Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melihat Kapasitas Penerbangan Internasional Indonesia

26 Desember 2022   14:30 Diperbarui: 4 Januari 2023   15:10 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flight information Board (foto: Eassa via Wikimedia Commons)

Pada bulan Agustus 2022 yang lalu pihak Cirium sebagai penyedia data penerbangan ternama menulis sebuah artikel bertajuk "What's behind Indonesia's undersized international market?", artikel ini berdasarkan analisis mereka menggunakan alat mereka.

Kata undersized disini menggambarkan jumlah ketersediaan kursi penerbangan internasional di Indonesia yang terlihat tidak sesuai dengan negara yang luas berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa.

Selain itu Indonesia disebut sebut menempati ururan ke 6 sebagai pasar maskapai terbesar pada tahun 2019 dan bahkan menurut OAG sebagai pasar penerbangan terbesar di Asia Tenggara.

Analisis mereka juga menyimpulkan bahwa pada tahun 2019 ketersediaan kursi penerbangan internasional hanya berjumlah  24,687,580 kapasitas kursi.

Jika dihitung dalam sebulannya maka kapasitas kursi penerbangan internasional kita berjumlah sekitar 2,057,298 atau 68,576 kursi sehari.

Jika kita breakdown lebih lanjut menjadi keberangkatan dan keberangkatan maka masing masing menyediakan kursi sebanyak 34.288 kursi dalam sehari baik itu dan ke seluruh bandara internasional kita di Indonesia.

Menurut kompas.com total bandara internasional di seluruh Indonesia berjunlah 33 buah, jika menggunakan data diatas ini berarti kapasitas kursi yang tersedia di setiap bandara internasional kita masing masing berjumlah 1,039 kursi baik untuk keberangkatan maupun kedatangan.

Jumlah ini sebenarnya cukup baik bila memang kenyataan itu yang terjadi dimana setiap bandara internasional kita dilayani dengan frekwensi penerbangan hingga 5-6 kali dalam sehari dengan pesawat narrow body berkapasitas hingga 225 penumpang atau hingga 3-4 kali dengan pesawat widebody berkapasitas 300+ penumpang.

Namun kenyataannya memang tidak semua bandara internasional kita menyediakan kapasitas sebanyak itu.

Dalam kata lain jumlah kapasitas pada analisis itu hanya menggambarkan jumlah kapasitas di beberapa bandara internasional yang ramai seperti CGK, DPS, KNO dan UPG sebagai pintu gerbang udara utama dan ditambah beberapa lainnya seperti SUB dan Manado (MDC).

Pada laporannya, pihak OAG sebagai penyedia data penerbangan menyebutkan bahwa jumlah angkut penumpang udara diIndonesia pada Desember 2022 berjalan mencapai 9.6 juta pax atau 69% dari jumlah pada tahun 2019 sedangkan dibandara Soetta sendiri sebanyak 2,157,518 pax.

Jika kita breakdown per harinya maka terdapat sekitar 71.917 kursi pada keberangkatan dan kedatangan baik domestik maupun internasional.

Data ini memang tidak memberikan data rinci penunpang internasionalnya akan tetapi jika kita melihat data dari Cirium yang mengindikasikan lebih banyak kapasitaa kursi domestik daripada internasional maka kita bisa sedikit mendapatkan gambaran akan trafik tersebut diatas.

Pada laporan tersebut juga menunjukan bahwa rute CGK --SIN menempati tempat ketiga sebagai rute tersibuk di Asia Tenggara selama bulan Desember dengan jumlah 281,492 pax, namun kita pastinya mengetahui benar bahwa bulan Desember adalah bulan dimana biasanya banyak WNI yang berlibur.

Sehingga dapat dikatakan konektivitas antar bangsa melalui udara antara seluruh bandara internasional di Indonesia dengan berbagai kota di dunia belum terlihat maksimal dan masih terfokus di bandara internasional yang merupakan hub maskapai.

Sedangkan jika kita berbicara tentang keinginan meningkatkan jumlah kunjungan turis mancanegara, bandara internasional adalah salah satu tempat untuk memulai perencanaan karena bandara internasional merupakan salah satu pintu masuk para turis mancanegara.

Kita sudah melihat bagaimana bandara internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi salah satu booster pertumbuhan pariwisata di Bali dimana lalu lintas turis Australia yang berkunjung menyumbangkan kapasitas kursi penerbangan Internasional di bandara DPS.

Dari data dan analisis baik dari Cirium maupun OAG menunjukan masih kurangnya konektivitas udara antara bandara bandara internasional kita dengan berbagai kota didunia, bandara bandara internasional kita perlu melakukan usaha usaha dalam meningkatkan koektivitas udara tersebut.

Apakah kita harus menempatkan atau berfokus pada pembangunan bandara internasional di destinasi destinasi wisata saja untuk meningkatkan jumlah turis mancanegara?

Bagaimana juga dengan Ibukota baru kelak dalam memperluas konektivitas udara dengan kota kota besar didunia mengingat lokasi IKN lebih mendekat ke negara negara di benua Asia dan bahkan kelak lebih mendekat ke daratan Amerika jika dibandingkan jaraknya dengan Jakarta.?

Ada baiknya kedepannya pembangunan bandara internasional di Indonesia perlu dilakukan studi lebih mendalam lagi, status urgen mungkin bisa menjadi salah satu faktornya namun pemanfaatannya juga harus juga menjadi pemkiran.

Sehingga bandara tidak hanya sekadar mengatur lalu lintas pesawat saja tapi juga melakukan perluasan network baik dari maskapai maupun rute penerbangan

Namun dermikian apabila data dan analisis Cirium ataupun laporan dari OAG dirasa tidak akurat, maka ada baiknya kita sesuaikan dengan data yang kita miliki sebelum kita melakukan pembantahan.

Jika kita ingin ikut menghitung kapasitas kursi penerbangan internasional kita, sebenarnya bisa dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut :

  • Kumpulkan data kedatangan dan keberangkatan internasional di bandara internasional kita dengan memasukkan nama maskapai dan nomor penerbangannya serta jenis pesawat yang dioperasikan
  • Cek kapasitas kursi pesawat dari masing masing maskapai di platform yang menyediakan informasi konfigurasi kursi pesawat untuk masing masing maskapai, salah satunya bisa seatguru.
  • Memonitor kedatangan dan keberangkatan tersebut setiap harinya bisa melalui visual jika dekat dengan bandara atau melalui platform flight tracking yang banyak tersedia di online. Maksud dari monitor ini adalah untuk menyesuaikan data karena adakalnya maskapai mengganti jenis pesawat untuk penerbangan reguler mereka ketika jumlah penunpangnya berkurang atau berlebih dari biasanya serta bisa saja ada kemungkinan tidak ada penerbangan pada hari tersebut atau bahkan adanya extra flight.
  • Kemudian bangun database nya.

Silahkan mencobanya jika ingin juga berpartisipasi dalam memberikan data pembanding dari penyedia penyedia data penerbangan lainnya.

Mudah mudah an berguna.

Referensi:

  • cirium.com/thoughtcloud/aviation-analytics-on-the-fly-indonesia-undersized-international-market/
  • oag.com/south-east-asia-aviation-flight-data

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun