Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Persaingan Maskapai pada Bandara dan Destinasi Wisata

7 September 2022   02:16 Diperbarui: 7 September 2022   02:23 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persaingan terkadang dilihat sebagai ancaman bukan sebagai peluang atau opporunity (Analisis SWOT), peluang untuk lebih melebarkan sayap usahanya dengan cara menghasilkan produk ataupun layanan yang lebih baik.

Kualitas produk ataupun layanan yang lebih baik tidak dapat tercipta tanpa adanya pembanding pada jenis produk dan layanan yang sama.

Begitu pula persaingan pada maskapai dimana produk utamanya adalah layanan transportasi udara yang tidak terbatas pada mengantarkan pelanggannya dari satu poin ke poin lain saja tetapi pada keseluruhan proses perjalanan (penerbangan) yang mencakup beberapa aspek seperti keselamatan dan kenyamanan.

Sayangnya di beberapa tempat di bumi ini, persaingan adakalnya dilihat sebagai ancaman bagi beberapa pihak yang sudah lebih dahulu berada di usaha maskapai ini, mereka akan selalu menghindari persaingan dengan menggunakan cara cara untuk mempengaruhi pihak regulator ataupun Pemerintah setempat untuk memproteksi usaha mereka.

Pintu pun kemudian tertutup bagi maskapai lain yang ingin masuk menjadi bagian dari pertumbuhan industri penerbangan khususnya niaga berjadwal dan hanya membuka pintu secara "terbatas" kepada hanya grup ataupun perusahaan maskapai tertentu.

Mereka hanya melihat bahwa persaingan pada harga tiket akan membuat pengguna angkutan udara memilih maskapai dengan harga tiket yang lebih rendah tanpa menyadari bahwa pelanggan tidak hanya mencari harga yang lebih rendah saja tetapi juga harga yang lebih menarik.

Mencari harga yang lebih rendah bisa berupa angka pada price tag di lembar pemesanan tetapi kenyamanan dan layanan lainnya hanya dapat didapat setelah selesainya seluruh proses penerbangan mulai dari check-in di bandara keberangkatan hingga turun dari pesawat di bandara tujuan.

Penambahan kursi penerbangan memang bisa mengimbangi permintaan kursi dari pengguna angkutan udara, namun ketersediaan kursi yang disediakan oleh 10 unit pesawat dari satu grup maskapai tidak lah sama dengan ketersediaan kursi dari banyak grup maskapai tidak tersedianya pembeda terutama pada layanan sebagai tolak ukur dari nilai atas uang yang mereka keluarkan.

Jenis maskapai pada Low Carrier Carrier atau maskapai berbiaya rendah serta Full Service Carrier atau maskapai layanan penuh hanya merupakan perluasan produk penerbangan niaga berjadwal dimana satu sama lain tidak dapat dijadikan bahan pembanding.

Perbedaan layanan dapat tercipta karena adanya perbedaan culture dan filosofi dari masing masing grup maskapai dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna angkutan udara, atas dasar ini pula perbedaan harga yang tercipta
bukan atas dasar hasil kesepakatan dari beberapa grup yang menguasai pasar.

Dampak  pada Bandara


Dampak dari persaingan maskapai juga akan berimbas pada pengelola bandara bandara yang dilayani oleh para maskapai karena selain dari penambahan pemasukkan pada pendapatan jasa penumpang dan maskapai, juga akan memberikan peluang kepada bandara untuk menambah jenis layanan dan meningkatkan mutu pelayanannya kepada seluruh maskapai dan pengguna angkutan udara.

Sebagai contoh bila ada maskapai baru yang ingin membangun lounge bagi para penumpang mereka, ini merupakan pemasukkan bagi bandara.dilain sisi juga sebagai penambahan ragam pelayanan lounge di bandara tersebut.

Dan bila pada akhirnya maskapai baru itu menjadikan bandara sebagai hub maskapai mereka maka semakin lebar pula cakupan koneksi penerbangan dari dan ke bandara tersebut.

Dampak  pada Destinasi Wisata


Kehadiran maskapai baru selain akan membuka lapangan pekerjaan, juga membuka peluang usaha seperti kerjasama antara maskapai dengan pengelola hotel untuk kru mereka pada penerbangan tertentu yang memerlukan akomodasi bagi kru pesawatnya.

Ada saatnya pula ketika ada pembatalan penerbangan maskapai tersebut seperti pengiriman suku cadang yang harus menunggu hingga hari berikutnya yang mengakibatkan jadwal keberangkatan pesawat mengalami gangguan sehingga maskapai perlu menyediakan akomodasi kepada pelanggannya.

Dampak lainnya juga bisa sama dengan maskapai maskapai lainnya yang memiliki hotel dalam usahanya, maskapai baru juga ada yang ingin membangun hotelnya sendiri di destinasi wisata tersebut.

Sebagai hasilnya, dampak yang kita lihat disini bukan hanya pada penambahan kursi penerbangan saja tetapi juga penambahan jumlah kamar hotel di destinasi tersebut.

Jika maskapai baru itu merupakan leisure airline yang umumnya menerapkan bundling pricing kepada pelanggannya dimana harga perjalanan sudah termasuk tiket pesawat, hotel, tur dan lainnya maka akan memberikan pemasukan yang tetap dan pasti bagi semua pelaku usaha yang terlibat pada setiap penerbangan yang maskapai lakukan.

Sebuah proteksi memang mungkin dapat bermanfaat untuk memberikan kesempatan pelaku usaha lokal untuk lebih maju namun ketika kesempatan tersebut justru membuat mereka terlena maka pengembangan dan pertumbuhan usaha semakin jauh dari harapan.

Persaingan dapat memberikan "shock therapy" bagi mereka untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa mereka kepada para pengunjung destinasi wisata.

Persaingan juga bisa dijadikan ajang pembenahan layanan yang mungkin selama ini tidak disadari oleh para pelaku usaha baik itu maskapai maupun pelaku usaha lainnya di destinasi wisata.

Jadi sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap persaingan maskapai terlebih bila aturan keselamatan penerbangan dan batasan batasan harga telah ditetapkan dan diberlakukan.

Jika persaingan justru dapat mempercepat laju pertumbuhan penerbangan niaga berjadwal serta melihat dampak positif nya pada bandara dan destinasi wisata,mengapa perlu menganggap persaingan sebagai ancaman dan bukan peluang ?

Ketika langit menyediakan ruang yang luas untuk lalu lintas bagi banyak pesawat dari berbagai maskapai, kenapa justru pintu di darat di tutup ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun