Sedangkan data dan informasi berupa data operasional bandara dan maskapai, skedul penerbangan, data vendor dan lainnya dapat dijadikan amunisi dari senjata untuk menimbulkan efek lainnya dan untuk tujuan dan agenda dari pihak penyerang misalnya dengan penyebaran informasi penting dari sebuah maskapai (information warfare).
Cyberattack pada infrastruktur penerbangan di dunia maya bukanlah tidak pernah terjadi dan belum pernah adanya percobaan baik yang terjadi di darat (bandara) maupun di pesawat ketika mengudara.
Bila kita permah menonton film Die Hard 2 nya Bruce Willis, kita akan mendapat gambaran dampak dari penguasaan kendali navigasi udara dan komunikasi dalam penerbangan.
Serangan pada sektor dan industri lainnya bahkan bisa membawa dampak yang lebih luas lagi contohnya penyerangan pada sistem di sektor swasta seperti pada perbankan dan bursa saham.
Serangan cyber atau cyberattack dapat dilakukan oleh negara ataupun pihak manapun termasuk juga pihak teroris (cyberterrorism) serta yang memiliki tujuan lebih besar cakupannya, tidak hanya satu wilayah tetapi menyeluruh (nasional) dengan menggunakan sumber daya mereka baik yang berada di luar maupun didalam infrastruktur cyberspace tersebut.
Tentu saja ini semua hanya mengulas dari sisi luarnya saja tidak dari sisi dalamnya (teknis penyerangannya seperti spoofing dan DDos (Distributed Denial of service) karena akan lebih mendekatkan kita pada efek dari serangan ini.
Ruang cyber atau cyberspace adalah dimensi baru dari sistem pertahanan sebuah negara yang tidak boleh dipandang sebelah mata ataupun menjadi prioritas kedua dengan hanya mengandalkan klaim pertahanan kita di ruang siber sudah kuat, karena ruang siber bukanlah dimensi yang tanpa pertumbuhan dan perkembangan.
Oleh karena itu juga diperlukan sistem pertahanan yang sama dengan dunia nyata, ini berarti badan atau institusi yang menjadi benteng pertahanan dan intelijen di dunia nyata harus menambah ruang operasinya yang selama ini hanya pada dimensi darat, laut dan udara serta luar angkasa menjadi bertambah satu lagi yaitu cyberspace.
Pihak militer Amerika kini bahkan menjadikan cyberspace sebagai operasi dimensi kelima (fifth dimension operation), ini menandakan Amerika dan militernya melihatnya adanya potensi serangan dari cyberspace pada masa kini dan mendatang.
Kita juga tidak seharusnya hanya menugaskan satu atau dua insititusi saja pada sistem pertahanan di dunia maya ini tetapi juga melibatkan semua institusi lainnya yang berada pada garda terdepan di sistem pertahanan pada dunia nyata (udara, laut dan darat, luar angkasa).
Dan jika perlu menciptakan jabatan baru setingkat menteri layaknya sebagai menteri yang bertugas mengkordinasi semua institusi yang berada pada sistem pertahanan siber.