Beberapa hari ini di berbagai platform berita online banyak yang memberitakan mengenai adanya blocked funds dari maskapai yang tertunda lama di beberapa negara didunia, hal ini muncul setelah adanya press release dari Asosiasi Perjalanan Udara Dunia atau IATA pada tanggal 7 Desember 2022 yang lalu.
Pada press releasenya IATA menyebutkan bahwa dalam enam minggu terakhir ada kenaikan blocked fund dari maskapai maskapai yang belum diterima dari beberapa negara dimana jumlahnya kini mendekati USD 2 milyar.
Blocked fund menurut definisi dari Nasdaq adalah "Cash flows generated by a foreign project that cannot be immediately repatriated to the parent firm because of capital flow restrictions imposed by the host government".
Terjemahan langsungnya yaitu aliran dana yang dihasilkan oleh sebuah project/perusahaan asing yang tidak bisa segera direpatriasi sebagai akibat dari pembatasan aliran dana/modal yang diterapkan oleh negara dimana project/perusahan beroperasi (host).
Sedangkan blocked funds maskapai merupakan pendapatan maskapai dari penjualan tiket dan pendapatan lain di luar negara asal maskapai dan dibutuhkan oleh maskapai dalam menjalankan operasional di negara asal mereka dan dengan mata uang yang mereka gunakan di negara asal mereka dimana umumnya biaya biaya maskapai adalah dalan USD seperti biaya sewa pesawat dan bahan bakar sebagai patokan dalam penghitungan biaya operasional pesawat.
Beberapa negara memang dapat melakukan ini atas berbagai penyebab seperti bila ada indikasi dana tersebut merupakan hasil kejahatan.
Selain itu juga bisa karena negara tersebut masih menerapkan apa yang disebut dengan foreign exchange control dengan membatasi aliran masuk dan keluar mata uang.
Akan tetapi maskapai adalah sama dengan perusahaan lainnya yang membutuhkan aliran dana yang lancar, namun ketika biaya lebih besar pendapatan maka dapat berimbas tidak baik bagi sebuah usaha.
Bila ada sedikit fluktuasi pada nilai mata uang saja dapat membawa efek pada kinerja keuangan maskapai, bagaimana jadinya bila pendapatan mereka dalam jumlah banyak tidak bisa masuk mengalir ke kas mereka untuk mendukung operasional mereka ?
Dan apabila keadaan ini berlangsung lama, blocked fund ini akan terus bertambah jumlahnya seiring dengan penerbangan yang maskapai lakukan, dan sebagai akibatnya maka pengurangan ataupun penghentian layanan penerbangan ke negara yang menahan aliran dana repatriasi maskapai menjadi solusinya.
Hal ini pula yang dilakukan oleh maskapai Emirates yang menghentikan penerbangannya ke Nigeria karena terdapat blocked fund maskapai Emirates di negara Nigeria dimana pada press releasenya IATA menyebutkan bahwa ada terdapat sekitar USDÂ 551 juta blocked fund para maskapai yang ada di Nigeria.
Menurut situs icirnigeria.org (17/8/22) maskapai Emirates telah mengurangi penerbangannya dari Dubai (DXB) ke Lagos, Nigeria (LOS) dari 11 ke 7 kali penerbangan seminggu mulai Juli 2022 dikarenakan adanya permasalahan pada airline blocked fund yang dilakukan oleh Nigeria.
Pengurangan ini untuk mengantisipasi jumlah yang blocked fund yang terus bertambah sebelumnya dimana icirnigeria.org menyebutkan jumlah blocked fund maskapai Emirates terus bertambah setidaknya USD 10 juta setiap bulannya.
Dalan press releasenya, IATA juga memang menyebutkan bahwa jumlah blcoked fund di Nigeria terus bertambah dalam enam minggu terakhir dan sudah mencapai USD 551 juta.
Keadaan perekononian Nigeria membuat pemulangan dan dari para maskapai terhambat dimana telah terjadi devaluasi mata uangnya Naira dan diperkirakan devaluasi akan terjadi lagi pada tahun 2023, namun beberapa blcoked fund tersrbut sudah ada yang di release oleh Nigeria.
Selain di Nigeria masih ada blocked fund maskapai di 26 negara lainnya namun yang terbesar adalah di Nigeria (USD 551 juta), Pakistan (USD 225), dan Bangladesh (USD 208 juta).
Permasalahan blocked fund ini bagi beberapa maskapai merupakan keadaan yang kurang menguntungkan ditengah proses recovery pasca pandemi, selain itu pengurangan jumlah penerbangan juga sebenarnya membawa dampak pada kinerja mereka baik dilihat dari utilisasi pesawat juga dari penjualan tiket.
Sedangkan bagi negara negara tersebut, pengurangan maupun penghentian penerbangan oleh maskapai berarti pengurangan ataupun penghentian konektivitas udara dari dan ke negara mereka.
Keadaan ini akan membawa dampak yang tidak baik pula bagi perekononiannya baik dalam segi lalu lintas udara orang maupun kargonya dimana akan membawa dampak pada perdagangannya yang menggantungkan konektivitas udara untuk lalu lintas barang antar bangsa.
Akan tetapi bagi sebuah negara yang perekonomiannya sedang tidak sehat, permasalahan blocked fund maskapai juga menjadi permasalahan tambahan yang harus juga dituntaskan, mereka harus menjaga nila mata uang mereka namun mereka juga membuuhkan USD untuk memulangkan dana maskapai yang ikut menumbuhkan perekonomian mereka.
Untuk itu IATA dalam press releasnya juga menyerukan kepada negara negara tersebut untuk dapat menyelesaikan permasalahan airline blocked fund ini bersama sama dengan pemerintahan setempat dan maskapai.
Referensi :
- iata.org/en/pressroom/2022-releases/2022-12-07-03/
- icirnigeria.org/trapped-funds-why-airlines-cant-repatriate-money-out-of-nigeria/?amp=1
- nasdaq.com/glossary/b/blocked-funds
- https://www.investopedia.com/terms/e/exchangecontrol.asp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H