Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Keberadaan Industri Pertahanan pada Sistem Pertahanan

25 Agustus 2022   11:36 Diperbarui: 25 Agustus 2022   11:37 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via Kompas.com

Sistem pertahanan sebuah negara tidak hanya bergantung pada kemampuan personil dan persenjataan yang dimiliki saja melainkan juga bagaimana negara tersebut dapat memproduksi peralatan dan perlengkapan militer yang sesuai dengan kebutuhan.

Kebutuhan disini bukan berarti hanya sebatas kualitas dan kuantitas tetapi juga yang dapat menjawab kebutuhan pihak militer untuk mengatasi jenis ancaman yang potensial di medan operasi dan pertempuran, kebutuhan ini biasanya terangkum dalam persyaratan atau requrement mereka terhadap peralatan dan perlengkapan yang mereka harapkan dapat mampu mendukung operasi dan misi mereka.

Keberadaan industri pertahanan pun akan dibutuhkan untuk menjawab itu, pihak militer membutuhkan mitra untuk melengkapi mereka dengan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah mereka sebagai user atau pengguna bukan hanya sekadar pembeli.

User atau pengguna disini adalah pihak militer baik itu udara, darat maupun laut karena pada dasarnya peralatan dan perlengkapan militer adalah untuk mendukung pihak militer dalam menjalankan operasi dan misi mereka serta menyesuaikan dengan kondisi kondisi pendukung dan hal hal yang berpotensi dapat menghambat operasi dan misi mereka.

Semua hal tersebut kemudian terangkum dalam apa yang dikenal dengan requirement atau persyaratan yang menjadi dasar bagi vendor di industri pertahanan untuk memulai produksinya.

Seluruh pesawat militer Amerika yang beroperasi 100% merupakan jawaban dari persyaratan yang diajukan oleh militer AS dan jika pun ada sesuatu hal yang terjadi, umumnya bukan karena adanya ketidaksesuain antara spesifikasi yang diminta dengan performance nya melainkan pada sisi kualitas dari vendor nya.

Mengapa requirement begitu penting ? karena pihak militer lah yang mengetahui bagaimana mereka bisa menjalankan operasi dan militer nya serta memahami betul akan kondisi dilapangan dengan segala hal baik itu sebagai pendukung maupun penghambat.

Misalnya kondisi landasan pacu di hampir seluruh bandara tidak panjang maka diperlukan pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat pada landasan pendek atau Short Takeoff And Landing (STOL).

Pesawat KF-21 adalah contoh lainnya, pesawat ini merupakan jawaban dari permintaan ROKAF untuk mengganti armada F-5 E/F Tiger II  dan F-4E Phantom II mereka serta melengkapi kekuatan udara mereka bersama F-16 C/D dan F-15K serta F-35 mereka. 

Dalam artian pesawat ini adalah rangkuman para user yang menghendaki pesawat dengan kemampuan dan kapabilitas yang lebih dari F-5 dan F-4E mereka yang sudah tidak lagi dapat menjawab tantangan dan hambatan masa kini yang disesuaikan juga dengan faktor faktor lainnya yang bersifat 'rahasia'.

Jika dari kita ada yang pernah membaca berita tentang tentara kita memenangkan kejuaran menembak, ini tidak hanya karena keahlian menembaknya saja tetapi juga dengan faktor pendukungnya yaitu senjata/pistol buatan industri perrtahanan kita sendiri yang digunakan memang sesuai dengan requirement yang diajukan.

Kenyamanan user dalam menggunakan peralatan dan perlengkapan akan memberikan kemudahan user dalam penggunaannya dimana kemudahan akan berimbas pada tingkat kepercayaan user.

Bila ada faktor yang berpotensi sebagai penghambat pada operasi dan misi maka ini akan dijadikan tantangan bagi vendor untuk memasang feature yang dapat membantu user dalam menghadapi hambatan di medan operasi maupun pertempuran.

Untuk membangun industri pertahanan akan membutuhkan biaya yang memang tidak sedikit terutama pada sisi vendor yang harus membangun pabrik dan fasilitas lainnya seperti riset dan pengembangan.

