Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Balik Kasus Kepulauan Widi

10 Desember 2022   14:52 Diperbarui: 10 Desember 2022   18:06 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pulau (foto: pixabay.com)

Sebelum menjawabnya, kita pahami kata "jarang' disini yang bukan berarti tidak ada, kenyataan memang mengatakan ada yang sudah membangun pariwisata di daerah atau pulau yang bukan utama.

Kita bisa melihat di barat Indonesia di beberapa.pulau kecil seperti Nikoi dan pulau bawah di kawasan Anambas serta di bagian tengah dan timur Indonesia dengan Sumba, 17pulau begitu pula di 3 gili utara di Lombok dan beberapa lainnya yang sudah terbangun oleh beberapa orang (investor).

Lebih dari itu, kebayakan dari operator operator nya bukan berasal dari penanaman modal dalam negeri, walaupun memang baik PMA itu namun komposisi 60:40 akan jauh lebih baik daripada 51:49 dalam pembangunan pariwisata --- lebih baik lagi bila 100% dalam negeri.

Penyebab dari belum banyaknya orang atau investor karena banyak hal seperti pembangunan fisik yang lebih berbiaya tinggi karena lokasinya yang hanya dapat diakses dengan kapal laut untuk mengangkut material bangunan dan pengadaan kebutuhan supplies (makanan, minuman dan lainnya) untuk mereka dan tamu tamu dan lainnya.

Namun semua ini adalah tantangan yang harus dihadapi dan dicari solusinya dengan melakukan riset, analisis SWOT dan lainnya, jika atol atol di Maldives bisa beroperasi, begitu pula seharusnya di Indonesia yang ukurannya lebih besar dari Maldives.

Membangun pariwisata di pulau pulau kecil dan pesisir juga berarti membangun manusia disekitarnya dengan padat ilmu dan padat karya serta lebih efektif hasilnya jika dibandingkan dengan mengirim tim untuk melakukan penyuluhan maupun pelatihan.

Pelatihan tidak bisa dilakukan hanya sekali atau dua kali kunjungan namun jika dilakukan bersamaan dengan praktek dan bekerja maka hasilnya akan jauh berbeda, penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar akan lebih baik.

Penyebab lainnya bisa terletak dimana investor tidak bisa bertempat tinggal di pulau pulau kecil untuk menjalankan usahanya.

Hal ini sebenarnya sama dengan ketika mereka membuka usaha di daerah lain dimana mereka.juga tidak bisa tinggal disana, namun mereka dapat mengirim karyawannya untuk menjalankan usahanya.

Cara lain adalah dengan mencontoh Bali dimana banyak orang asing tinggal disana sambil menjalankan usahanya walau juga dengan PMA atau dengan "cara" lainnya yang melibatkan WNI.

Dalam pariwisata ada sebuah istilah yang disebut dengan residential tourism dimana wisatawan memutuskan untuk tinggal di sebuah destinasi, bisa hanya dalam periode waktu tertentu (temporary) atau bahkan permanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun