suara bising dari kegiatan bandara.

Petugas pada operation panel di cabin harus sangat berhati hati dalam mengoperasikan jet bridge ini, karena selalu ada resiko akan keadaan yang dapat menimbulkan kerusakan pada pesawat baik itu badan pesawat maupun mesin pesawat nya.

Namun demikian, pilot pun juga memerlukan kehati- hatian saat berhenti di aircaft stand maupun saat akan meninggalkan aircraft stand agar pesawat tidak bersenggolan dengan semua komponen dari jet bridge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun