Menurut Wikipedia, sampah sampah plastik di samudera berasal dari beberapa negara yaitu Vietnam, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Mesir, Malaysia, China, Nigeria, Bangladesh dan terakhir adalah Indonesia.
Pada tahun 1992 ribuan mainan plastik tersebar di  samudera pasifik setelah kapal yang membawanya terserang badai, ribuan mainan plastik ini kemudian terbawa arus samudera dan walau beberapa berhasil ke darat namun selebihnya menjadi bagian dari sistem arus air laut dunia yang juga sebagai tempat food chain bagi penghuni lautan.
Point Nemo ditemukan oleh Hrvoje Lukatela yang terlahir sebagai pencampuran Kroasia - Kanada dengan menggunakan program komputer geospatial, sedangkan nama Point Nemo diambil dari nama karakter di dua novel yaitu Twenty Thousand Leagues Under the Sea (1870) dan The Mysterious Island (1874) yang ditulis oleh novelis asal Perancis bernama Jules Verne.
Karakter pada dua novel tersebut yaitu Captain Nemo sedangkan kata Nemo dalam bahasa latin berarti No one atau Nobody, dan kemudian merujuk pada titik ini dimana tidak ada satu orang pun disana.
Tempat Pembuangan Sampah Luar Angkasa
Jika kita mengenal Boneyard sebagai tempat perisitrahatan terakhir pesawat maka untuk pesawat luar angkasa adalah Point Nemo ini.
Point Nemo telah dijadikan Tempat Pembuangan Akhir sampah luar angkasa berupa satelit dan pesawat luar angkasa lainnya oleh beberapa negara yang jumlahnya lebih dari 250 benda dibuang dari luar angkasa sejak tahun 1971 termasuk nanti pada tahun 2031 dimana Stasiun Luar Angkasa Internasional akan pensiun.
Ukuran stasiun Luar Angkasa ini sebesar lapangan american football namun dengan berat 450 ton dengan kecepatan yang luar biasa saat menghantam lautan, efeknya akan sangat luar biasa.
Penghuni Point Nemo terberat adalah MIR Space Station milik Rusia dengan berat 130 ton.
Dikhawatirkan dampak polusi akan memburuk di masa mendatang dengan kemungkinan adanya kandungan toxic yang masih melekat di stasiun internasional luar angkasa ini.