Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transportasi Udara Perkotaan sebagai Solusi Mengatasi Kepadatan Transportasi Perkotaan

12 Januari 2023   16:34 Diperbarui: 13 Januari 2023   20:18 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Airbus A3 Vahana (Author: Matti Blume via Wikimediia Commons)

Preferensi ini menurut penulis sangat sulit diubah, kita hanya bisa memberikan alternatif yang mendekati preferensi seseorang, setidaknya hal ini yang penulis alami ketika harus melayani para wisatawan dengan preferensi individual.

Sebagai ilustrasi, kita tidak bisa memberikan pilihan kapal speed boat yang mewah sekalipun kepada wisatawan yang ingin berlayar dengan kapal layar seperti kapal phinisi dan catamaran, hal ini karena wisatawan ingin merasakan sensasi berlayar, ditambah lagi ketika beberapa kapal phinisi dilengkapi dengan jetski sendiri yang dapat menyulut preferensin nya tersebut.

Preferensi tidak melihat biaya yang harus dikeluarkan karena itu hukum yang sepertinya berlaku untuk mengakomodir nya.

Begitu pula preferensi individu pada kendaraan pribadi dimana mereka lebih memilihnya daripada transportasi publik, walaupun transportasi publik sudah memadai dari sisi kenyamanan misalnya.

Mereka bisa saja tidak ingin berdesak desak an di stasiun ataupun di dalam kereta baik commuter lines maupun MRT dan LRT atas dasar efisien wakti sehingga memilih kendaraaan pribadi, dan karena itu pula sebesar apapun biaya yang timbul akibat dari preferensi nya tersebut tidak akan menjadi masalah besar kepada mereka.

Pada permasalahan kemacetan di Jakarta, sebenarnya hal ini sudah terlihat dengan kebijakan kebijakan mulai dari three--in--one, ganjil genap, biaya tol yang cenderung terus naik serta sudah tersedianya MRT dan LRT, dimana jumlah orang yang menggunakan kendaraan tidak juga berkurang, begitu pun kepadatannya berupa kemacetan.

Pembuat kebijkan sepertinya tidak melihat aspek psikologi dari penduduknya yang memiliki preferensi nya masing masing, sehingga jangankan mengakomodirnya, untuk mengidentifikasi nya saja mungkin belum dilakukan.

Jadinya masukkan apa yang bisa bermanfaat bagi pembuat kebijakan ?

Pertama adalah mengenali preferensi orang orang, karena pemberlakuan biaya apapun tidak akan menggeser preferensi, yang mungkin bisa dilakukan adalah mengakomodir nya.

Misalnya dengan cara berusaha untuk mencari solusi agar orang tidak berdesakan di stasiun ataupun di kereta baik commuter ataupun MRT, karena menambah kendaraan sepertinya bukan solusi jangka panjang ketika pertumbuhan dari jumlah orang dan  pergerakan orang kian bertambah.

Kedua adalah menyediakan moda transportasi dengan kendaraannya yang bisa mengakomodir preferensi sebagian besar orang demi efisiensi waktu, dan ketika lahan tidak lagi tersedia untuk membangun infrastruktur moda transportasi darat maka menngapa tidak melihat ke langit ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun