Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenaikkan BBM dan Dampaknya dalam Ilustrasi Penerbangan

22 September 2022   06:33 Diperbarui: 25 September 2022   19:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kilang Minyak (Foto: jpenrose/pixabay.com)

Kenaikkan BBM bila diilustraaikan dengan pesawat dapat menggambarkan dampak kenaikkan tersebut pada kehidupan kita, ini juga menggambarkan semakin sulitnya kita dalam menyisihkan penghasilan untuk liburan berikutnya.

Cara kerja pesawat tidak hanya maju (thrust) dan mundur atau terhambat lajunya (drag) saja seperti mobil , pesawat harus bisa terangkat (lift) dengan dorongan, karena bila tidak ada daya dorong maka pesawat akan terlalu berat menahan berat pesawat dan bebannya (penumpang dan kargo) maka pesawat akan kehilangan daya angkatnya alias keberatan beban (weight/gravity) hingga bisa jatuh karena kehilangan daya angkat.

Pesawat disini diilustrasikan sebagai kehidupan kita dimana thrust dan drag melambangkan jalan kehidupan sedangkan lift dan weight sebagai keadaan hidup yang dihadapi pada waktu kita berada.

Jika ada kenaikan BBM maka beban hidup kita meningkat (lift) namun karena tidak ada daya dorong (thrust) maka pesawat (kehidupan) tidak hanya melambat (drag) tetapi juga beban kehidupan untuk tetap berada diangkasa semakin berat, maka bila itu berlangsung lama maka pesawat akan kehilangan kecepatan dan akhirnya bisa jatuh (weight/gravity).

Ilustrasi 4 Daya dalam Penerbangan (sumber foto : grc.nasa.gov)
Ilustrasi 4 Daya dalam Penerbangan (sumber foto : grc.nasa.gov)

Thrust dalam kehidupan bisa berarti kenaikkan gaji atau juga penghasilan lainnya (bisnis sampingan).

Sedangkan kita adalah pilotnya yang harus tetap berusaha sekeras mungkin agar pesawat tidak terlalu berat dan kehilangan kecepatannya dan akhitnya jatuh, dengan cara mengurangi beban yang pada pesawat kita.

Beban pada pesawat kita tergantung pada status kita sendiri, bila kita sudah menikah dan memiliki anak maka penumpangnya adalah istri dan anak anak kita sedangkan kargonya adalah segala kebutuhan mereka seperti biaya sekolah, makan dan minum dan lainnya.

Bila istri kita juga bekerja maka ada Captain Pilot dan Co Pilot (First Officer) yang harus dapat berkordinasi dengan baik selama penerbangan dengan beban yang berat tersebut.

Namun bila kita belum menikah, pesawat yang kita terbangkan adalah pesawat kargo karena tidak ada penumpangnya, disini kita lebih mudah untuk membuang kargo yang berupa jajan, penyaluran hobi serta biaya yang seharusnya tidak perlu dalam kehidupan.

Pada suatu titik (waypoint) kita merasa sudah tidak bisa mempertahankan pesawat tetap diudara maka daratkan pesawat kita dan menggantinya dengan tipe pesawat yang lebih kecil ukurannya, dalam artian menyederhanakan kehidupan walau mungkin itu juga bisa berarti taraf kehidupan kita menurun.

Kita juga bisa tetap menggunakan pesawat yang sama asalkan jenis bahan bakar nya diganti dengan yang lebih irit, bahan bakar dalam ilustrasi ini adalah pola hidup kita -- jika kita konsumtif maka bisa dikurangi dan jika perlu ditiadakan.

Ilustrasi tersebut hanya dari sisi kehidupan sehari hari, dan jika ada yang memang dapat berlibur karena thrust nya bertambah maka efek  dari kenaikkan BBM masih akan dirasakan saat berada di destinasi wisata.

Beberapa hal yang akan berdampak adalah transportasi baik bila kita menyewa maupun yang sudah termasuk dalam paket wisata yang ditawarkan oleh agen tur kita.

Kemudian bila kita ingin menyeberang ke pulau pulau dengan kapal maka harga sewa ataupun tiketnya akan juga mengalami kenaikkan pastinya.

Ketika saatnya liburan usai maka kita akan kembali berada di pesawat atau kembali ke kehidupan sehari hari yang tetap mengharuskan sang pilot untuk tetap menerbangkan pesawatnya dengan penumpang dan kargonya.

Sedangkan dampaknyan pada pelaku wisata seperti pihak hotel dan restoran mungkin mereka tidak melakukan hal yang sama, namun jika mereka juga melakukan yang sama mungkin peningkatannya tidak sebesar pada  transportasi.

Pihak pengelola pastinya akan melakukan berbagai cara untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamunya, selain itu BBM bukan biaya tetap terbesar mereka seperti pada transportasi.

Dimana keberadaan Pemegang Kekuasaan Kebijakan dalan ilustrasi ini ?

Jawabannya adalah ruang udaranya dimana pesawat kita mengakasa, sedangkan kebijakan mereka adalah cuaca yang adakalanya berupa langit biru tetapi juga adakalanya langit gelap dan turbulensi ataupun headwind (angin dari depan).

Mengendalikan dan mengontrol ruang udara memang tidak mudah dengan semakin banyaknya ruang udara yang terisi oleh pesawat pesawat (penduduk) serta ditambah dengan tantangan lainnya seperti perubahan iklim yang bisa mempengaruhi ruang udara seperti topan badai (perekonomian dunia) dan ancaman pada ruang udara seperti pelanggaran  pelanggaran pada nvigasi udara dan batas wilayah (kriminal dan korupsi), belum lagi bila ada hal lainnya seperti keadaan dimana tertutupnya pandangan pada ruang udara (bencana alam).

Sedangkan cuaca, walaupun bisa diramalkan sebelumnya tidak berarti 100% akurat selain utamanya karena kehendak Tuhan Sang Pencipta yang tidak bisa dilawan, juga bisa karena reaksi dan aksi pemegang kebijakan berakibat pada langkah (kebijakan) nya pun sering terpeleset dan meleset.

Akibatnya banyak pesawat kecil yang tidak lagi mampu mengudara dan parahnya mesinnya pun tidak bisa dihidupkan, begitu pula pesawat turboprop dan jet berukuran sedang.

Bandara semakin banyak terisi dengan pesawat pesawat yang tidak bisa terbang, bagaimana sang pilot bisa melanjutkan penerbangannya (kehidupannya) ?

Dan kini bahan bakar pesawat dianjurkan untuk menggunakan listrik, padahal pesawat listrik nya belum ada yang dioperasikan karena masih dalam uji coba oleh para pengembangnya.

Entah sampai kapan pesawat pesawat ini bisa menyalakan mesinnya dan mengangkasa lagi serta terbang lebih jauh lagi dan lebih banyak lagi destinasi wisata untuk berlibur.

Namun untuk pesawat berbadan lebar bermesin empat mungkin akan berbeda dimana semua tetap dapat mengudara.

Salam Aviasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun