Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Klasifikasi dan Peran Pesawat Tempur dari Perang Dunia 1 hingga Kini

15 Januari 2023   04:03 Diperbarui: 15 Januari 2023   05:00 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat F-86 Sabre (foto: pixabay.com

Jenis tindakan terhadap ancamannnya juga berbeda beda, misalnya tindakan yang dilakukan terhadap pesawat asing yang memasukki wilayah sebuah negara tanpa ijin adalah dengan mengerahkan  pesawat tempur untuk mencegat pesawat tersebut, pesawat tempur ini kemudian berperan sebagai pencegat atau interceptor.

Pesawat inteceptor umumnya memiliki kecepatan dari lainnya karena pesawat sedini mungkin mencegat pesawat asing agar tidak memasukki wilayahnya lebih dalam lagi.

Peran interceptor ini dijalankan hingga tahun 1970, untuk contoh pesawat interceptor ini adalah Sukhoi SU-15 milik Soviet dan Convair F-106 Delta Dart milik Amerika.

Kemudian perkembangan pesawat menghadirkan pesawat pembom yang berfungsi untuk melakukan misi pengeboman dengan melakukan penerbangan dan karena kecepatan terbang  pesawat pembom yang tidak cepat membuat pesawat pembom rentan terhadap serangan udara, maka lahirlah pesawat dengan peran sebagai strategic fighter yang bisa terdiri dari escort fighter maupun strike fighter.

Strategic fighter merupakan pesawat tempur yang dapat memiliki jangkauan terbang jauh dan memiliki persenjataan yang lengkap untuk mengawal pesawat pengebom

Escort fighter memiliki peran untuk mengawal pesawat pembom dimana pengawalannya akan meliputi sebelum, sesaat dan sesudah pesawat pembom melakukan pemboman di area target. 

Contoh dari escort fighter ini adalah North American P-51D-30-NA Mustang.
Pesawat P-51 Mustang pada dasarnya berperan sebagai fighter namun di modifikasi agar dapat menjalankan peran sebagai fighter-bomber yang dapat menyerang dari udara ke darat baik dengan menjatuhkan bom. Peran ini menjadikan pesawat ini sangat aktif dioperasikan pada Perang Vietnam dan Perang Korea.

Escort fighter digunakan pada semasa Perang Dunia 2 namun karena perkembangan mesin jet serta penerapannya pada pesawat pembom berupa strategic bomber bermesin jet untuk misi pengeboman dengan memiliki daya jelajah lebih jauh sedangkan jika pesawat yang mengawal belum bermesin jet maka akan sulit peran sebagai escort fighter diterapkan.

Konsep penetration fighter kemudian dikembangakan di tahun 1950 an hingga 1960 an untuk menghasilkan pesawat yang dapat menembus pertahanan udara dan pesawat interceptor lawan, namun militer Amerika juga ingin peran tambahan yaitu dapat mencegat pesawat pembom Soviet sedini mungkin misalnya ketika pesawat pembom Soviet masih di leps pantai mereka, dan karena jarak tempuhnya yang sangat jauh dari daratan utama Amerika Utara maka pesawat harus diterbangkan  dari Alaska atau daratan di Eropa walaupun pesawat tenpur memiliki jangkauan terbang yang jauh.

Beberapa prototype seperti McDonnell XF-88 Voodoo dan Lockheed X-90 sempat dibangun namun kemudian dibatalkan akibat biaya yang terlalu tinggi, dengan begitu peran bomber escort untuk mengawal pesawat Strategic Bomber bermesin jet belum terisi.

Konsep air superiority kemudian dikembangkan dari doktrin pertempuran udara modern (modern air combat doctrine) yang melahirkan tingkatan keunggulan udara pada peperangan wilayah udara (aerial combat) dimana tingkatan yang tertinggi adalah supremasi wilayah udara (aerial supremacy) dimana sebuah kekuatan udara dapat unggul dan mendoninasi wilayah udara termasuk ruang udara lawan diatas medan pertempuran (air superiority).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun