Garbarata atau disebut juga jet bridge, jetway atau dalam industri penerbangan disebut dengan "passenger boarding bridge" (PBB) umum kita lihat di bandara bandara utama di kota kota.
Garbarata adalah penghubung antara bangunan terminal bandara dengan pesawat di apron, fasilitas bandara ini berguna agar penumpang dapat naik dan turun dari pesawat terhindar dari kondisi cuaca di luar seperti hujan.
Sebelumnya ada fasilitas bandara lainnya untuk membantu penumpang naik turun dari pesawat yang lainnya contohnya mobile stairway namun fasilitas ini tidak melindungi penumpang dari hujan, namun mobile stairway masih digunakan hlngga kini di bandara bandara yang tidak memiliki jet bridge atau hanya pada sebagian gate nya.
Konsep Jet bridge ini diciptakan oleh seorang insinyur aeronautical bernama Frank Der Yuen dari Institut Teknologi Massachusetts, dia kemudian mempatenkan hasil ciptaannya ini pada tahun 1964.
Konsep jet bridge adalah untuk memberikan efisiensi dan kenyamanan serta kelancaran proses naik dan turun penumpang dari pesawat ke terminal bandara, selain itu jet bridge dapat membantu penumpang dengan kebutuhan tambahan seperti penumpang dengan bantuan kursi roda tanpa harus melalui tangga seperti pada mobile stairway.
Sedangkan dalam hal efisiensi, pihak bandara tidak perlu menyediakan bis atau kendaraan lainnya untuk mengantarkan penumpang dari terminal ke pesawat yang mana membutuhkan waktu dan perlu menyesuaikan dengan jeda waktu pesawat di bandara (turnaround time) yaitu antara waktu dimana penumpang turun setelah pesawat tiba hingga saat penumpang boarding untuk penerbangan berikutnya.
Kini hampir seluruh bandara memilikinya terutama pada bandara besar dan utama pada semua gate nya, sedangkan beberapa bandara lainnya memasang garbarata pada beberapa gate nya saja.
Garbarata terdiri dari beberapa bagian atau komponen dimana masing masing komponen memiliki fungsi nya masing masing, apa saja itu ?
Rotunda, ini adalah penghubung antara bangunan terminal bandara dengan lorong yang dapat digerakan dari ruang kontrol jet bridge (operational panel) yang terletak di komponen jet bridge lainnya yaitu Cabin.Â
Rotunda letaknya di apron dan bersifat tetap dengan penyanggah yang disebut dengan Rotunda column, sedangkan untuk menghubungkan rotunda dengan bangunan bandara terdapat tunnel yang disebut dengan gangway.
Rotunda dan Cabin dihubungkan dengan lorong yang disebut dengan Telescopic Tunnel yang terdiri dari dua tunnel yaitu Rotunda tunnel (tunnel A) yaitu ujung tunnel di Rotunda yang bersifat tetap dalam artian tidak bisa digerakan sedangkan tunnel satunya lagi adalah Cabin Tunnel (tunnel B) yang terdapat di jung satunya yaitu Cabin dapat digerakan untuk menyesuaikan tinggi dan panjangnya.
Pada kedua tunnel inilah penumpang dapat melakukan perpindahan dari terminal bandara ke pesawat atau sebaliknya tanpa terekspos dengan kondisi cuaca di luar.
Pegerakan naik turunnya telescopic tunnel ini dapat dilakukan karena adanya elevation system yang terdapat pada dua tiang (telescopic tunnel column) yang terletak di sebelum ujung tunnel di komponen Cabin tadi, elevation system akan menyesuaikan tinggi tunnel dengan badan pesawat.
Sedangkan untuk memanjangkan dan menarik lorong ke dan dari badan pesawat (docking/undocking), kedua tiang telescopic ini digerakan oleh bogie yang berupa dua roda yang dilengkapi dengan mesin penggerak (traction system) untuk maju dan mundurnya Cabin Tunnel (Telescopic di ujung Cabin), Â bogie juga akan menyesuaikan posisi telescopic tunnel saat akan menyesuaikan dengan tinggi pesawat.
Pada komponen cabin terdapat operation panel untuk mengontrol pergerakan cabin tunnel (tinggi dan panjang), kemudian ada cabin bumper berupa karet berbentuk silender untuk menjaga badan pesawat agar tidak lecet ketika bersentuhan dengan komponen jet bridge.
Pada prosesnya, petugas pada operation panel harus terlebih dahulu untuk memastikan posisi cabin bumper ini sejajar dengan bagian bawah pintu pesawat dengan mengontrol tinggj dan panjang tunnel.
Setelah sejajar maka petugas kemudian baru bisa menempelkan canopy dengan badan pesawat (docking), canopy juga digerakan oleh motor penggerak untuk mengontrol pergerakannya baik saat akan menempelkan (docking) maupun melepaskan (undocking) dari badan pesawat.
Canopy ini akan menghindari kondisi cuaca diluar sehingga penumpang tidak terhindar dari sinar matahari, hujan serta suara suara bising dari kegiatan bandara.
Petugas pada operation panel di cabin harus sangat berhati hati dalam mengoperasikan jet bridge ini, karena selalu ada resiko akan keadaan yang dapat menimbulkan kerusakan pada pesawat baik itu badan pesawat maupun mesin pesawat nya.
Namun demikian, pilot pun juga memerlukan kehati- hatian saat berhenti di aircaft stand maupun saat akan meninggalkan aircraft stand agar pesawat tidak bersenggolan dengan semua komponen dari jet bridge.
Akan tetapi pula, Â insiden memang bisa terjadi dimanapun dan kapanpun juga dimana sudah cukup banyak insiden yang berhubungan dengan jet bridge ini, baik sebagai akibat dari pengoperasian jet bridge itu sendiri maupun akibat dari pengoperasian pesawatnya saat akan menuju ke aircarft stand maupun ketika meninggalkan aircraft stand.
Lokasi insidennya pun bisa terjadi di bandara apa saja baik di bandara domestik maupun bandara internasional, begitu pula lokasi bandaranya, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara negara lain di dunia.
Insiden yang berhubungan dengan kedunya umumnya akan mengakibatkan kerusakan pada keduanya pula baik jet bridge nya maupun pesawat nya.
Salam Aviasi.
Referensi :
- en.m.wikipedia.org/wiki/Jet_bridge
- en.m.wikipedia.org/wiki/Frank_Der
- _Yuen
- aviationlearnings.com/passenger-boarding-bridge-jet-bridge-jetty-or-aerobridge-you-name-it/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H