Apakah karena pemerannya cantik dan tampan adalah jawaban yang masuk akal. Sehingga mengesampingkan tidak logisnya dari isi atau alur cerita sebuah tontonan video bergenre drama cinta.
Kemujuran selalu berpihak pada orang baik dan rendah hati di cerita video tersebut. Walau sejatinya tidak demikian halnya di kehidupan sehari-hari. Mereka yang sederhana karena kejujuran dan hidup apa adanya, kadang malah kurang beruntung. Baik secara ekonomi atau strata sosial lainnya. Seperti pangkat dan jabatan.Â
Dalam video drama Korea atau Tiongkok jika melihat kritis. Pada mulanya dibuka dengan pemeran utama, memiliki kehidupan dalam kondisi kurang beruntung. Baik itu tokoh pria atau wanita.Â
Digambarkan sederhana, serba kekurangan bahkan miskin. Jikalau pun mendapat peran sebagai orang kaya. Tetap berpura-pura miskin dan kekurangan. Pekerja keras di lapangan bukan kantoran yang sejuk oleh alat pendingin ruangan.Â
Tujuannya tergantung sutradara. Penyamaran guna memperoleh pasangan hidup yang ideal bagi tokoh utama. Dengan menghadirkan lawan jenis yang hidupnya tidak materialistis namun menghargai semua orang apa dan bagaimana status sosialnya.Â
Atau sutradara memberi peran pada tokoh utama yang kaya raya tapi menyamar sebagai orang sederhana. Terkesan polos, lugu dan jujur. Guna memperoleh gambaran nyata tentang kinerja karyawan di perusahaan miliknya.
Salah satu hal menarik, membuat penonton gregetan dimana tokoh utama selalu mendapat penghinaan terus menerus. Tidak segera menunjukkan power atau kekuatan dan kekuasaannya.Â
Inilah kelebihan kemampuan seorang sutradara dalam mengatur alur atau  tempo cerita. Perhatikan, lebih dari setengah masa durasi film atau video. Isinya tentang penghinaan, bully, penindasan, perlakuan tidak menyenangkan dan buruk menimpa  tokoh utama. Namun di bagian akhir, tidak jarang ada kejutan yang merubah nasib tokoh utama.
Maka video atau film di internet atau diputar di televisi, semestinya dapat mengajarkan anda untuk hidup lebih baik. Dengan bersikap rendah hati, tidak suka pamer, menonjolkan kekuasaan, memanfaatkan nepotisme untuk meraih kesuksesan. Tetapi berusaha dengan kerja keras pikiran, Â tangan dan kaki sendiri.Mereka yang tertawa terakhir adalah mereka yang menang.Â