Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cyberspace sebagai Dimensi Baru pada Sistem Pertahanan Negara

17 September 2022   14:52 Diperbarui: 18 September 2022   20:52 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cyberattack (foto :Gerd Altmann/pixabay.com)

Perkembangan teknologi menciptakan dunia baru tak berbentuk bernama dunia maya, walau beda dengan dunia nyata (offline) tetapi segala aspsk kehidupan yang ada pada dunia nyata juga ada di dunia maya dimana salah satu aspek tersebut adalah kejahatan.

Infrastruktur pada dunia nyata yang berupa gedung, jembatan, waduk, jalan raya dan lainnya melambangkan kemajuan perekonomian suatu bangsa.

Akan tetapi dalam peperangan komvensional infrastruktur berupa instalasi militer, depo bahan bakar serta beberapa infrastruktur lain seperti jembatan bisa menjadi target penyeangan sebagai usaha dari satu pihak untuk melemahkan kekuatan lawan serta memotong jalur logistik.

Dalam dunia maya infrastruktur adalah berupa sistem jaringan yang dapat mengatur operasional semua jenis kegiatan manusia seperti bandara, lalu lintas jalan, kereta api, perbankan, bursa saham serta instutusi institusi pemerintahan yang vital seperti intelijen, pertahanan, hukum, dan lainnya.

Infrastruktur pada dunia maya tidak saja berupa sistem jaringan saja tetapi juga bisa merupakan penyimpanan data data dan informasi yang bersifat rahasia dan strategis.

Bila sebuah sistem atau jaringan pada infrastruktu di dunia maya dapat dikuasai oleh pihak lain maka sama saja dengan penguasaan wilayah pada dunia nyata.

Akibatnya terjadi kelumpuhan berbagai kegiatan seperti pelayanan publik dan obyek vital negara yang bisa berupa sistem pertahanan pada lingkar satu pada pemerintahan.

Segala sektor dan industri seperti keuangan, komunikasi dan bahkan kita sebagai perorangan dapat menjadi target dari serangan siber karena semua ini berada pada ruang siber.

Bila diilustrasikan pada bandara maka cyberspace warfare dapat berakibat pihak lain mengontrol pergerakan pesawat baik di udara maupun didarat karena menguasai sistem jaringan navigasi udara dan komunikiasi.


Sedangkan data dan informasi berupa data operasional bandara dan maskapai, skedul penerbangan, data vendor dan lainnya dapat dijadikan amunisi dari senjata untuk menimbulkan efek lainnya dan untuk tujuan dan agenda dari pihak penyerang misalnya dengan penyebaran informasi penting dari sebuah maskapai (information warfare).

Cyberattack pada infrastruktur penerbangan di dunia maya bukanlah tidak pernah terjadi dan belum pernah adanya percobaan baik yang terjadi di darat (bandara) maupun di pesawat ketika mengudara.

Bila kita permah menonton film Die Hard 2 nya Bruce Willis, kita akan mendapat gambaran dampak dari penguasaan kendali navigasi udara dan komunikasi dalam penerbangan.

Serangan pada sektor dan industri lainnya bahkan bisa membawa dampak yang lebih luas lagi contohnya penyerangan pada sistem di sektor swasta seperti pada perbankan dan bursa saham.

Serangan cyber atau cyberattack dapat dilakukan oleh negara ataupun pihak manapun termasuk juga pihak teroris (cyberterrorism) serta yang memiliki tujuan lebih besar cakupannya, tidak hanya satu wilayah tetapi menyeluruh (nasional) dengan menggunakan sumber daya mereka baik yang berada di luar maupun didalam infrastruktur cyberspace tersebut.

Tentu saja ini semua hanya mengulas dari sisi luarnya saja tidak dari sisi dalamnya (teknis penyerangannya seperti spoofing dan DDos (Distributed Denial of service) karena akan lebih mendekatkan kita pada efek dari serangan ini.

Ruang cyber atau cyberspace adalah dimensi baru dari sistem pertahanan sebuah negara yang tidak boleh dipandang sebelah mata ataupun menjadi prioritas kedua dengan hanya mengandalkan klaim pertahanan kita di ruang siber sudah kuat, karena ruang siber bukanlah dimensi yang tanpa pertumbuhan dan perkembangan.

Oleh karena itu juga diperlukan sistem pertahanan yang sama dengan dunia nyata, ini berarti badan atau institusi yang menjadi benteng pertahanan dan intelijen di dunia nyata harus menambah ruang operasinya yang selama ini hanya pada dimensi darat, laut dan udara serta luar angkasa menjadi bertambah satu lagi yaitu cyberspace.

Pihak militer Amerika kini bahkan menjadikan cyberspace sebagai operasi dimensi kelima (fifth dimension operation), ini menandakan Amerika dan militernya melihatnya adanya potensi serangan dari cyberspace pada masa kini dan mendatang.

Kita juga tidak seharusnya hanya menugaskan satu atau dua insititusi saja pada sistem pertahanan di dunia maya ini tetapi juga melibatkan semua institusi lainnya yang berada pada garda terdepan di sistem pertahanan pada dunia nyata (udara, laut dan darat, luar angkasa).

Dan jika perlu menciptakan jabatan baru setingkat menteri layaknya sebagai menteri yang bertugas mengkordinasi semua institusi yang berada pada sistem pertahanan siber.

Negara tidak hanya hadir untuk melindungi rakyatnya di dunia nyata tetapi juga perlu hadir melindungi netizen nya di dunia maya dengan sistem pertahanan pada dimensi baru ini pula terutama pada privacy identitas netizen.

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun