Udara disedot ke bagian inti mesin dan kemudian di kompresi untuk menghasklkan tekanan yang lebih besar kemudian masuk dalam proses bang di ruang bakar atau combustion chamber dimana udara yang sudah dikompresi bercampur dengan bahan bakar yang menghasilkan aliran udara yang panas (heat).
Ketika aliran udara panas tadi bercampur dengan abu vulkanik yang  masuk bersama dengan udara yang disedot tadi maka akan menjadi gumpalan yang keras dan dapat merusak bilah turbin.
Sebagai akibatnya turbin tidak bekerja untuk menghidupkan kompresor yang seharusnya bisa memproses aliran udara panas dari combustion chamber tadi dengan mengkonversikan menjadi daya dorong (thrust) Â melaui nozzle guide vanes yang bisa tersumbat juga oleh gumpalan tadi.
Selain dari mesin, partikel partikel abu vulkanik yang walau kecil namun padat dan keras sehingga bila berbenturan dengan benda yang bergerak sagat cepaf ke arah nya maka impact nya akan besar pula yang, bila pada pesawat dapat merusak permukaan pesawat termasuk winshield pada kokpit. Â
Pasific Rim
Dari semua kawasan didunia dengan keberadaan gunung berapi, kawasan yang berada pada paific rim menjadi kawasan yang paling di monitor oleb pihak otoritas dan operator penerbangan karena selain banyak gunung berapi juga kawasan ini padat akan lalu lintas pesawat.
Sulitnya mendeteksi abu vulkanik ini pada radar pesawar maka pihal ICAO membentuk Volcanic Ash Task Force yang kemudian menjadi The Meteorology Panel (METP) Â serta mengeluarkan pedoman keselamatan penerbangan dan Abu Vulkanik atau Flight Safety and Volcanic Ash dalam ICAO doc 9974.
Selain itu juga didirikan pusat observasi dengan nama Volcanic Ash Advisory Center yang bertugas untuk memberikan informasi kepada semua pihak di bidang penerbangan tentang aktivitas gunung berapi di masing masing kawasan.
Saat ini didunia terdapat 9 Volcanic Ash Advisory Centers yaitu Anchorage, London, Â Buenos Aires, Darwin, Tokyo, Washington DC, Toulouse, Montreal dan Wellington yang mencakup semua kawasan di seluruh dunia.
ICAO juga memberikan panduan dasar bagi kru pesawat untuk segera menghindari abu vulkanik dengan tidak terbang menghadap arah abu vulkanik dengan berputar 180 derajat sesegera mungkin.