Dari sisi business practice, walaupun industri pertahanan merupkan business entity juga namun keberadaannya tidak sama.dengan lainnya karena adanya batasan batasan yang sudah ditetapkan negara terlebih bila itu menyangkut produk tempur strategis.

Produk militer mencakup aspek teknologi yang penerapannya adakalanya menjadi salah satu keunggulan sebuah produk militer dari produk sejenis lainnya sehingga teknologi tersebut harus diproteksi, penjualan produk juga tidak bisa dilakukan tanpa adanya persetujuan dari pihak pemerintah.

Sebagai contoh pesawat Lockheed Martin F22 Raptor milik Amerika yang tidak diijinkan untuk dijual kepada negara di luar Amerika termasuk negara negara sekutunya, ini karena terdapat aspek teknologi yang dinilai harus dilindungi.
Walaupun ternyata produksi pesawat ini terlalu mahal serta dalam perkembangannya kini pesawat ini akan dipensiunkan dini khususnya pada unit unit awal, itu menjadi permasalahan lain.

Penentuan requirement tidak dapat terlepas dari  kesalahan walau kecil sekalipun, kekeliriuan dalam melihat potensi ancaman dimasa mendatang serta faktor kejutan dari pihak lain dengan kemampuan untuk memproduksi peralatan dan perlengkapan lebih canggih adalah beberapa contohnya.

Dan ketika hal itu terjadi, walaupun produk sudah memenuhi persyaratan awal namun dengan tingkat dan potensi ancaman meningkat dan tidak diprediksi awal maka produk tersebut tidak lagi dapat meningkatkan kepercayaan di sisi user, mungkin ini juga latar belakang dari penarikan dari penggunan pesawat F-22 generasi awal oleh AU Amerika alias dipensiunkan lebih dini dari ekspektasi masa operasional pesawat tersebut.

Angkatan Udara Amerika juga selalu berpegang teguh pada Keunggulan dan Dominasi Udara (Air Superiority dan Air Dominance), mereka selalu menuntut pesawat tempur yang tidak saja dapat mengeliminasi ancaman di udara tetapi juga di darat sehingga membutuhkan pesawat tempur yang multi peran (multi role) yaitu selain dari pesawat tempur juga pesawat atttack dan light (tactical) bomber.

Beberapa program mereka seperti Air Tactical Fighter (ATF) dan Next Generation Air Dominance (NGAD) merefleksikan kekuatan udara mereka saat ini dan masa mendatang dimana program program ini menghasilkan requirement mereka akan sebuah peralatan dan perlengkapan yang dapat megantarkan mereka kepada kesuksesan program program tersebut.

Analisis dan pengkajian mereka berdasarkan pengalaman mereka dalam keterlibatan peperangan di masa lalu menjadikan mereka mengkonversikan kelemahan menjadi keunggulan yang terlihat pada beberapa kekuatan militer mereka.

Hal ini yang mungkin dapat menjelaskan mengapa mereka tidak lagi memiliki pesawat tactical bomber.seperti dahulu dan hanya memiliki strategic bomber seperti B-52, B-2 dan B-1 mereka.

Sebuah negara membutukan industri pertahanan dimana keberadaannya sama vitalnya dengan peralatan dan perlengkapan militer itu, dan jika dilihat dari sisi produk tempur maka memang ada beberapa kondisi dan keadaan yang harus mentaati segala batasan batasan pada perjanjian dengan pihak pemerintah.

Keberadaannya industri pertahanan bagi pihak militer dan pemerintah sama sama bersifat strategis baik dilihat dari sisi strategisnya maupun dari sisi ekonominya.

Bagaimana dengan Indonesia ? dengan melihat kekuatan militer dan luas wilayah Indonesia maka memang diperlukan industri pertahanan yang tidak hanya dapat melengkapi kekuatan mereka dengan peralatan dan perlengkapan militer yang canggih canggih saja tetapi utamanya yang benar benar sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan baik itu daerah operasi maupun medan pertempuran.

Industri pertahanan kita masih menyediakan ruang luas kepada investor sedangkan pihak militer kita membutuhkan mitra strategis.

Bagaimana ada yang tertarik terjun ke industri pertahanan ?

Referensi : Satu Dua Tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun