Seberapa pentingkah brand bagi sebuah daerah? apakah kita pernah mengetahui lebih dini brand dari sebuah daerah yang akan kita kunjungi ? dan jika pun sudah mengetahui apakah ada efeknya pada kunjungan kita?.
Pertanyaan pertanyaan seperti ini wajar terlontar karena brand tersebut tidak di branding oleh pemilik brand, proses nya terhenti pada penentuan brand ataupun penentuan logo dengan beberapa cara seperti lomba akan tetapi proses place branding tidak dilakukan.
Sehingga jika masih ada pertanyaan pertanyaan seperti awal diatas, maka kesalahan bukan pada pemirsa (pengunjung) tetapi pada pemiliknya yang tidak merefleksikannya dalam kehidupan sehari hari.
Brand adalah laksana image atau persepsi orang terhadap apa yang ada di balik brand tersebut, brand bukanlah merek yang merupakan identitas berupa logo, simbol, tulisan atau kombinasi diantaranya, juga bukan tagline maupun slogan.
Brand membedakan satu dengan lainnya dengan menonjolkan keunggulan dari lainnya yang harus direalisasikan secara nyata.
Brand juga bisa diartikan sebagai janji atau komitmen dari pemiliknya kepada orang orang yang jelas harus ditepati bila ingin brand kita terbangun sehingga menciptakan reputasi.
Apapun bisa di branding tidak hanya produk dan layanan bahkan seseorang pun bisa membangun brand nya (personal branding).
Sedangkan place branding mengacu pada lokasi/tempat seperti kota (city branding), negara (country branding) dan bahkan pulau (island branding) seperti yang dilakukan di pulau pulau di Hawaii.
Akan tetapi bila lokasi tersebut merupakan destinasi wisata maka yang dilakikan adalah destination branding yang pendekatannya lebih terfokus pada aspek pariwisata, tidak seperti place branding yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat seperti sosial, budaya, ekonomi, serta aspek sejarah yang semua dapat menjadi pembeda dari tempat lain dan bahkan dapat menjadi sebuah keunggulan.
Jadi bagaimana mem branding sebuah tempat atau place branding?